Sebagai seorang ibu muda, kehidupan Claire amatlah sangat monoton, tidak ada yang menonjol. Hari-harinya dilalui untuk merawat dan mengasuh kedua anaknya yang lucu- lucu. Sedangkan suaminya adalah seorang eksekutif di sebuah perusahaan yang bonafit di Surabaya.
Claire adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 25 tahun, ia amat memperhatikan perawatan dan kecantikan tubuhnya, sesuai anjuran dari ibunya sejak ia remaja. Selain memiliki wajah yang cantik dan ditunjang dengan bentuk tubuh yang ramping dan kulit yang putih, Claire amat memperhatikan penampilannya.
la tidak ingin suaminya Theo akan berpaling kepada wanita lain, hanya dengan alasan klasik yaitu kecantikan dan penampilannya sebagai istri. Di rumahnya yang terbilang megah, Claire menghabiskan waktu ikut senam dan kebugaran.
Namun akhir-akhir ini, Theo amat sibuk dengan pekerjaan kantornya, sehingga membutuhkan perhatian dan kerja extra, hampir tidak ada waktu luang bagi Theo untuk bermesraan dan berlibur dengan anak-anaknya. Dengan menanjaknya karir Theo karena dia diangkatnya sebagai manager baru di daerah baru di kawasan timur Indonesia, dengan sendirinya Theo mengajak pindah keluarganya ke daerah itu.
Di daerah baru itu Theo menempati sebuah rumah dinas yang amat megah dan luas. Di rumah dinasnya itu telah tersedia segala perabotan dan kendaraan yang dibutuhkan oleh Theo sekeluarga, juga telah ada seorang pembantu dan tukang kebun yang merangkap satpam di rumah itu.
Seperti bisanya, Theo terus larut dengan kesibukannya dengan kunjungan ke daerah yang merupakan daerah kepulauan itu, dan perjalanannya memakan waktu 1 sampai 2 minggu. Tidak heran jika Claire sering tinggal di rumah dan sangat khawatir akan keselamatan Theo.
Kehidupan rumah tangga mereka yang telah berjalan kurang lebih 5 tahun telah mereka lalui dengan penuh kemesraan dan keserasian, sehingga membuat iri teman-teman Theo. Theo tidak melupakan kehidupan sex dan rutin menjaga kemesraanya dengan Claire.
Tetapi sayangnya, karena pengaruh kehidupan kota yang egois sering membuat kedua pembantunya tersinggung. Bagaimanapun Claire adalah seorang wanita yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga berada dan segala keinginannya selalu didapatkan, begitu juga dengan Theo yang memiliki latar belakang yang sama.
Theo sering menghardik Pak Mamat tukang kebunnya. Pak Mamat adalah tukang kebun di rumah itu telah lama bekerja, tidak pernah ia diremehkan oleh majikannya terdahulu, tidak seperti Theo dan Claire yang sering memandang rendah kepadanya.
Kalau dilihat, usia Pak Mamat seusia orangtua Theo yang telah berumur 70 tahun dan Pak Mamat adalah juga penduduk asli di daerah itu. Masa mudanya Pak Mamat amat ditakuti oleh masyarakat sekitarnya, dulunya ia adalah seorang penjahat dan gembong rampok yang memiliki ilmu yang tinggi dan sudah beberapa kali keluar masuk penjara di daerah itu. Ia juga sering menyetubuhi Wanita yang ada di sekitarnya tak peduli masih perawan ataupun sudah bersuami. Tidak heran hampir seluruh badannya dipenuhi tato.
Suatu hari Theo dan Claire pergi ke sebuah pusat perbelanjaan dan pulangnya ia mendapati Pak Mamat sedang tidur, sehingga pintu pagar rumah itu tidak ada yang membuka. Setelah digedor beberapa kali, akhirnya Pak Mamat bangun. Dengan kasar dan marah-marah, Claire memaki-maki Pak Mamat.
"Dasar tua bangka, malas, apa saja kerja kamu hah..?" sengit Claire yang disaksikan Theo dari atas mobilnya.
"Maaf Nya, saya tertidur, sekali lagi maafkan saya Nya." kata Mamat memohon.
"Cih.." Claire meludahi wajah Mamat lalu berlalu.
"Kamu tak perlu diberi maaf, kamu kerja saya gaji, masa masih malas..?" sahut Claire berlalu dari hadapan Mamat.
Pak Mamat hanya menunduk dan merasakan amat pedih di dadanya dihina dan direndahkan oleh kedua suami istri itu. Lalu timbullah pikiran jahat di dalam hatinya, padahal ia telah lama berusaha untuk selalu berbuat benar dan lurus. Bagaimanapun naluri jahat dalam dirinya kembali muncul, ia akan membalas perlakuan Theo dan Claire itu yang telah kelewatan.
la tahu, Theo sering ke luar kota untuk saat yang lama, sedang Claire tinggal di rumah itu dengan kedua anaknya. la ingin Claire bertekuk lutut minta belas kasihan kepadanya. Bagaimanapun usianya saat ini, ia masih mampu untuk menaklukkan wanita, ditunjang dengan ilmu mistis pemikat wanita yang dimilikinya.
la tahu, Claire pun pada saat-saat tertentu pasti membutuhkan kemesraan dari Theo. Pak Mamat amat berpengalaman dalam soal sex, ia tahu Claire termasuk dalam katagori wanita yang tidak dapat menahan nafsu, apalagi jika sering ditinggal suaminya beberapa hari.
Pada hari itu Theo berangkat ke daerah untuk meninjau proyek yang ia tangani di sebuah pulau yang memakan waktu beberapa hari. Saat itulah yang dinanti-nanti Pak Mamat. Di kamarnya ia telah menyiapkan beberapa sesajen untuk mengadakan ritual memantapkan ajian pemikat wanita yang ia miliki.
Saat itu Claire di kamarnya yang luas yang dilengkapi AC yang bersuhu dingin itu amat kedinginan, gairah nafsunya menghentak-hentak, padahal sebelum berangkat Theo telah menyirami batin Claire dengan beberapa ronde, namun aneh saat itu ia ingin kembali mengulanginya.
Kemudian Claire berjalan ke luar kamarnya, terlihat tubuh mulusnya terbungkus baju tidur sutra yang halus, sehingga lekuk tubuhnya yang indah itu terbentuk. la melihat ke sekeliling ruang rumahnya, semua sudah tidur dan hanya ia yang masih bangun. Ingin rasanya ia bermasturbasi, namun ia sadar tidak akan memuaskannya, Claire berpikir keras untuk meredam nafsunya itu.
Semakin malam hari semakin dingin, dan begitu juga nafsunya ingin disalurkan, namun kepada siapa? Sedang Theo saat ini masih berada di luar kota. Di kamarnya Pak Mamat terus mengadakan ritual ilmu pemikat wanita, ia ingin agar Claire benar-benar datang minta belas kasian kepadanya.
Pak Mamat sudah tidak dapat lagi menahan nafsu dendamnya kepada suami istri tersebut, meskipun selama ini ia sering melihat Claire yang cantik dan menggairahkan itu dalam kamar dan rumahnya, namun Pak Mamat selalu dapat mengatasinya.
Secara lahiriah ia akui Claire amat menggoda gairahnya, namun pikiran itu ia buang jauh-jauh, ia tidak ingin membuat masalah. Sebenarnya dari dulu ia dapat saja memelet Claire dan ia gauli sesukanya, namun karena tindakan Theo dan Claire amat kelewatan, maka ia tidak dapat menahan lagi untuk melakukan itu sekarang.
Kemudian Claire menuruni anak tangga rumahnya dan berjalan ke ruang tamunya. Di luar hari mulai hujan dan diiringi petir. Lalu ia berjalan ke kamar pembantunya Mbok Rum, namun Mbok Rum telah tidur. Kamar Pak Mamat terletak di samping garasi rumah itu. Lalu Claire berjalan ke arah kamar Pak Mamat.
Tiba-tiba pintu kamar Pak Mamat terbuka, saat itu Claire sempat mencium aroma menyan yang dibakar Pak Mamat saat itu. Dalam kamarnya Pak Mamat memanggil Claire dengan suara serak, Pak Mamat saat itu telah tahu bahwa Claire akan mendatanginya. Claire melihat ke dalam kamar itu, ia melihat di kamar itu hanya diterangi lampu 5 watt, sehingga samar-samar ia melihat Pak Mamat duduk bersila di lantai kamar.
"Claire.., masuk..! Duduklah Claire..!" kata Pak Mamat serak.
Lalu Claire berjongkok dan duduk di atas karpet merah yang telah disediakan Pak Mamat. Sambil komat kamit, Pak Mamat memerintahkan Claire untuk memandang matanya.
"Nah, pandanglah mata saya Claire..!" kata Mamat lagi.
Inilah kesalahan fatal bagi Claire, ia menatap mata Pak Mamat.
Lalu Pak Mamat yang saat itu hanya mengenakan sarung, berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk menguncinya dari dalam. Claire yang telah terpaku oleh pengaruh Pak Mamat hanya duduk diam, nafasnya nampak naik turun karena gairah nafsunya amat menghentak-hentak kepalanya. Dari baju tidur sutra tipis itu tampak kulit tubuh Claire yang amat menggoda selain akibat dari warna lampu 5 watt yang juga mempengaruhi kecantikan Claire.
Pak Mamat lalu berjalan ke arah belakang badan Claire. Tangannya langsung meraih jemari Claire. Sambil memeluk dari belakang, ia menciumi tengkuk yang berbulu halus itu dengan syahdu. Mata Claire hanya merem melek menikmati sentuhan Pak Mamat yang nota bene adalah pembantunya itu. Selama ia berada di daerah itu, ia belum sekali pun menginjakkan kakinya ke kamar Pak Mamat, namun karena pengaruh pelet dari Pak Mamat membuat ia mendatangi kamar itu.
Masih dari belakang tubuh Claire, Pak Mamat lalu meraih kedua payudara Claire yang terbungkus baju tidur itu. Tangan Pak Mamat meremas dan memilin bukit ranum itu. Lalu mulutnya ia gesekkan ke depan dan dikulumnya bibir Claire yang merah jambu itu. Di bibir itu Pak Mamat mencari-cari lidah Claire, dengan napasnya ia menghirup lidah Claire hingga ia merasa sesak napas.
Tangan Pak Mamat tidak mau kalah, dari dada Claire tangan itu terus turun ke paha dan terus bergeser ke arah pangkal paha Claire. Baju tidur itu ia singkapkan sehingga paha mulus itu jelas, dan Claire masih memakai celana dalam putih tipis. Jari Pak Mamat lalu bermain di dalam rongga kemaluan Claire dan mengorek isi vaginanya.
Masih di atas karpet merah itu, terlihat sangat kontras sekali tubuh putih mulus Claire yang mengenakan baju sutra tipis itu duduk bersila. Lalu Mamat membuka kedua tali yang menahan baju itu dari bahu Claire, sehingga baju itu terlepas ke bawah dan terpampang bahu putih serta payudara yang masih tertutup BH 34C milik Claire. Baju itu ia turunkan terus dan lalu tali BH itu ia buka pengaitnya dari belakang, sehingga kedua bukit salju itu terlihat jelas.
Dengan mulutnya, kedua puting berwarna merah jambu pada bukit indah itu dijilat inci demi inci oleh Pak Mamat dengan rakus. Sesekali ia gigit dengan lembut, sehingga menambah kenikmatan dan sensasi tersendiri bagi Claire.
Dari mulut Claire hanya terdengar dengusan kenikmatan ingin permainan itu diteruskan cepat- cepat oleh Pak Mamat. Pak Mamat yang telah berpengalaman itu pun tahu titik kelemahan Claire, ia terus memancing setiap inci dari tubuh Claire dengan lidahnya.
Lalu Pak Mamat membuka celana dalam Claire, dan terlihat liang kenikmatan Claire yang masih rapat itu. Meskipun Claire telah melahirkan, namun liang vaginanya masih rapat, itu karena saat melahirkan ia melakukan bedah caesar, sehingga tidak mempengaruhi bentuk vaginanya. Ia juga rajin olah kebugaran hingga perutnya tetap rata.
Lalu Pak Mamat menggeser mulutnya ke bawah pusar Claire dan berhenti di lubang yang ditutup oleh bulu halus terawat itu. Lubang vagina Claire diobok- obok dengan lidahnya sehingga mengeluarkan bau yang khas yang memancing gairah Pak Mamat.
Kemudian Pak Mamat mengambil posisi membelakangi Claire dan ia mengarahkan penisnya yang panjang seperti pisang Flores itu ke mulut Claire. Di bibir Claire penis itu masuk. Claire menerima kepala penis itu dan mengulumnya hingga tuntas dan terus dikocok hingga kepala penis yang telah lama tidak dipakai itu menghitam dan memuntahkan larvanya karena dikocok oleh mulut Claire selama 25 menit.
Sempat Claire menelan sperma Pak Mamat dan ia terus menjilati kepala baja hitam itu. Pak Mamat pun terus memanjakan lubang vagina Claire berulang- ulang, ia tidak perduli Claire telah beberapa kali orgasme dengan adanya lonjakan-lonjakan panjang pada tubuh Claire.
Tidak lama Pak Mamat merubah posisinya, ia saat itu berhadap-hadapan dengan Claire yang masih terbaring di atas karpet tebal kamar itu. Dengan tangannya Pak Mamat memasuki lubang Claire, ia mengorek terus kemaluan Claire. Claire hanya meregang menahan geli dan nafsu, sedang tubuh putih mulus itu telah basah bersimbah keringat karena permainan permulaan itu.
Ketika Pak Mamat merasa yakin kalau Claire telah terbangkitkan nafsunya, lalu ia membuka kedua kaki Claire dan meletakkan bantal. Ia tidak ingin penetrasi yang diinginkannya itu gagal, ia telah lama memimpikan saat ini. Sesekali tangannya meraih payudara yang mulai tegak memerah itu.
Kepala Claire hanya menggeleng-geleng dan menarik kepalanya menahan nikmat yang menjalari lubang kewanitaanya. Lalu Pak Mamat membuka kaki Claire dan lubang itu jelas terlihat, ia mengangkangkan kaki Claire dan penis yang telah tegak menghitam itu terarah ke lubang vagina Claire.
Saat baru saja kepala baja itu masuk, ada rasa nyeri pada diri Claire.
"Aauu..! Sakitt Pak..!" kata Claire.
"Diam dulu Claire.., hanya sebentar..!" kata Pak Mamat.
Lalu Mamat mendorong seluruh batang kejantanannya masuk ke dalam lubang kewanitaan Claire. la menggenjot terus tanpa menghiraukan keluhan dan rasa nyeri pada lubang Claire, namun Claire menuruti setiap gerakan Pak Mamat yang maju mundur dalam lubang vagina itu.
Keringat kembali membasahi tubuh kedua mahkluk berlainan suku itu. Di antara kedua kaki Claire tampak kaki Pak Mamat terus bertumpu menahan gerakan pinggulnya yang maju mundur. Kedua kaki Claire terus menerjang ke kiri dan kanan, ia merasakan kenikmatan yang amat dalam, sementara kedua tangan Claire mencari-cari pegangan. Lalu ia bertumpu pada bahu Pak Mamat, ia sempat mencengkram bahu Pak Mamat karena merasakan nikmat yang tidak terhingga.
Gerakan penis Pak Mamat terus mengaduk-aduk lubang kewanitaan Claire, maju mundur. Meskipun telah berusia senja, Pak Mamat masih memiliki kemampuan untuk berhubungan sex dengan wanita, tenaganya tidak kalah dengan Theo. Di dalam kepala Pak Mamat saat itu adalah terus menggenjot Claire hingga Claire beberapa kali orgasme. la amat sakit hati diperlakukan Claire dan Theo, dengan cara itulah ia membalasnya.
Claire terus digenjot Pak Mamat, tulang berulangnya serasa dilolosi Pak Mamat. Permainan sex itu telah berlangsung 40 menit, namun Pak Mamat belum juga memuntahkan maninya, ia terus melakukan gerakan berputar-putar pada saat penisnya masih dalam lubang Claire.
Lalu ia memegang kedua tangan Claire, dan mulutnya terus berada di atas puting susu Claire. Pada akhirnya, setelah 55 menit ia menggenjot, barulah mani Pak Mamat tumpah di dalam lubang vagina Claire sebanyak-banyaknya, sedang penis besar itu masih terus tertanam di dalam lubang kemaluan Claire.
Claire amat puas, belum pernah rasanya ia merasakan kepuasan yang seperti itu selama ia berhubungan sex dengan Theo. Namun belum apa- apa dibanding PakMamat. Pak Mamat amat pandai mengatur tempo permainan, sedang Theo yang juga memiliki segudang cara dalam bersenggama tetap jauh tertinggal dari Pak Mamat ini.
Menjelang pagi Pak Mamat terus mempermainkan nafsu dan gairah Claire sampai 5 kali. Saat itu cuaca pun amat berpihak pada Pak Mamat, selain hujan badai di luar rumah, pembantu dan anak Claire tidak terbangun, inilah yang amat menggembirakan Pak Mamat.
Setelah subuh barulah Claire bangun dari karpet itu dan kembali memakai celana dalam dan BH-nya, lalu ia pasangkan baju tidurnya tadi. Terlihat keletihan yang mendalam pada wajah Claire. Ia keluar dari kamar Pak Mamat dan naik ke kamarnya di lantai atas, lalu ia membersihkan badan dan mandi, masih ada sisa-sisa sperma Pak Mamat pada bibir dan pada kedua pahanya.
Sejak saat itu hubungan Claire dan Pak Mamat semakin intim saat Theo tidak ada di rumah. Mereka berdua terus mengayuh biduk kemesraan di kamar Pak Mamat atau di ranjang Claire dan Theo. Pak Mamat selalu melakukan 'aji penglimunan', sehingga seluruh penghuni rumah itu tertidur kecuali Claire dan dirinya.
Pak Mamat pun jika sedang berhasrat untuk melakukan hubungan sex akan memanggil Claire dengan ilmu pemikat wanita-nya. Pernah saat Theo sedang ada di rumah, sedangkan gairahnya menghentak-hentak, maka dengan melafazkan mantra pemikat wanita-nya, Claire datang ke kamarnya, dan saat itu ia menuntaskan nafsunya ke tubuh Claire.
Bagaimanapun saat itu Claire ada dalam gengaman pelet pemikat wanita-nya dan ia pun tidak menginginkan perkawinan Claire dan Theo hancur, maka Pak Mamat pandai-pandai mengatur saat-saat kebersamaannya dengan Claire. Claire pun menurut kepada perintah Pak Mamat. Pak Mamat amat menjaga rahasia ini.
Sejak itu pun setiap atau apapun keinginan Pak Mamat baik tubuh atau segi keuangan selalu terpenuhi, ia tinggal meminta kepada Claire dengan ilmu pemikat wanita-nya. Pak Mamat saat itu memang sudah uzur, namun ia amat pandai mengatur siasat untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Claire pun terus melayani Theo suaminya sebagai mana biasa, tidak ada keganjilan yang ditangkap Theo.
Pak Mamat mengetahui Claire tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet pemikat wanita- nya, Theo pun secara tidak langsung telah masuk ke dalam genggamannya. Secara logika Pak Mamat memanglah seorang pria yang dilahirkan dengan kemampuan sex yang luar biasa, saat jadi penjahat dulu tidak sedikit wanita baik-baik dan pelacur yang digaulinya.
Hingga saat ini pun Claire masih terus digauli Pak Mamat sesukanya dengan ilmu pemikat wanita-nya, tidak memandang tempat dan waktu, yang pasti adalah ketika Theo tidak di rumah.
TAMAT….
Share this novel