---
[Scene: Depan rumah Rayan. Motor Nana berhenti pelan, Rayan turun dengan hati-hati karena lengannya masih dibalut. Lampu depan rumah menyala redup. Malam makin sunyi.]
Rayan: (berdiri di samping motor, menatap Nana)
Makasih ya... udah anterin gue, udah nemenin, udah... bikin gue ngerasa tenang malam ini.
Nana: (angkat alis, pura-pura cuek)
Apaan sih, ngomongnya kayak mau pamit ke alam lain aja.
Rayan: (ketawa kecil)
Gue serius, Na. Gak nyangka... gue bisa ketemu orang kayak lo di hidup gue. Berisik, galak, tapi ternyata bikin gue ngerasa... aman.
Nana: (mendengus, lalu senyum kecil)
Iya sama-sama. Lo juga… istirahat yang banyak. Jangan keluyuran. Cepat sembuh.
Rayan: (angguk pelan)
Siap, bos. Gue nurut, janji.
[Rayan sempat diam sejenak, lalu angkat tangan pelan, melambai ke Nana.]
Rayan:
Duluan ya...
Nana: (balas lambaian sambil senyum tipis)
Masuk sana.dinginn ini
[Rayan tersenyum, lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Pintu tertutup perlahan. Nana diam di atas motor, menatap pintu beberapa detik, lalu tarik napas panjang sebelum berbalik dan pergi.]
---
Share this novel