9

Humor Series 34

---

[Scene: Masih duduk berdua di bangku kayu, suara ombak jadi latar. Udara malam mulai lebih dingin, tapi suasana hati mereka justru mulai hangat. Nana menatap Rayan serius, tapi ada rasa sayang tersembunyi di balik nada suaranya.]

Nana:
Ray...

Rayan:
Hm?

Nana:
Gue mau kamu janji satu hal.

Rayan: (miringin kepala, penasaran)
Apa tuh?

Nana:
Please... jangan sering berantem lagi.

[Rayan terdiam. Ekspresinya gak lagi santai atau bercanda.]

Nana: (lanjut, nada lebih lembut)
Gue... gue khawatir, tahu nggak? Tiap kali kamu muncul dengan luka baru, gue makin takut. Takut suatu hari kamu datang... dalam keadaan lebih parah.

Rayan: (tatap Nana dalam)
Na…

Nana:
Lo boleh usil, boleh nyebelin, boleh ngomong yang bikin gue pengen gampar. Tapi jangan sampai kamu bikin gue harus nunggu kamu sambil cemas, mikir kamu ada di mana... atau masih selamat atau enggak.

[Beberapa detik hening. Angin meniup pelan rambut mereka. Rayan buka suara, kali ini tanpa senyum nakal di bibirnya.]

Rayan:
Gue janji.

Nana:
Serius, Ray.

Rayan:
Gue serius. Demi lo... gue bakal belajar tahan diri. Berhenti nyari ribut. Gue gak mau bikin lo khawatir lagi.

[Nana mengangguk pelan. Tapi matanya berkaca, walau cepat dia alihkan pandangannya ke laut lagi.]

Rayan: (pelan)
Baru kali ini ada orang yang nyuruh gue berhenti berantem... bukan karena malu, tapi karena takut kehilangan.

[Nana gak jawab. Tapi senyumnya cukup jadi jawaban.]

---

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience