11

Humor Series 34

---

[Scene: Kafe tempat Nana kerja. Pagi masih muda, tapi suasana di hati Nana terasa berat. Dia berdiri di balik meja kasir, matanya terus melirik ke arah pintu.]

[Setiap kali pintu terbuka karena pelanggan baru masuk, Nana langsung menoleh cepat. Tapi bukan Rayan. Lagi-lagi bukan dia.]

Nana: (gumam dalam hati)
Kemana sih anak itu? Biasanya jam segini udah nongol... minimal buat gangguin gue.

[Nana pura-pura sibuk menyusun gelas, tapi tatapannya kosong. Sesekali dia melirik layar ponsel, berharap ada pesan. Tapi layar tetap gelap.]

[Rekan kerja Nana, Han, mendekat.]

Han:
Na, lo nungguin siapa sih dari tadi? Udah kayak detektif jagain pintu.

Nana: (cepat menghindar)
Enggak... enggak siapa-siapa. Biasa aja.

Han:
Iya, biasa banget... sampai liat pintu udah kayak liat mantan.
(ketawa kecil)

[Nana gak ikut tertawa. Dia kembali melirik ke pintu, lalu tiba-tiba memegang dadanya sendiri. Jantungnya berdetak cepat.]

Nana: (bisik pelan)
Kenapa sih... perasaan gue gak enak dari tadi?

---

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience