Bab 6 – Pengejaran dan Rahasia Laut Dalam
Kabut pagi masih tebal menyelimuti Selat Melaka dan gelombang bergerak tidak menentu. Ombak yang menghantam lambung kapal Amir membuat dek bergoyang hebat dan air asin menetes ke wajah kru. Lampu sorot drone memotong kabut dan menari di permukaan air yang berkilau seperti kaca pecah. Setiap gerakan kapal terasa berat dan berisiko.
Amir berdiri di dek, matanya menelusuri horizon dan arus laut. Farah memantau layar drone dengan ketegangan terlihat di wajahnya. Haziq menggenggam rel besi, otot-ototnya tegang menahan tubuh agar tidak terpental saat ombak menghantam.
“Amir, kapal hantu itu bergerak mengikuti kita,” ucap Farah sambil menunjuk bayangan di horizon yang samar. “Mereka tampaknya tahu ke mana kita akan pergi.”
Amir mengangguk, menelan ludah. Ia sadar mereka tidak hanya menghadapi musuh biasa tetapi seseorang yang sangat mengenal jalur Flor de la Mar. “Kita harus tetap tenang. Jangan beri mereka celah untuk membaca gerakan kita,” ucapnya tegas sambil menatap setiap kru satu per satu.
Haziq menatap ombak. “Arus di sini lebih liar dari biasanya. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa terseret ke jurang bawah laut yang dalam.”
Farah menyalakan drone kedua yang lebih kecil dan cepat. Mereka memutuskan untuk membagi drone menjadi dua arah. Satu memantau jalur keluar dari gua rahasia yang baru ditemukan, satu lagi memata-matai kapal musuh. Drone itu menembus gelapnya laut dan menimbulkan pusaran kecil yang mengganggu arah gerak musuh.
Tiba-tiba sonar drone menangkap sosok asing muncul dari kedalaman. Ia bergerak cepat, seperti mengetahui semua strategi mereka. Farah menargetkan sosok itu, tetapi penyelam itu menghilang sebelum drone dapat memotret wajahnya. Sosok itu muncul kembali beberapa meter di depan mereka dan mengacaukan jalur penyelaman.
Amir memberi perintah cepat. “Hentikan jalur biasa. Kita masuk ke terowongan bawah laut yang lebih dalam dan sempit. Jangan ada yang tertinggal.”
Kru bergerak cepat mengikuti jalur yang ditunjukkan oleh drone. Terowongan itu sempit dan arus kuat mendorong tubuh mereka ke sisi karang. Lampu sorot menembus kegelapan dan memantul di dinding terowongan yang kasar. Suara tetesan air bergema dan menimbulkan nuansa misterius seperti lorong waktu.
Farah memimpin barisan, drone di sisinya memantau setiap pusaran dan perubahan arus. Haziq membawa peralatan cadangan dan senjata jarak dekat. Amir menutup barisan sambil memastikan setiap orang selamat dan peti artefak tetap aman.
Namun ketegangan meningkat saat Farah menyadari peralatan drone mulai bergerak aneh. Sensor menunjukkan arus tidak normal dan artefak bergeser sendiri. Amir segera menoleh dan menangkap gerakan salah satu kru yang tampak loyal diam-diam menarik peti ke sisi lain gua. Pengkhianatan dari dalam tim membuat darah Amir mendidih.
Sementara itu, penyelam misterius melesat ke arah artefak. Farah menggunakan drone untuk membuat pusaran yang menahan gerakan penyelam itu. Haziq menahan napas sambil bersiap menghadang jika terjadi kontak fisik. Sosok berjubah putih muncul lagi. Ia tidak menyerang tetapi aura yang terpancar membuat musuh panik. Keheningan sejenak terasa tegang hingga air berputar di sekitar terowongan, memecah ketegangan itu.
Kru Amir melakukan manuver hit-and-run. Arus bawah laut mendorong mereka ke sisi lain gua dan membuat perjalanan semakin menegangkan. Farah menyalakan lampu sorot sambil memantau jalur keluar. Amir memastikan setiap orang selamat dan artefak tidak jatuh ke tangan musuh.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti jam, mereka mencapai permukaan laut. Ombak masih ganas, kabut tetap tebal, dan napas lega mengisi setiap dada kru. Amir menatap artefak dan dokumen, menyadari bahwa pengkhianatan internal meninggalkan rasa curiga yang dalam.
Farah menunduk dan berkata, “Kita hampir kehilangan semuanya dan orang yang mengkhianati kita ia sudah tahu jalur ke harta berikutnya.”
Amir menulis di jurnalnya dengan tangan gemetar, kata-kata keluar perlahan tapi tegas. “Flor de la Mar bukan sekadar kapal dan harta. Ini teka-teki yang menuntut keberanian kecerdikan dan ketahanan. Sosok berjubah putih bukan sekadar pengawas ia menilai niat setiap manusia. Pengkhianatan bisa datang dari siapa saja bahkan dari mereka yang paling kita percayai.”
Haziq menatap laut gelap. “Mereka pasti akan kembali. Kita harus siap.” Amir menelan ludah dan mengangguk. Di kejauhan, bayangan sosok berjubah putih muncul lagi di permukaan kapal hantu yang meniru Flor de la Mar. Sosok itu menatap mereka dari jauh, memberi kode bahwa harta berikutnya jauh lebih berbahaya dan penuh misteri.
Amir memerintahkan kru menyiapkan kapal untuk melanjutkan perjalanan. Mereka harus cepat meninggalkan lokasi sebelum musuh kembali dengan kekuatan penuh. Ombak yang tinggi dan angin yang berdesir menambah tekanan. Drone bergerak di permukaan air menciptakan cahaya berkelap-kelip yang memantul ke kabut tebal.
Saat kapal mulai bergerak, suara aneh terdengar dari kedalaman laut. Farah menoleh ke layar drone dan melihat bayangan besar muncul di bawah kapal. Ia menahan napas. “Itu… bukan kapal biasa. Sesuatu mengikuti kita dari bawah.”
Amir menatap permukaan air gelap dan menyadari bahwa bahaya belum berakhir. Sosok berjubah putih masih menatap dari kejauhan seakan menilai kemampuan mereka. Ombak dan angin menciptakan suara bisikan seolah memberitahu bahwa laut menyimpan rahasia lebih dalam daripada yang mereka bayangkan.
Kru menyiapkan jalur navigasi untuk menuju lokasi harta berikutnya. Setiap langkah harus diperhitungkan karena pengkhianatan internal membuat kepercayaan antar anggota tim terguncang. Farah menyalakan drone kedua untuk memantau jalur bawah laut yang lebih panjang dan kompleks.
Haziq memeriksa senjata dan peralatan cadangan sambil tetap menatap horizon. Amir menatap artefak dan dokumen yang mereka bawa. Ia tahu setiap penemuan membuka misteri baru. Sosok berjubah putih muncul lagi di kejauhan dan menimbulkan rasa tegang yang sulit dijelaskan.
Malam itu, mereka mempersiapkan strategi untuk menyelam di jalur baru. Ombak masih ganas dan kabut tebal, tetapi mereka tahu satu hal: petualangan ini baru dimulai dan setiap langkah akan diuji dengan keberanian dan kecerdikan.
---
Share this novel