BAB 5

Action Completed 881

Di kampus. Ainnur membisu. Sikapnya tak bersahabat. Gelagat itu jelas sekali menunjukkan bahwa dia sedang marah padaku. Aku biarkan hingga dengan sendirinya ia sudi berbicara. Malam itu, saat acara pentas seni di kampus. Aku meminta Ainnur berkata jujur, salahku apa padanya. Dia tak berdalih. Bibirnya lengket penuh dengan perekat. Telinganya disumbat rapat-rapat. Matanya dibalut warna pekat. Dia tidak mendengarku. Tidak melihatku. Tidak berbicara padaku. Dia mematung. Membisu.

Hingga akhir semester dia mau membuka hatinya. Dia memakiku dalam sunyinya malam. Dia menangis dalam derasnya hujan. Dia menjerit dalam lengangnya sang tabir yang telah lama pecah oleh perasaan. Perasaan dua insan yang selama ini hanya terpendam. Tak ada yang berani mengungkap. Tak ada yang berani berkata.

“Kalau kau butuh uang, bicara Fahri. Bicara….!” Ainnur menjerit. Ia berteriak seakan sesalnya begitu dalam, menangis. Aku hanya boleh diam.

“Kau tahu aku mencintaimu. Aku tahu kau mencintaiku. Meski kita saling diam. Tapi perasaan ini tidak boleh dibungkam. Kau mengerti kan?” Ainnur semakin menangis. Aku masih diam. Kami basah dalam derasnya hujan. Di tengah sebuah jalan. Yang sepi tak bertuan.

“Ka-kau. Kau benar-benar membuatku kecewa, Fahri. Aku tahu kau orang yang taat. Patuh pada Tuhan. Tapi kenapa kau lakukan hal itu, Fahri?! Kenapaaa?!” lagi lagi Ainnur berteriak. Tangisnya semakin pecah. Bahkan suara halilintar tak sanggup menyaingi suara tinggi gadis keturunan kiyai itu. Ainnur memukul dadaku. Dia melampiaskan semua marahnya padaku. Aku diam. Kubiarkan gadis yang sangat aku sayangi itu reda dengan sendirinya.

“Ma-maafakan aku, Ainnur . Aku bukan lelaki yang pantas untukmu. Aku jalang. Sedangkan engkau orang terpandang. Mungkin, aku memang hadir dimuka bumi ini bukan untuk jadi teman hidupmu. Kita bukan berjodoh. Aku kira ada lelaki lain yang jauh lebih terhormat yang lebih cocok untukmu. Dan itu, bukan aku…” lirihku lalu pergi meninggalkannya. Ainnur sesengukan. Aku menangis dalam langkah gontai ini. Menyusuri rintik hujan yang semakin terasa sakit menjahit kulitku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience