BAB 6

Action Completed 881

Pagi itu Makcik Hasmia datang kerumahku. Ia mengamuk dan mengumpat hingga beberapa ibu-ibu tetatak u mendengar amarahnya yang menggelegar. Bisik-bisik tetangga menyebar. Begitu mereka tahu aku adalah salah satu lelaki yang bekerja pada seorang germo.

“Tak tahu diuntung. Habis manis sepah dibuang. Kalau bukan kerana aku, mana boleh kau mengobati adikmu yang penyakitan itu. Mikir tak sih kamu itu?” teriak Makcik Hasmia di depan wajahku.

“Terus, sekarang mau Makcik apa?” kataku lirih.

“Hah?! Kamu tanya mau aku apa? Cih. Tolol kamu ya, Fahri. Aku mau kau tetap menemui customerku. Enak saja kau menghilang seminggu ini. Kau pikir itu bisnismu. Seenak jidatmu datang dan pergi begitu saja?! Nanti malam, ada yang ingin menemuimu. Dia bayar fee kamu lima juta. Kamu harus datang…” kelakar Makcik Hasmia sambil berlalu.

“Ta-tapi, Makcik . Saya tak boleh …” Makcik Hasmia keburu meninggalkanku.

Malam yang yang dinantikan tiba. Aku merasa tidak harus datang lagi ke tempat itu. Meski aku belum pernah sekalipun menjamah salah satu customer Makcik Hasmia . Tapi, aku tidak boleh terus-terusan menghindar. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti terjatuh juga.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience