BAB 8

Action Completed 881

Ditepi sebuah trotoar. Seorang gadis kecil duduk terpaku menatap tubuh seorang lelaki yang telah terbujur kaku. Lelaki itu tersenyum meski wajahnya tak lagi merah. Wajah tampannya membiaskan rona berseri meski matanya terpejam. Gadis itu terus menangis. Dia menyadari kakaknya telah mati. Dia menangis bukan kerana hidupnya akan sengsara nanti. Melainkan ia telah kehilangan orang-orang yang telah dicintainya selama ini. Gadis itu juga menangis kerana cita-citanya membalas budi belum tercapai. Dia sangat sayang pada kakaknya, sayang sekali.

Dulu, saat dia sakit, kakaknya itu adalah satu-satunya orang yang setiap waktu hadir menemaninya. Menyuapinya makanan. Teliti mengecek label obat. Hingga kakaknya tidak kuliah hanya demi menungguinya di Rumah Sakit. Tidak bekerja hanya untuk menjaganya. Gadis itu menangis terisak-isak. Malam masih sepi. Tak ada manusia yang melintas. Hanya hujan yang menetes. Langit menangis.

Gadis itu mencabut sebuah belati yang menancap dilambung kakaknya. Setelah memastikan orang yang melakukan hal itu telah lari entah kemana. Gadis itu menyimpan belati kedalam balik bajunya. Gadis itu masih menangis. Tapi kini dia tersenyum. Ketika darah yang mengucur dari perut kakaknya, kini berbau wangi. Lebih wangi dari minyak kasturi.

“Dia kakakku, manusia setengah malaikat. Kalau aku tidak keliru…” lirih gadis itu memangis.

Hujan turun semakin deras. Gadis itu mendekap erat tubuh kaku kakaknya tercinta. Menunggu matahari tersenyum menyambut pagi. Gadis itu tetap mendekap. Dia bernyanyi seperti nyanyian yang dulu kakaknya sering nyanyikan. Dia berdoa seperti dulu kakaknya berdoa. Gadis itu menatap langit perlahan. Titik-titik hujan deras terasa menimpa wajah bersihnya. Wajah gadis itu pias. Dia diam terpaku. Tetap mendekap kakaknya yang telah kaku. Kalau dia tidak keliru.

Malam. Ada sebuah kisah yang begitu menyakitkan. Ada segelintir cerita yang begitu perih menyedihkan. Ada segores harapan kecil dalam kenistanaan. Ada doa suci dalam dosa-dosa malam. Malam. Kau begitu temaram.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience