Lust Night

Young Adult Completed 5975

Hari sudah larut malam. Victor membawa Elise pulang ke rumah mengendarai mobil setelah mereka semalaman jalan-jalan berdua.

Victor tersenyum puas saat melihat Elise yang tampak bahagia sepanjang perjalanan pulang. Hatinya berdegup kencang saat membayangkan apa yang akan terjadi malam itu.

Sesampainya di rumah, Victor mengajak Elise masuk ke dalam dan menuju ke ruang keluarga.

"Elise bahagia ya hari ini?" tanya Victor dengan nada lembut.

Elise mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, ayah. Thanks udah ajak Elise makan di restoran mewah dan jalan-jalan di sepanjang kanal."

Victor merasa semakin tergoda dengan senyum manis Elise. "Emm.. Elise, udah lama kita gak habiskan waktu berdua kayak gini, ya?" ucapnya pelan sambil memandang Elise dengan tatapan penuh hasrat.

Elise agak terkejut dengan kata-kata ayahnya, tapi dia mencoba untuk tidak menunjukkan kecemasannya. "Iya, ayah. Udah lama banget."

"Kamu tau, Elise," ucap Victor sambil mendekat ke arah putrinya, "Ayah rindu. Ayah rindu semua yang terjadi minggu lalu."

Elise merasa jantungnya berdetak lebih kencang. Dia tidak tahu harus berkata apa. "Ayah, maksudnya?" tanya Elise.

"Kamu tahu, Elise. Ayah tahu kamu juga merindukannya," kata Victor sambil merangkul Elise. "Ayah pengen kita gitu lagi, Elise. Ayah pengen buktiin betapa ayah cinta sama Elise."

Elise merasa sangat takut. Dia tahu ini salah, tapi dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia mencoba untuk menjauh dari pelukan ayahnya, tapi Victor semakin erat memeluknya.

"Jangan takut, Elise. Ayah gak bakal sekasar pas pertama kok, kali ini ayah mau main lebih lembut," kata Victor sambil mencium leher Elise.

Elise merasa mual dan ingin muntah. Dia tidak ingin ini terjadi lagi. Dia berusaha untuk melepaskan diri dari ayahnya dan melarikan diri. "Ayah, jangan! Ini salah! Aku gak mau!" teriak Elise sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan ayahnya.

Elise mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. "Sekali lagi aja, besok-besok jangan mau lagi," gumamnya dalam hati.

Victor membawa Elise ke kamarnya. Dia menutup pintu kamar rapat-rapat dan langsung meraih tangan Elise, menariknya ke dekatnya.

"Kamu tau ayah rundu desahanmu, Elise," kata Victor seraya membelai rambut putrinya.

Elise merasa campur aduk. Di satu sisi, dia merindukan ayahnya juga, tapi di sisi lain, dia tak bisa mengabaikan fakta bahwa apa yang terjadi minggu lalu sangat salah. Dia menatap ayahnya dengan ekspresi bingung dan sedih.

"Tolong, ayah. Jangan lagi," ucap Elise pelan, hampir tak terdengar.

"Maafkan ayah, Elise. Ayah gak bisa menahan diri. Kamu terlalu cantik dan ayah rindu kamu," ucap Victor dengan suara lembut. Dia meraih tangan Elise dan membimbingnya ke tempat tidur.

Elise pasrah. Dia tahu sudah terlambat untuk berbicara lagi. Dalam hatinya, dia berharap semuanya bisa berakhir dengan cepat.

Victor melepaskan baju Elise dan menciumi leher putrinya, membuat Elise merasa merinding.

"Emhhh.. mhhmm..." Elise menutup matanya dan mencoba memikirkan hal lain

Victor mulai meraba-raba di sekujur tubuhnya, dia tak bisa lagi mengabaikannya.

"Ahhhhh.. mhhh..yhhh," Elise merasa geli-geli enak saat ayah meremas payudaranya.

"Jangan takut, Elise. Ayah sayang kamu. Ayah gak bakal sakiti kamu." Ucap Victor saat meremas dada putrinya sendiri.

Victor melepaskan rok dan celana dalam Elise. Terlihat vagina nya sudah becek.

"Ahhhhhh... mhhhh.. ughhh...ayahhhhh.." Desah Elise saat Victor memasukan jarinya ke vagina Elise dan memainkannya.

Victor melumat bibir Elise dengan penuh nafsu sambil jarinya menyolok vagina Elise dengan liar.

"Ahhhghgg ayahhhh.. aku ...mmhh...aku gk tahaaan... aghhh" Elise mencapai orgasme nya.

Kemudian Victor membuka celana yang dia kenakan, langsung nampak lah batang gagah itu yang sudah mengeras berdiri tegak.

"Ngangkang sayang," pinta Victor pada putrinya.

Elise yang sudah ikut terbawa nafsu langsung menurut. Elise mengangkang lebar diatas kasur.

Victor mulai memasukkan penis nya ke lubang Elise.

"Aghhhhhh....emhhh" Desah Elise merasakan kenikmatan ketika batang ayahnya masuk perlahan.

Victor menggenjot tubuh putrinya dengan bergairah.

"Ahhhh... ahhhh.. yeahhh.. ahhh," desah elise sambil melingkarkan kakinya ke pinggul ayahnya.

Suara perpaduan tubuh mereka menghiasi suasana malam itu.

"Ahhhh...ayahhh.. terusskan.. ahhh yeahhh..."

"mhhh ohh yeahhh.. aghhh cepetin ayah.. ahhh .... ahhhhh."

"Aghhh Sayang... ayah mau keluar... Aghh"

Victor mencabut penisnya dan menyemprotkan sperma nya di perut Elise.

"Ahhh makin sayang Elise.. gimana enak gak?" tanya ayahnya sambil mencium bibir Elise yang terbaring.

"mhh.. iya ayah.." ucap Elise dengan nafas tersengal-sengal.

Kemudian Victor menarik tubuh Elise yang terbaring ke tepi ranjang. Memutar tubuh Elise sehingga kepala nya di ujung ranjang.

"Buka mulut kamu.." ucap Victor sambil mengocok batang nya.

Elise membuka mulutnya dan Victor langsung memasukkan penis nya ke mulut Elise.

"Eungggmmm.. mmmhh" suara Elise tertutup oleh batang ayahnya yang masuk memenuhi mulut Elise.

Victor menggenjot penis nya di mulut Elise. Tak lama, ia orgasme dan menyemprotkan sperma nya di mulut Elise. Terlihat cairan lendir itu mengucur keluar diantara sela-sela mulut yang masih dimasuki batang itu.

"ubgghhhh..." Elise merasa mual, tubuhnya menggelinjang saat sperma itu menyemprot masuk kerongkongannya dan mengalir lewat sela sela mulutnya ke wajah.

Victor tidak mencabut penisnya dan tetap membiarkan itu berada di mulut Elise sampai ia ereksi lagi.

Penis itu ereksi lagi dan Victor mulai menggenjot mulut Elise dengan brutal sampai ujung kepala penis nya terasa masuk kerongkongan Elise.

"Hwueggg...mmmgh..." Elise merasa mualll

Genjotan semakin cepat, victor sambil meremas payudara putrinya.

"Ughh sayang... ahhh ayah mau keluarin semuanya di mulut Elise yaaa. aghh" Victor merasa dia hampir mencapai puncak klimaks.

Sperma victor menyemprot lagi di dalam mulut Elise sampai keluar melalui sela sela mulut karena sudah penuh.

"Ueghhhhh.." Elise meneteskan air mata karena mual mulutnya dipenuhi cairan putih lengket itu. Dia mendorong-dorong rubuh Victor karena mulutnya penuh.

Victor pun mencabut penisnya dari mulut elise dan semua sperma yang memenuhij mulut Elise langsung tumpah mengalir ke wajah cantik Elise.

"aaaahh.. mhhhaahhh" Elise menarik nafasnya dalam dalam sambilembiarkan cairan putih ayahnya itu keluar dari mulutnya dan mengaliri wajahnya.

"Makasih sayang yaa.. ayah puas sama kamu." Ucap ayahnya sambil membantu Elise untuk duduk.

Wajah cantiknya dilumuri banyak sekali cairan putih hangat dari ayahnya sendiri.

Elise duduk terengah-engah sambil menyingkirkan cairan lengket itu dari dalam mulut dan wajahnya.

"Yaudah, ayah bersihin badan dulu ya sayang." kata victor sambil mengelus kepala Elise.

Setelah itu, Elise mengikuti ayahnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri juga.

Setelah selesai, mereka berdua tidur tanpa busana di ranjang yang sama sambil berpelukan.

______

Pagi hari tiba, Elise mengamati ayahnya yang tertidur di sampingnya sama-sama tanpa busana seperti dirinya.

Perasaannya campur aduk, dia merasa senang dan merasakan kenikmatan yang didapat dari ayahnya semalam, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bersalah dan merasa seperti melakukan sesuatu yang salah.

Dia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menyegarkan diri. Setelah itu, dia kembali ke kamar dan mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ayahnya masih terlelap di sampingnya, tidak menyadari bahwa Elise sudah bangun.

Elise merasa cemas dan tidak nyaman dengan situasi ini. Dia tahu bahwa hubungannya dengan ayahnya tidaklah wajar dan sesuai dengan norma sosial. Namun, dia juga tidak tahu bagaimana cara menghentikan kejadian-kejadian seperti ini terjadi lagi.

Dengan hati yang berat, Elise meninggalkan kamar dan bersiap pergi ke sekolah. Dia tahu bahwa dia harus mengatasi perasaannya sendiri dan menemukan cara untuk menghadapi situasi yang rumit ini.

Sebelum Elise meninggalkan rumah, Victor bangun dan ingin mengantarkan Elise ke sekolah.

"Selamat pagi sayang. Mau ayah anterin ke sekolah?"

Elise mengangguk dan tersenyum ke arah ayahnya. Mereka segera pergi ke mobil dan Victor mengantarkan Elise ke sekolah. Di dalam mobil, suasana terasa canggung. Victor tidak tahu harus bicara apa, dan Elise juga terlihat diam. Namun, Victor tidak bisa menahan rasa inginnya untuk memeluk dan mencium Elise lagi.

Sampai di depan gerbang sekolah, karena sudah terlambat, Elise langsung keluar dari mobil dan berterima kasih pada ayahnya.

"Thanks udah anterin Elise, ayah," ucap Elise dengan senyum tipis.

"Iya, sayang. semoga harimu indah," jawab Victor sambil tersenyum pada Elise.

Elise mengangguk dan membuka pintu mobil. Namun, sebelum keluar, ayahnya menarik tangannya kemudian mencium bibirnya dan berkata.

"Ingat, kita punya rahasia bersama, ya. Jangan kasih tau siapapun," ucap Victor dengan suara lembut.

Elise hanya mengangguk, lalu keluar dari mobil. Dia merasa canggung dan sedikit terganggu dengan apa yang terjadi semalam, tetapi juga merasa senang karena bisa dekat dengan ayahnya dan merasakan kenikmatan.

Sambil berjalan menuju kelas, Elise berusaha menghilangkan pikiran itu dan berfokus pada pelajaran hari ini. Namun, bayangan ayahnya terus muncul dalam benaknya, membuatnya merasa tidak nyaman.

To be Continued...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience