Home Alone

Young Adult Completed 6036

Elise Kim duduk sendirian di kamarnya, menatap kosong ke arah dinding putih. Dia tak bisa mempercayai bahwa ayah dan ibunya benar-benar telah bercerai. Mereka selalu terlihat seperti pasangan yang saling mencintai, tapi semua itu kini sirna.

Suasana hening terus berlanjut hingga Elise mendengar suara gemuruh dari ruang bawah. Dia turun perlahan-lahan dan menemukan ayahnya, Victor, dan ibunya, Kim Siyeon, sedang berteriak satu sama lain.

"Lo bego, Victor! Gua gak mau tau pokoknya!." teriak Kim Siyeon dengan wajah merah padam.

"Ya terserah gua! Lo itu udah ga guna buat gua." balas Victor dengan nada tinggi.

Mereka terus beradu argumen dan Elise merasa terpukul melihat kedua orang tuanya bertengkar seperti ini. Dia ingin sekali berlari ke kamar dan menutup pintu rapat-rapat agar tidak mendengar suara mereka, tapi tak ada kekuatan untuk bergerak.

Akhirnya, kedua orang tua Elise berhenti berteriak. Mereka keluar dari rumah, meninggalkan Elise sendirian.

Elise merasakan kehampaan yang dalam saat ditinggal sendirian di rumah. Dia merasa terasing dari kedua orang tua yang dicintainya. Namun, dia tahu bahwa dia harus bertahan dan menjalani hidup sendirian.

"Hufffhh.. tenang.. semuanya bakal berjalan baik," gumam Elise pada dirinya sendiri sambil menatap langit-langit kamarnya. "Aku bisa jalanin ini sendirian."

______

Pagi itu, Elise bangun dengan perasaan yang sama seperti sebelumnya. Dia merasa sedih dan kesepian, tapi dia juga tahu bahwa dia harus pergi ke sekolah. Dia berpakaian dengan cepat, mengambil tasnya, dan berjalan keluar dari rumah.

Sesampainya di sekolah, Elise merasa terasing dari teman-temannya. Mereka nampak begitu bahagia dan gembira, sedangkan Elise merasa kesepian dan murung.

"Elise, apa kabar?" tanya seorang teman sekelas dengan senyum ramah.

"Kabar baik," jawab Elise dengan senyum yang dipaksakan.

Teman-temannya mulai membicarakan hal-hal yang biasa mereka bicarakan, tapi Elise merasa seperti tidak ada yang penting untuk dibicarakan.

Dia berjalan sendirian menuju kelas dan duduk di bangku paling belakang. Dia mengambil buku-bukunya dan berusaha fokus pada pelajaran, tapi pikirannya malah melayang ke permasalahan keluarganya.

Saat istirahat, Elise memilih untuk pergi ke perpustakaan dan membaca buku. Dia merasa lebih nyaman sendirian di sana, tanpa harus berbicara dengan siapa pun. Namun, dia tak bisa menghindari perhatian seorang teman sekelas yang melihatnya sendirian di perpustakaan.

"Hei, Elise. lo baca apa tuh?" tanya temannya dengan ramah.

"Ah, ini cuma buku tentang sejarah Belanda," jawab Elise.

"Ke kantin yok? kita makan bareng," ajak temannya.

Elise ragu, tapi dia akhirnya setuju untuk bergabung dengan temannya. Dia menyadari bahwa meskipun dia ingin bersendirian, dia masih butuh teman untuk menjalani hidup.

"Oke deh ayok," ucap Elise sambil tersenyum.

"Yess.. ," jawab temannya.

Elise merasa sedikit lega dan senang karena dia masih memiliki teman yang peduli padanya. Dia tahu bahwa masalah keluarganya belum selesai, tapi setidaknya dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi semua itu.

Saat Elise berjalan ke kantin dengan temannya, dia merasa beberapa mata dari siswa laki-laki memandanginya. Dia merasa tidak nyaman, tapi dia terus berjalan dengan kepala tertunduk. Itu karena Elise siswi yang memiliki paras sangat cantik, wajahnya perpaduan korea belanda yang tampak sempurna.

Beberapa siswa laki-laki menghampirinya dan memuji penampilannya. Ada yang berkata bahwa dia sangat cantik dan sempurna. Elise merasa sedikit malu tapi dia juga merasa senang mendapatkan perhatian.

"Elise, gua udah lama suka sama lo," kata seorang siswa laki-laki bernama Mark.

Elise terkejut dan merasa tidak tahu harus berkata apa.

"Cukup, Mark. Elise gak tertarik sama lo tuh," kata temannya dengan tegas.

Mark merasa sedikit tersinggung, tapi dia juga merasa tidak bisa menyangkal pesona Elise.

"Maaf, Elise. gua gak bermaksud ngeganggu," kata Mark sebelum pergi.

Elise merasa lega dan kembali makan bersama temannya. Meskipun dia senang mendapatkan perhatian dari siswa laki-laki, dia tidak ingin membuat masalah baru di tengah-tengah masalah keluarganya.

"Udah dari kapan Mark suka sama lo?" tanya temannya.

"Gak tau, udah lama kalli. Tapi jujur aku gak tertarik," jawab Elise.

"Ya, gua paham. Kalo masalah cinta lo keliatan males ngebahasnya," kata temannya sambil tersenyum.

Elise merasa bersyukur memiliki teman yang mengerti dirinya. Meskipun dia seringkali merasa kesepian dan tertekan, dia tahu bahwa dia memiliki teman yang selalu ada untuknya.

Setelah makan siang, Elise kembali ke kelas dan berusaha fokus pada pelajaran. Meskipun pikirannya terkadang melayang ke permasalahan keluarganya, dia berusaha tetap berkonsentrasi pada pelajaran.

Hari itu, Elise belajar bahwa meskipun hidupnya sedang sulit, dia masih memiliki teman-teman yang peduli dan memiliki kecantikan yang menarik perhatian. Dia merasa sedikit lebih kuat untuk menghadapi semua masalahnya.

______

Jam pulang sekolah berbunyi. Elise pulang ke rumah, Elise membuka pintu rumah dan menyalakan lampu. Rumah terasa hampa dan sunyi tanpa kehadiran orang tua atau saudara di sana. Dia merasa kesepian dan tidak tahu harus melakukan apa.

Dia berjalan ke kamarnya dan duduk di ranjang. Dia merenung sejenak, mencoba memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk mengusir kebosanan dan kesepiannya.

"Tapi apa yang bisa gua lakuin di rumah sendirian?" gumam Elise pada dirinya sendiri.

Dia kemudian memutuskan untuk menonton film di televisi. Dia mengambil remote control dan menyalakan televisi. Setelah memilih film yang ingin ditonton, dia duduk di sofa dan menikmati film tersebut.

Namun, setelah beberapa menit, Elise merasa bosan dengan film tersebut dan akhirnya matikan televisi. Dia merasa sedih dan merasa tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara.

"Ngapa sih hidup gua gini amat?" gumamnya.

Dia merenung sejenak, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya. Namun, dia tidak bisa menemukan jawaban yang memuaskan.

"Gua gak bisa begini terus. Bosen," pikirnya.

Elise kemudian mengambil buku bacaannya dan mulai membacanya. Dia menikmati membaca buku dan merasa lebih tenang saat membaca. Dia kemudian bermain game di ponselnya dan membuka sosial media untuk menghabiskan waktu.

Waktu berjalan begitu cepat dan tanpa disadari, hari sudah mulai gelap. Elise merasa lelah dan siap untuk tidur. Dia lupa sepulang sekolah belum mandi, kemudian mandi dulu sebelum lanjut tidur

Elise keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apapun, ia malas memakai handuk karena hanya sendirian di rumah, ia merasa lega setelah mandi. Dia berjalan menuju kamarnya dengan perlahan, membiarkan air di tubuhnya mengering dengan sendirinya.

Tiba-tiba, dia merasa ada yang salah. Dia merasakan ada yang tidak beres dan merinding di seluruh tubuhnya. Dia berbalik dan melihat ke arah pintu masuk.

"Siapa di sana?" panggilnya.

Tidak ada jawaban. Elise merasa semakin khawatir dan ketakutan.

"Siapa di sana?" panggilnya lagi.

Kali ini, dia mendengar suara langkah kaki di luar pintu. Dia mengambil handuknya dan menggenggam erat-erat di tangannya. Dia mempersiapkan diri untuk bertarung jika ada yang ingin menyakitinya.

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Elise berjalan menuju pintu dan membukanya perlahan. Ternyata, di luar sana hanya seekor kucing jalanan yang sedang lewat.

"Oh, kucing," gumam Elise dengan lega.

Dia mengamati kucing itu sejenak dan melihat kalau kucing itu kelihatan lapar. Tanpa pikir panjang, Elise mengambil sedikit makanan kucing dari dapur dan memberikannya pada kucing tersebut.

"Kamu lapar ya?" ucapnya lembut sambil memberi makanan pada kucing.

Kucing itu memakan makanannya dengan cepat dan Elise merasa senang bisa membantu hewan yang kelihatan kesepian. Dia kemudian kembali ke kamarnya dengan rasa senang dan tenang.

"Setidaknya gua bisa bantuin kucing jalanan tadi," pikirnya.

Dia kemudian berbaring di tempat tidur dan membaca buku sampai dia merasa kantuk. Setelah mematikan lampu dan memejamkan mata, dia segera terlelap dalam pelukan mimpi.

______

Pagi hari itu, Elise bangun dengan segar dan merasa senang bisa tidur nyenyak semalaman. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum kecil. Namun, setelah beberapa menit, dia merasa bosan dan tidak tahu harus melakukan apa.

"Hari ini gua mau ngapain ya?" gumam Elise sambil memandang keluar jendela.

Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk menghabiskan hari itu di rumah saja. Dia merasa malas untuk berpakaian karena tak ada siapa-siapa di rumah.

"Ah, gapapa, gua hari ini dirumah doang," pikir Elise.

Dia memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan membaca buku dan menonton film di televisi. Dia tetap dalam keadaan tanpa pakaian sepanjang hari ini. Walaupun begitu, Elise tetap merasa nyaman dan merasa bahagia karena tak ada yang mengganggu.

To be Continued...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience