Oh My

Young Adult Completed 5975

Victor merasa hatinya berdebar kencang ketika dia menatap Elise. Dia tak bisa menyangkal bahwa kecantikan Elise mempengaruhinya. Dia terpesona oleh pesonanya yang semakin terpancar.

Victor: (berbisik pada dirinya sendiri) "Anak gua cantik banget, Lebih cantik dari mama nya sendiri."

Elise memperhatikan ekspresi Victor yang berubah, dan dia merasa sedikit bingung.

Elise: "Ayah, mikirin apa?"

Victor terkejut saat dia sadar dia mengeluarkan pikirannya yang terlarang. Dia mencoba mengalihkan perhatiannya.

Victor: "Oh, enggak. Ayah seneng aja kita semua bisa kumpul lagi."

Elise tersenyum, tetapi dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan sikap Victor.

Elise: "Elise juga seneng."

Victor merasa perasaannya semakin tak terkendali. Dia ingin merasakan dekapan Elise lagi, merasakan kehangatan tubuhnya. Dia merasa tergoda, tetapi dia juga merasa bersalah.

Victor: (berbicara dalam hati) "Ah Elise bikin gua bener-bener berdebar. Sayangnya dia anak gua."

Namun, saat mereka masih berbicara, tiba-tiba Kim Siyeon mengajak Elise untuk bicara sendirian. Victor merasa lega karena itu memberinya kesempatan untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Setelah mereka pergi, Victor memutuskan untuk mengambil napas dalam-dalam dan berjalan keluar rumah untuk memberikan dirinya waktu untuk merenung. Dia tahu dia harus mengendalikan perasaannya terhadap Elise, apalagi saat ini Kim Siyeon ada diantara mereka.

Tapi saat dia berjalan-jalan di sekitar rumah, dia mendapati dirinya teringat pada momen indah yang mereka habiskan bersama. Dia mengingat senyuman Elise, tawanya yang indah, dan sentuhan hangatnya. Perasaannya semakin kuat, dan dia merasa tergoda untuk mencari Elise.

Namun, di saat yang sama, dia juga tahu itu salah. Dia tidak bisa mengkhianati Kim Siyeon dan membuat segalanya menjadi rumit. Dia harus menenangkan dirinya sendiri dan mengendalikan perasaannya.

______

Malam harinya. Kim Siyeon tidur di kamar yang berbeda dengan Victor. Elise tidur di kamar tengah, diantara kamar Victor dan Kim Siyeon.

Victor berjalan dengan hati yang berdegup kencang menuju kamar Elise. Dia merasa perasaannya begitu kuat sehingga dia tidak bisa menahan diri lagi. Ketika dia tiba di pintu kamar Elise, dia mengetuk pelan.

Victor: "Elise, ayah boleh masuk?"

Elise yang terkejut dengan kedatangan Victor, mengangguk ragu-ragu.

Elise: "Iya ayah."

Victor masuk ke dalam kamar Elise dan pintu ditutup di belakangnya. Mereka berdua berdiri di dalam kamar, pandangan mereka bertemu. Victor merasa kacau dan tak bisa mengontrol perasaannya.

Victor: "Elise, ayah tau ini salah, tapi ayah udah gak tahan lagi nih."

Elise merasa terpana melihat ekspresi Victor yang penuh gairah. Dia mengerti tatapan ini seperti sebelumnya.

Elise: "Hmm gak tahan apa nya nih yah?"

Victor menghampiri Elise, dia meraih tangan Elise dengan lembut.

Victor: "Kamu itu terlalu cantik dan mempesona, Elise. Ayah gak bisa abaikan perasaan ini. Apalagi kita udah dua kali gituan ya kan. Walau ayah tau kamu anak kandung ayah."

Elise terdiam, dia bingung dengan perasaan yang muncul dalam dirinya. Dia merasa campuran antara terkejut, senang, dan bingung.

Elise: "Ayah, aku bingung. Kita gak bisa begituan terus yah."

Victor: "Ayah tahu ini salah, tapi Ayah gak bisa nahan perasaan lagi, Elise. I Love you."

Elise terdiam, dia merasa bingung dan tergoda. Dia ingin merasakan cinta Victor, tapi dia tahu bahwa itu adalah kesalahan.

Elise: "Tapi, Ayah..."

Victor menatap Elise dengan penuh cinta.

Victor: "Elise, Ayah pengen bersama mu. Aku ingin buat kamu bahagia, kita bisa lakukan hal romantis dan juga kayak yang udah dua kali itu. Gimana Elise?"

Elise terdiam sejenak, terpesona oleh ekspresi wajah Victor yang penuh gairah. Dia merasa hatinya berdesir dan berdebar-debar, tergoda oleh cinta yang masih ternyata ada dalam diri Victor. Elise merasa ragu, tetapi perasaannya yang kuat terhadap Victor membuatnya ingin memberikan kesempatan pada pria itu.

Elise: "Ayah, ini salah. Kita gak boleh..."

Victor meraih dagu Elise dengan lembut, menatapnya dalam-dalam.

Victor: "Ayah tau, Elise. Tapi ayah...aku cinta kamu, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Bisakah kita mencoba untuk bersama, jadi pasangan?"

Elise merasa jantungnya berdegup kencang. Dia tahu bahwa ini adalah langkah yang salah, tetapi di saat yang sama dia merasa terikat oleh perasaannya terhadap Victor. Elise terlihat terguncang, berjuang dalam pertempuran batin.

Elise: "Tapi kalo mama tau gimana? Kalo mama ngeliat kita gimana?"

Victor menatap Elise dengan penuh kasih sayang.

Victor: "Kalo itu terjadi aku yang bakal bilang ke mama, sayang. Aku yang bakal jelasin. Aya.. Aku janji."

Elise merasa haru. Dia merasa menginginkan hubungan yang hangat dan bahagia bersama Victo. Dia juga merasa dirinya mulai terjebak dalam perasaan yang rumit.

Elise: "Tapi..."

Victor mengecup bibir Elise dengan penuh hasrat, memutuskan kata-kata Elise.

Victor: "Tolong, Elise Sayang. Beri aku kesempatan. Biarkan aku mencintaimu, membuatmu bahagia. Biarkan kita bersama-sama."

Elise merasa napasnya tersengal-sengal, tetapi akhirnya dia mengangguk, menyerah pada perasaannya.

Elise: "B...Baik, Ayah."

Victor tersenyum dan mencium kembali bibir Elise dengan penuh gairah. Mereka saling mendekatkan diri, bibir mereka bersatu dalam ciuman yang penuh nafsu. Mereka merasa keinginan satu sama lain begitu kuat, dan mereka terjerat dalam hasrat yang tak bisa mereka tahan.

Victor: "Elise..."

Elise: "Ayah..."

Mereka melepaskan ciuman mereka dan mulai meraba-raba tubuh satu sama lain, penuh keinginan. Elise meraba-raba punggung Victor, sementara Victor meraba-raba dada Elise. Mereka berdua merasa seperti waktu berhenti, dan mereka hanya saling menghirup napas satu sama lain.

Victor: "Elise, aku sayang kamu."

Elise hanya tersenyum kemudian dengan penuh hasrat, mereka merayap ke atas ranjang, bergumul dalam cinta mereka yang dipenuhi emosi yang rumit. Mereka melepaskan pakaian satu sama lain dengan penuh nafsu, tersesat dalam setiap sentuhan dan ciuman.

______

Elise terbaring di dekapan Victor setelah mereka selesai bercinta, napas mereka berdua masih terengah-engah. Mereka saling memandang, wajah mereka dipenuhi oleh ekspresi campuran antara keintiman, kelelahan, dan kebahagiaan.

Victor: "Elise, aku gak pernah nyangka kita bisa kayak gini."

Elise: "Aku juga gak nyangka ayah. Tapi aku bahagia."

Victor tersenyum dan mencium lembut bibir Elise, membuat hati Elise berdebar kencang. Mereka saling merangkul erat, menikmati kehadiran satu sama lain.

Victor: "Kita harus hati-hati. Kim Siyeon masih ada di sini."

Elise: "Iya, Ayah juga jangan suka di sembarang tempat. Kalo mama tau susah jadinya."

Victor menggenggam tangan Elise, merasa penuh syukur dan bahagia. Dia merasa kembali utuh setelah lama merasa hancur karena bercerai dengan Kim Siyeon.

Victor dan Elise saling tersenyum, merasa lega dan puas. Mereka tahu ada banyak rintangan yang harus dihadapi, tapi saat ini mereka hanya ingin menikmati momen ini bersama-sama.

Mereka saling berpelukan erat dan tertidur dalam dekapan satu sama lain, merasa tenang dan bahagia. Meskipun masih ada banyak masalah yang harus dihadapi, mereka yakin bahwa cinta mereka akan menjadi kekuatan yang bisa menghadapinya bersama-sama.

______

Pagi hari tiba, Elise dan Victor bangun dari tidur mereka. Elise langsung mengenakan pakaiannya, sementara Victor tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Elise yang masih memancarkan pesona setelah semalam mereka berdua bercinta.

Victor: "Elise, kamu cantik banget."

Elise tersipu malu, namun senyumnya tak bisa disembunyikan. Dia merasa bahagia mendapatkan perhatian penuh dari Victor.

Elise: "Thanks Ayah."

Victor tersenyum, merasa penuh cinta. Dia meraih tangan Elise dan menggenggam erat.

Victor: "Aku gak sabar habiskan waktu lagi sama kamu, Sayang."

Elise tersenyum malu, namun dia juga merasa sangat bahagia bisa bersama Victor.

Elise: "Iya Ayah. Tapi kita harus tetap hati-hati."

Victor mengangguk, menunjukkan pengertian.

Victor: "Tentu, Sayang. Kita harus tetep hati-hati."

Mereka berdua pergi ke dapur untuk sarapan, sementara Kim Siyeon masih tertidur di kamarnya. Mereka saling membantu mempersiapkan sarapan, saling tersenyum dan bercanda.

Setelah sarapan, Elise pergi mandi untuk membersihkan diri. Victor yang masih tergila-gila pada Elise, tidak bisa menahan diri untuk mengikutinya. Dia menyusul Elise ke kamar mandi.

Elise terkejut saat Victor masuk ke kamar mandi, tapi dia tersenyum malu. Dia merasa gugup, tapi juga tergoda oleh kehadiran Victor.

Victor: "Elise, aku mandiin ya."

Elise tersipu, namun dia tak bisa menolak. Dia merasa canggung tapi juga terpesona oleh tindakan Victor.

Elise: "I-Iya, Ayah."

Victor perlahan meremas sabun di tangannya dan mulai menggosokkan busa sabun di tubuh Elise dengan lembut. Elise merasa sentuhan Victor begitu lembut dan hangat, membuatnya merasa terbuai.

Victor: "Kamu cantik dan seksi, Sayang."

Elise hanya bisa tersenyum malu, dia merasa terpana dengan perhatian yang diberikan Victor padanya.

Elise: "Thanks Ayah."

Victor terus memijat tubuh Elise dengan lembut, merawat setiap bagian tubuhnya dengan penuh perhatian.

Tindakan penuh kasih sayang Victor membuat Elise merasa bahagia, dan mereka berdua merasa semakin dekat satu sama lain. Setelah mandi, mereka keluar dari kamar mandi dengan senyuman bahagia di wajah mereka, merasa lebih dekat dan saling mengerti satu sama lain.

Kim Siyeon keluar dari kamarnya dan melihat Victor dan Elise bersiap-siap di pintu depan. Meskipun kemarin sepakat berdamai, dalam hatinya Kim Siyeon masih membenci Victor.

Kim Siyeon: "Victor, lo mau ngapain tuh?"

Victor berbalik dengan wajah datar, tidak terkejut melihat Kim Siyeon.

Victor: "Gua mau anter Elise ke sekolah."

Kim Siyeon: "Gua mama kandung Elise, sini biar gua aja yang anter!."

Elise mencoba menghindari konflik antara Victor dan Kim Siyeon.

Elise: "Mama, aku udah siap pergi."

Kim Siyeon menatap tajam ke arah Elise.

Kim Siyeon: "Yaudah,"

Elise menghampiri Victor dan memberikan pelukan padanya sebelum masuk ke dalam mobil. Victor merasa terharu dan mencium lembut rambut Elise sebelum dia masuk ke mobil.

Victor: "Ayo, sayang."

Elise tersenyum dan menganggukkan kepala, kemudian dia masuk ke dalam mobil dan mereka berdua pergi meninggalkan Kim Siyeon yang marah dan bingung di rumah.

Sampai di depan gerbang sekolah, Victor memandang Elise dengan tatapan penuh cinta, dan Elise pun membalas tatapan itu dengan senyuman lembut.

Victor: "Hati-hati di sekolah, sayang."

Elise: "Iya Ayah, thanks udah anterin Elise."

Victor meraih tangan Elise dan membawanya ke bibirnya. Mereka berciuman dengan penuh gairah, mengabaikan sekitar mereka. Ciuman mereka penuh dengan hasrat yang mereka simpan sejak semalam. Tangan Victor meraih pinggang Elise, sementara Elise memeluk erat leher Victor.

Setelah ciuman mereka berdua berakhir, mereka saling menatap dengan nafas yang terengah-engah.

Victor: "Aku cinta kamu, Sayang."

Elise hanya tersenyum dan Victor membalas dengan senyuman juga, mereka merasakan kehangatan dan cinta di antara mereka. Setelah itu, Elise turun dari mobil dan berjalan menuju gerbang sekolah sambil melambaikan tangan pada Victor. Victor memandang Elise dengan penuh cinta sampai dia menghilang di dalam gerbang sekolah.

Victor duduk di dalam mobil, merasa campuran antara rasa bersalah dan rasa cinta yang begitu besar pada Elise. Dia tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, tetapi dia tidak bisa menahan perasaannya terhadap Elise. Dia merasa bingung dan terjebak dalam perasaannya sendiri.

To be Continued

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience