Lelaki itu berdiri di atas tebing tinggi. Tanpa kaos. Hanya sebuah celana panjang yang dia pakai. Celananya mirip seperti celana tentara. Dia menatap bulan di atas langit yang sedang enaknya menggantung di sana. Dia menitikan kembali setetes air mata dari pelupuk matanya. Setetes. Kembali terucap tiga kata yang salah satunya adalah nama dari kekasih tercinta.
“Maafkan aku, Joanna. Maaf sekali lagi maaf.”
Hanya itu yang keluar dari getaran bibirnya. Dan tak lebih sama sekali.
Share this novel