Gadis itu mulai membuka dan mengerjipkan matanya. Senyumnya mulai merekah ketika sebuah cahaya masuk dan terpantul dari lensa matanya. Dia sampai terharu keinginannya dapat terkabul.
“Ibu, aku dapat melihat dengan jelas sekarang. Walau kemarin pandanganku sedikit buram.” ucapnya bahagia dan menatap Ibunya yang terduduk di sana.
“Ibu, di mana Dalton. Dia tak datang?”
“Tadi dia datang ke sini. Dia memberikanmu surat. Bacalah!” ucap Ibunya.
Joanna mulai membuka isi amplop itu. Sebuah amplop berwarna merah muda dengan secarik kertas cinta di dalamnya.
“Untukmu Joannaku.
Maaf aku tak dapat bertemu denganmu hari ini. Itu kerana aku harus berangkat ke luar kota untuk memenuhi tugasku di sana. Aku harap aku tak akan lama. Dan kita dapat bersama lagi. Aku juga berharap kau tak akan sedih saat aku tak ada. Aku bahagia kau dapat kembali melihat. Jika ingin menghubungiku, kirimi saja aku surat. Kekasihmu Dalton”
Surat itu begitu singkat dan padat bagi Joanna. Dia kembali melipat dan memasukan surat itu ke dalam amplopnya. Dia sedikit menangis mengingat dia tak dapat melihat wajah sang kekasih tercinta untuk pertama kalinya. Walaupun begitu, dia akan menunggunya sampai akhirnya dia kembali.
Share this novel