BAB 9

Family Completed 594

Tangan Mas Juna menangkapku sewaktu aku melompat turun dari atas bus. Solo sudah lumayan ramai, padahal masih subuh. Lama sekali aku tidak ke kota ini. Terakhir kesini, sewaktu piknik SMP dulu. Ya, lama sekali.

”Yuk.” Mas Juna mengajakku menyeberangi jalan raya yang ada di depan Rumah Sakit.

Langkahku terasa berat sekali. Aku belum siap ketemu bapa .

***

Sudah hampir lima tahun bapa tidak pulang. Aku merasa sudah mulai terbiasa dengan ketidakhadirannya. Biarlah. Aku toh tidak membutuhkannya.

”Seri , sudah makan?” tanya Ibu seraya membelai kepalaku.

”Sudah,” jawabku pendek.

Ibu tersenyum, lalu duduk di atas tempat tidurku.

”Ini foto waktu ibu pertamakali ketemu sama bapa dulu.” Ibu mengulurkan sebuah foto ke arahku, meletakkannya di atas meja belajar yang ada di hadapanku. ”Waktu itu ibu baru lulus SMA dan bapa mu sedang tugas kuliah di sini.”

Aku menoleh, menatap ibu dan menemukan senyuman mengembang di wajahnya. Tapi, kedua matanya berkaca-kaca membendung tangis.

”Ibu belum pernah begitu mencintai laki-laki seperti ibu mencintai bapa .” Ibu menarik napas panjang. ”Bahkan saat bapa bilang pada ibu kalau bapa sudah punya keluarga di Solo,” lanjutnya. ”Mungkin ibu salah. Tapi, ibu tak peduli. Asal boleh memiliki bapa , itu sudah cukup buat ibu.”

Air mata mulai berlinangan, menetes dari kedua mata ibu yang indah. Aku hanya diam menatapnya.

”Bapa mu tak salah, Nduk. Ibu yang salah. Seharusnya ibu tak memulai semua ini. Bapa mu itu sayang sekali sama kamu. Kamu jangan benci sama bapa mu lagi ya, Nduk.”

Aku banjir air mata dan langsung memeluk tubuh ibu dengan erat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience