BAB 4

Family Completed 594

Keadaan di luar tingkap bus mulai gelap. Matahari sudah pulang, meninggalkan sisa pekerjaannya pada bulan dan bintang.

Aku memalingkan pandangan dari jendela. ”Mas,” panggilku pada Mas Juna . Dia menoleh.

”Apa, Dik?”

”Kalo nanti ketemu bapa , aku harus ngapain?”

Mas Juna tersenyum. ”Kamu bakal tahu sendiri nanti.”

Kami lantas diam buat sesaat.

”Mas,’ panggilku. Aku menempelkan tanganku di jendela. ”Aku sudah lupa wajah bapa ,” kataku.

Mas Juna tidak berkomentar. Dia mempererat pelukannya.

Ibu urung memasukkan nasi yang sudah dia sendok ke dalam mulut. Ibu menatapku. Kedua matanya berkaca-kaca.

”Bu, kenapa bapa hanya pulang sebulan sekali?” tanyaku lagi, mengulangi pertanyaan yang sama yang sebelumnya terlontar.

”Bapa mu kan harus bekerja, Nduk,” jawab ibu.

”Bapa nya Tari juga bekerja, tapi setiap hari pulang.” Aku memainkan nasi dan orak-arik telur yang ada di piringku. ”Bapa nya Lusi juga bekerja di luar kota. Tiap minggu pulang. Kenapa Bapa tak boleh ?”

”Sudah. Cepat habiskan makananmu!”

”Ugh, kenapa sih Seri tak punya bapa seperti temen-temen Seri yang lain?” tanyaku sambil membanting sendok ke piring. Aku lantas melangkah cepat ke dalam bilik dan menjatuhkan tubuhku ke atas tempat tidur.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience