BAB 7

Family Completed 594

Sebuah wajah tersenyum aku gambarkan dengan telunjuk di tingkap bus yang berembun.

”Dah kenapa hodoh gambar kamu,” cibir Mas Juna .

”Ah, biar!” jawabku.

Mas Juna mengulurkan tangannya melewatiku dan menggambar wajah tersenyum di sisi gambarku lalu melingkari kedua gambar itu dengan gambar hati.

”Ih, kayak anak SMA!” cibirku.

”Biarin! Biar awet muda!”

Aku tersenyum. Kedua mataku menatap keluar jendela. Ada patung semangka yang besar di pinggir jalan tadi dan sekarang pinggir-pinggir jalan dipenuhi penjual semangka.

”Masih di Sragen, Dik. Tidur dulu saja. Nanti tak bangunkan,” kata Mas Juna .

”Udah tak ngantuk, Mas,” jawabku tanpa melepaskan pandangan keluar tingkap bus.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience