BAB 6

Family Completed 594

Hanya lampu-lampu kota yang dapat kulihat melalui tingkap bus yang berembun kerana di luar hujan turun dengan deras. Aku mengganti posisi tidur, semakin masuk ke dalam pelukan Mas Juna .

”Mas ambilin selimut dari tas ya, Dik?” tanya Mas Juna menawari saat aku semakin menyesak ke pelukannya. Aku menggeleng.

”Aku pengen pulang, Mas,” bisikku sambil berusaha menahan air mataku supaya tidak jatuh.

”Iya, ini kan kita pulang,” jawabnya sambil membelai kepalaku.

Pulang? Aku bertanya lagi di dalam hati. Bukankah rumah adalah tempat dimana kita selalu dilingkupi oleh cinta yang tulus, yang tidak berdusta?

Bekas tamparan ibu tadi petang masih terasa panas di pipiku. Semuanya serba tidak terduga. Bapa dan keluarganya di Solo, sambutan ibu, semuanya. Dua hari ini benar-benar penuh kejutan. Aku pikir, saat aku memberitahu ibu tentang apa yang kulihat di Solo, ibu akan kaget dan menangis. Tapi, ibu malah marah, menamparku, dan menuntutku mencabut kata-kataku bahwa aku membenci bapa .

”Aku benci bapa ! Aku benci bapa ! Aku benci bapa !!!” teriakku di depan ibu tadi petang , semakin keras, semakin panjang, namun semakin menyakiti hatiku sendiri.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience