Pernikahan

Romance Completed 1245

Ari POV
Aku dan Aisyah baru menjalani Ta'aruf selama kurang lebih 2 minggu lalu aku di bujuk mamah untuk segera menikahi nya.

"Ri,sampai kapan kamu seperti ini dengan Aisyah?Cepatlah menikahi nya."
"Iya mah aku butuh waktu,akan ku fikirkan matang-matang tentang pernikahan itu mah dan tapi sejujurnya aku belum begitu ada rasa dengan nya mah bagaimana bisa menikahi nya?apakah akan ada kebahagian jika tak saling cinta?" Gumam ku panjang lebar

"Tapi sepertinya Aisyah sudah mulai tertarik pada mu ri. Oh,apa jangan-jangan kau ini masih belum bisa melupakan Riska?iya kan?" Cetusnya.
"Entah mah aku bingung dengan perasaan ku selama ini,aku mencintai keduanya.tapi entah kenapa aku masih bisa-bisanya mencintai Riska yang sudah meninggalkan ku saat ingin pernikahan itu di mulai.sepertinya aku merasa trauma untuk melamar wanita lain"

"Tolong jangan samakan Riska dengan wanita lain ri apalagi sama Aisyah,Aisyah itu anak baik-baik percaya sama mamah"
"Aku butuh waktu mah"
Aku pun langsung pergi meninggalkan mamah sendirian di kamar ku.

                           ***

DI TAMAN BELAKANG RUMAH

Ya allah bantu aku menjawab semua persoalan ini engkau yang maha tahu mana yang baik dan yang buruk

Sambil menjambaki rambut depan ku.
Saat itu hati ku masi di landa ke gelisahan lalu ku niat kan untuk shalat tahajud nanti malam dan meminta petunjuk nya.

Pagi ini suasana terlihat cerah tapi,tidak untuk hati ku.

Mengapa Allah belum juga menentukan yang terbaik untuk ku?

Aku merenung dan tiba-tiba kehadiran mamah pun mengejutkan ku.
"Mamah..."
"Hmmm,kamu kenapa melamun ri?"
"Tidak mah,,"
"Hmmm,bagaimana jawabnya?apakah kau jadi melamar Aisyah?" Lagi-lagi pertanyaan itu yang keluar dari mulut mamah ku,aku ini pusing tapi mamah malah membuat ku tambah pusing!
"Entahlah" singkat ku.
"Hmm,ya sudah kalau kamu masih bingung kamu minta petunjuk Allah SWT. karena dia yang maha memberikan petunjuk yang terbaik untuk hamba nya."
Mengelus lembut rambut ku dan meninggalkan ku.

Hmm,,nanti malam aku harus shalat tahajud lagi untuk meminta petunjuk nya

Kring!...Kring!...

Siapa sih pagi-pagi begini sudah menelepon?

Ku rogoh kantung celana ku dan ku lihat siapa yang menelepon ku dan ternyata Aisyah langsung ku angkat dan suara nya begitu halus dan gugup.

"Assalamualaikum mas?"
"Walaikum salam dek.ada apa?"
"Hmm...in..ini mass,mamah ngajak kamu sarapan pagi bareng di di rumah ak..aku.oh iya ajak mam...mamah juga ya"
"Oh iya dek kebetulan aku belum makan nanti jam 8.30 aku dan mamah segera sampai di rumah kamu dek"
"Ok...oke mas"
Aisyah pun langsung menutup telepon nya.

Ya Allah?kenapa hati ku deg-degan saat mendengar suara nya apakah aku mulai jatuh hati kepada nya?

Akhirnya aku dan mamah segera menuju rumah Aisyah.

Tin!...Tin!...

Aku kira yang akan membukakan pinta adalah Tante Sandra tetapi ternyata malah Aisyah.Hati ku terasa bergetar lebih cepat tidak seperti biasanya,mata ku dan mata nya saling menatap.

"Mas,,,kok bengong sih?ada yang aneh dengan ku mas?"
"Hm?oh tidak-tidak maaf yah"
"Ya sudah kita masuk yu"
"Hm,iya. Ayo mah masuk sekarang" ucapku tanpa menoleh ke belakang dan ternyata mamah sudah terlebih dahulu masuk.
"Hahaha" tawa nya lucu sekali sambil menutup tangannya.
Saat ku menoleh ke belakang dan sial ternyata mamah sudah tidak ada aku malu semalu malu nya.
"Hm,alah sudah lah ayo kita masuk aku lapar nih hehe"

Setelah 3 jam kita makan-makan bersama dan berbincang akhirnya aku dan mamah pulang ke rumah.

Setelah sampai dirumah aku langsung memasuki kamar ku dan tersenyum sendiri membayang kan hal tadi dan melihat foto-foto Aisyah yang ada di ponsel ku yang saat itu sedang berfoto berempat dengan aku,Aisyah,mamah dan tante Sandra.

Senyum nya itu lucu ingin sekali ku menyentuh pipi nya bahkan menyium pipi mungil nya itu tapi mana mungkin aku dan dia bukan Muhrim.

Setelah semalam aku shalat tahajud akhirnya aku mendapatkan jawaban dari Allah.

Iya aku harus melamar nya, aku langsung berbicara kepada mamah kalau aku ingin melamar nya dan mamah menyetujui nya.

Dan esok jam 9 aku langsung melamarnya sungguh hatiku tak terkontrol saat itu senang,takut dan lain-lain menjadi satu.

Bismillah!

Setelah aku melamarnya dan Aisyah pun sudi menjadi istri ku.dan kami merencanakan pernikahan dan mamah merencanakan bahwa pernikahan aku dan dia minggu besok,aku pun sempat terkejut secepat itu kah pernikahan akan di gelar padahal baru saja aku melamarnya.

"Semakin cepat semakin baik,lagi pula mamah tidak sabar ingin menggendong cucu nih hehe" percandaan mamah membuat aku dan Aisyah tersipu malu wajah Aisyah memerah seketika membuat ku semakin gemas ingin mencubit nya.

Tiga hari lagi adalah hari minggu hari di mana aku akan menghalalkan Aisyah untuk menjadi istri ku.

                             ***

Aisyah POV
Hari-hari secepat itu kah berlalu?
Hari ini adalah hari pernikahan ku dan mas Ari.
Tangan ku panas dingin menantikan kehadirannya.
Gema suara shalawat sudah terdengar dari ruang tamu rumah ku.

Aku melirik jam tangan ku dan ternyata pukul 8.45 WIB itu tanda nya 15 menit lagi acara akan segera di mulai tapi belum ada tanda-tanda kehadiran mas Ari dan keluarganya.

5 menit berlalu.

Dan mulai terdengar suara klakson mobil mas Ari.
jantung ku semakin berdetak lebih cepat dari biasanya dan suara pintu kamar ku seperti ada yang membuka

Krek!...

Dan ternyata mamah huh!mengejutkan saja dia.
"Sayang jangan takut ya ada mamah di sini" ucapan nya menenangkan hati dan pikiran ku.aku pun memeluk nya dan menangis bahagia.
"Mah?kok perasaan aku campur aduk ya?" Wajar saja Aku bertanya seperti itu karena baru pertama kali aku merasakan hal seperti ini.
"Hm,iya sayang wajar dong.mamah juga seperti itu dulu,lagi pula bukan kita doang ko tapi semua wanita yang akan menjalani pernikahan merasakan hal seperti itu".

Aku terdiam dan detik-detik Ijab Qobul mulai di lantunkan
Dan terdengar sangat jelas suara mas Ari.

Dan kurang lebih 1jam setengah Ijab Qobul dan do'a di lantun kan aku terdiam membeku dan tak kuat menahan isakan tangis.

"Sayang selamat menempuh hidup baru" mata berbinar mengecup dahi ku
"Mamah...? Hiks...hiks...ak..aku sekarang sudah resmi menjadi seorang istri mah...do'a kan aku dan mas Ari semoga menjadi keluarga yang Sakinah ma'wadah wa'rohmah hiks..." tangis bahagia.
"Pasti sayang pasti mamah do'a kan selalu untuk mu dan kakak mu"
Dan tak lama kemudian kakak ku kak Rahma datang memasuki kamar ku.
"Selamat ya dek,semoga bisa menjadi keluarga yang SAMAWA"
"Aamin ya Allah"
"Ayo keluar suami mu sudah menanti"
Aku pun keluar dari kamar ku dengan menggunakan gaun berwarna putih yang panjang nya selantai,aku agak kesulitan dalam berjalan maka dari itu mamah dan kakak ku membantu ku untuk mengangkat gaun ku dari belakang.

Setelah sampai tepat di samping mas Ari aku langsung mencium punggung tangan mas Ari lagi-lagi bulir air mata ku jatuh dan membasahi punggung tangan mas Ari,selepas itu kami saling memasangkan cincin di jari manis.

Ya Allah terimakasih.

Pesta pernikahan pun di gelar dan sangat pegal sekali kepala ku karena hiasan-hiasan yang ada di kepala ku ini ingin rasanya langsung beristirahat.

Aku dan mas Ari 3 kali mengganti kostum.
Aku sangat tidak nyaman dengan kostum ku yang ke 3 ini kostum nya sangat berbentuk body dan aku sungguh malu saat mas Ari menatap ku dengan tatapan yang sangat dalam tapi aku tak mengerti apa maksud nya.

Sekarang pukul 18.17 dan akhirnya pesta pernikahan sudah selesai di laksanakan,aku masuk ke kamar ku terlebih dahulu.

Iya,untuk seminggu kedepan kami tinggal di rumah ku dahulu sebab rumah yang di bangun mas Ari di daerah Depok masih belum begitu jadi rumah nya masih belum di cat dan lantai nya masih berdebu akibat pembangunan,sengaja kita memilih rumah yang jauh dari orang tua agar bisa mandiri.

Aku duduk di kasur kamar ku sambil mengurut kaki ku yang sangat pegal dengan minyak urut.aku tergeletak sejenak di kasur sambil menatap atap kamar ku,aku menutup mata sejenak.

Ah!lega sekali setelah seharian duduk dan memakai high heel akhirnya aku bisa rebahan di kasur ku yang terempuk sedunia.huh!sedih sebentar lagi aku akan meninggalkan kamar ini banyak sekali kenangan di kamar ini dan sebenarnya tak tega hati meninggalkan mamah sendirian di rumah,hm...tapi tak apa lah nanti kan aku insha Allah sebulan sekali mengunjungi mamah.

Krek!...

Suara pintu terdengar tapi aku abaikan dan ku lanjutkan untuk tertidur sejenak menghilangkan pening,kasur ku seperti berat sebelah dan sepertinya ada seseorang yang ikut tiduran bersama ku.ku coba membuka mata dan membalikan badan ke arahnya,saat ku membuka mata aku sangat terkejut dan tubuhku membatu.
"Ma....mas kok ada di sini?" Tanyaku gugup
"Memangnya kenapa?kan sudah muhrim" godanya.
"Iyy...iya sih.hm,mas mau mandi duluan apa aku duluan nih?" Aku langsung terduduk dan menatap matanya.
"Kamu aja dulu,oh iya di ruang tamu semua sudah pada nungguin tuh" matanya tertuju pada arah pintu.
"Hm,iy..iya deh ya sudah aku man...mandi dulu yah" berdiri dan akan menuju toilet.

Tangan ku gemetar saat di tarik oleh mas Ari untuk kembali lagi ke kasur,aku pun terjatuh dan berada tepat di pelukan mas Ari.
Mas Ari menatap ku dan aku pun sama dengannya dia memeluk ku dengan erat sehingga membuatku sesak akan bernafas.

Ya Allah apa yang akan dia lakukan pada ku?jangan sekarang ku mohon aku belum siap!

Wajahnya semakin mendekati wajahku, aku pun menutup mata sambil mengerutkan dagu.

Ya Allah bagaimana ini aku takut.
Batinku bergemuruh.

Krek!...

Oh, ya ampun untung saja mamah datang.

"Ya ampun,ini masih sore dan lagi pula masih banyak tamu jangan mulai dulu tidak enak nanti di dengar" mamah?apa yang mamah ucapkan membuat ku malu! Mas Ari pun menengok dan tersenyum ke arah mamah ku sambil mengelus halus hijab kepala ku.
"Apasih mah,enggak kok!" Jawab ku dengan nada agak tinggi.
"Jangan judes-judes sama orang tua!" Ucap mas Ari sambil mencolek ujung hidung ku.
"Iya-iya maafin icha ya mah.ya sudah mas awas aku mau mandi dulu." Beranjak pergi menuju toilet.
Dan saat ku dalam toilet terdengar suara dari sana perbincangan mamah dan mas Ari tapi aku mengabaikan nya.

Uh!sejuk sekali,jadi ingin berlama-lama di sini.

"Dek?Cepatlah mandinya semua sudah pada menunggu" teriak mas Ari dari sana.
"Iya mas sebentar yah sedang pakai handuk"

Ah!sebal sekali!baru juga ingin berlama-lama di sini.

Aku pun berjalan keluar toilet menggunakan handuk kimono.
Mas Ari menatap ku dari bawah sampai atas aku merasa tak enak hati saat di tatap nya seperti itu.
"Natapnya biasa aja kali mas"
Ucapku sinis
Tapi dia malah tertawa,entah apa maksud dari tertawa nya itu.
"Memangnya kenapa?aku kan punya mata jadi wajar dong kalau lihatin kamu,lagi pula kalau semakin lama aku menatap kamu dan kamu nya pun senang di tatap oleh ku aku akan mendapatkan pahala.sebab kita kan sudah muhrim "

Pahala?masa sih natap saja dapat pahala?apa itu hanya alasan klasik nya dia aja supaya aku bisa mengizinkan nya dia terus-terusan menatap ku?.

"Iyawdah iya deh.sana mandi mas aku mau pakai baju dulu" usir ku agar ia tak menatap ku lagi.
"Alay deh sama suami sendiri saja malu!huh dasar" mengecup pipi ku.

Selesai mengenakan baju aku pun langsung menuju ruang tamu dengan membawakan biskuit cokelat kesukaan ku.

"Duh,ngomongin apa nih?seru deh kayaknya" timbul ku sambil  melirik mereka semua.
"Loh suami kamu mana cha?" Tanya kak Rahma.
"Hm,itu lagi mandi nanti juga kesini"
"Kirain aku sudah mandi berdua sama kakak hehe" ucap Fai sepupu mas Ari.

Ih!lancang banget sih ngomong nya.

"Hehe,gak lah" tawa jahat ku.
"Kok Fai bilang nya gitu sih?" Tante Sulis kakaknya mamah mas Ari.
"Iya,maaf bercanda doang kali" ucap Fai meminta maaf.
"Hehe iya gak apa-apa" ucap ku.
Tidak lama kemudian mas Ari datang.
"Wey,pada ngomongin aku ya?gosip aja terus!wajar aja lah orang ganteng mah banyak yang gosipnya" timbrung mas Ari.
"Ke pedean banget kamu!" Kak Anisa kakak mas Ari.
"Fakta kak!haha" sambil melirik mereka semua.
"Putri mana?dari tadi aku lihat dia tidak ada?" Sambil menyari putri adik nya yang paling bungsu.
"Tidak ikut dia sakit" ucap ayah mas Ari.
"Sakit?sakit masa bikin snap instagram." Kesal melihat tidak ada kehadirannya adik tersayang nya.
"Tadi saat mamah kamu pegang dahi nya dia panas sekali" lanjut ayahnya.
"Ya sudahlah!"
"Oh iya btw mau sampai kapan kalian tinggal di sini?" Tanya kak Anisa
"Sementara kok kak untuk pelarian saja" jawab mas Ari.
"Oh begitu kirain aku kamu akan tinggal sini" lanjutnya
"Tidak ka,kita mau belajar mandiri" ucap ku.
"Ya ampun semua anak-anak mamah sudah punya keluarga dan mamah di sini sendirian" ucapnya melas.
"Tidak-tidak mah nanti insha Allah aku akan berkunjung sebulan sekali untuk menjenguk mamah.mamah kalau mau berkunjung juga boleh kok,apa mau aku cari kan asisten rumah tangga untuk mamah?agar mamah tidak kecapekan?" mengelus lembut pundak mamah.
"Iya nih anak-anak saya juga,apalagi nanti kalau putri sudah menikah dan dia ikut suami nya yah sepi deh rumah tak ada lagi yang berantem,ketawa" tante Fitri sambung ucapan mamahku.
"Mamah bisa kok berkunjung ke rumah kita juga.ya kan mas?" Menoleh ke arah mas Ari.
"Iya mah".
"Mah,sekarang sudah jam 7 malam nih ayo kita balik.penganten baru mau istirahat" canda ka Anisa sambil melirik jam tangan eifel
"Ih!gak kok." Wajah ku menunduk.

Setelah mereka merapihkan tas mereka bergegas pulang ke rumah masing-masing.

"Sudah pada pulang,sudah kalian istirahat pasti kalian lelah kan seharian melayani orang-orang" gumam mamah ku.
"Iya mah,ya sudah aku dan icha istirahat dulu yah" izin mas Ari sambil memeluk pundak ku.
Jantung ku serasa ingin copot saat menuju kamar ku.apakah ini saatnya?ini kah yang di namakan malam pertama?kalau saja melayani suami bukan hal yang wajib pasti aku tidak akan mau melakukan sunah rasul ini di malam pertama.jika ku menolak ke inginan suami ku, aku akan berdosa dan pasti Allah juga murka kepada ku..

Krek!...

Mas Ari berdiri tepat di depan ku sambil membacakan do'a di ubun-ubun ku,ku aamin kan semua do'a nya.

Mas Ari mengecup dahi ku dia menatap ku dan tersenyum, lalu dia menyuruh ku berwudhu lalu ku ikuti perintahnya kemudian kami melakukan shalat sunah dua rakaat.

Selepas shalat aku dan mas Ari duduk di kasur mas Ari mulai mendekati ku,tangannya mulai menyentuh tangan ku dia mulai mencium ku.gerakan badan nya seakan-akan memberikan isyarat ku turuti semua kemauan nya.

Semoga tidak terjadi apa-apa.

Dan malam ini menjadi malam yang tak akan ku lupakan sampai kapan pun.

Allahuakbar.....Allahuakbar!...

Suara alarm dari ponsel mas Ari terdengar sangat jelas,aku terbangun dan segera bergegas untuk mandi wajib.

Hampir 1 jam lebih aku mandi tak terasa sekarang sudah pukul 5.45.

Ku lihat dia sudah tidak ada di kasur mungkin dia sudah mandi di kamar sebelah bekas kamar kakak ku akibat aku mandi terlalu lama dan sekarang dia sudah  pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah.

selesai mandi langsung ku melaksanakan shalat subuh di kamar sambil membaca Al-Qur'an&Dzikir sejenak.

Tepat jam 6 pagi aku bergegas ke pasar di antar oleh mas Ari,tadi nya dia menyuruh ku untuk berbelanja di supermarket saja tapi aku menolak karena menurut ku di pasar tradisional harga sayuran bisa di tawar bahkan masih sangat fresh karena baru di ambil dari pusat nya.

"Mau masak apa mas?"
"Ikan tongkol sama sayur asem"
"Oke,buah nya?"
"Pear saja,,eh anggur juga boleh"
"Hmm,oke deh kalau begitu aku belanja dulu ya,kamu mau ikut aku atau mau di sini?"
"Di sini saja"
"Oke"

Aku pun berjalan menuju sebrang sana aku pun mencari tukang buah terlebih dahulu akan tetapi uang untuk membeli buah nya kurang 10k akhirnya aku berbalik arah menuju mobil mas Ari aku terkejut dari kejauhan sana mas Ari sedang berbicara dengan seorang wanita,tapi aku tetap berfikir positif mungkin itu teman lama nya.

Mobil truk berwarna kuning yang sedang membawa perabotan rumah tangga menghalangi pemandangan ku aku menggeserkan kepala ku ke kanan dan ke kiri ketika truk itu sudah berjalan dan tak ada lagi yang menghalangi pemandangan ku,aku di buat terkejut lagi oleh ulah mereka berdua.wanita itu memeluk mas Ari. Ya Allah kuat kan hati ku,siapa wanita itu kenapa dia seperti sedang menangis?siapa yang membuatnya menangis?dan kurang ajar nya lagi mas Ari membalas pelukan tersebut.

Hati ku hancur melihat pemandangan itu!aku tak kuat menahan air mata,dengkul ku serasa bergetar.

Sebenarnya apa yang terjadi?aku mendekap mulutku dengan tangan kiri ku.kenapa wanita itu melakukan itu?apa mas Ari tak memberitahu bahwa dia sudah mempunyai istri?nafas ku sesak.ya Allah beri aku kekuatan aku mohon,apakah mas Ari sebenarnya bukan jodohku?lantas mengapa kau hadirkan dia di hidup ku jika dia hanya penghantar luka?ya Allah berikan hamba petunjukmu.

Mas Ari?apa hubungan mas Ari dengan perempuan itu?Apa sebenarnya mas Ari tak mencintai ku?lantas mengapa dia melamar ku jika dia tidak mencintai ku?lamar saja wanita itu?kenapa pula mas Ari tak pernah menjelaskan apa-apa ke pada ku?dia seperti tak punya rasa bersalah!!

Aku langsung berbalik arah dan belanja lagi secukup uang yang ku punya.

Selesai berbelanja aku balik ke mobil,tapi mengapa wanita tadi sudah tak ada?ingin sekali ku tanya kan hal ini kepada nya tapi aku takut dia memarahi ku jadi ku batalkan niat ku untuk menanyakan nya tapi sebisa mungkin ku cari tahu tentang wanita itu.

"Mas..." dia sepertinya tak menyadari aku datang akhirnya ku tepuk pundak nya.
"Eh...kamu ngagetin saja dek,,su..sudah berbelanja nya?" Gugup?dia sangat gugup.kegugupan nya membuat ku semakin penasaran.
"Udah nih,,kamu kenapa mas?" pura-pura tidak tahu.
"Kenapa apa nya dek?.." berbalik tanya.

Ayo dong jujur mas siapa wanita tadi?

Alisku menyatu menjadi datar seketika dan dahi ku mengkerut.
"Ken..kenapa si dek?"
"Tidak!aku lapar!!" Jawab ku singkat.

Saat di dalam mobil aku berusaha mengambil ponsel mas Ari tapi ponsel nya di privasi.
Ku ketik tanggal pernikahan aku dan mas Ari tapi ternyata salah!.
Lalu ku coba ketika tanggal lahir mas Ari dan salah juga?!!.

"060615" katanya tanpa melirik ku.
"6 juni 2015?tanggal apa itu mas?" Penasaran.
"Kalau mau lihat!lihat saja jangan banyak tanya!" Cetusnya dengan nada tinggi sehingga membuat ku terdiam.

ku buka galeri nya ternyata di sana banyak foto aku setelah ku scroll paling bawah terdapat foto bingkisan lalu ku  zoom dan ternyata di bingkisan itu tertera '060615' dan di situ tertulis tidak begitu jelas tapi aku bisa membacanya nama 'Riska' 'To:Riska'.bingkisan ini untuk Riska kah?

Riska?apakah wanita yang tadi ku lihat sedang berpelukan dengan mas Ari itu adalah Riska?

Air mata ku jatuh di ponsel mas Ari.

Hiks...Hiks...Hiks...

Mas Ari menengok ke arah ku dan sedikit menunduk melihat wajah ku,lalu dia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.dia memegang ku.
"Kamu kenapa menangis?" mengangkat dagu ku ke atas dan melirik ponsel nya.
"Hap...hapus saja foto itu!maafkan aku." MenDelete foto tersebut.
Mas Ari meneruskan perjalanan nya.

Setibanya di rumah,

Aku pun memasaknya makanan dan kita makan bersama.aku tetap berusaha tegar dan melupakan kejadian itu.
Hari ini mas Ari sedang libur dan dia mengajak ku shopping tapi aku nolak nya. Entahlah aku ini sedang tidak mood atau malas,aku memang kurang suka dengan shopping aku lebih suka traveling and diving tapi suami ku tak mengizinkan untuk diving kalau travelling dia masih menyetujui nya.
Saat itu mamah pergi untuk ikut arisan bulanan.

Kami berdua bersantai di sofa ruang tamu sambil menikmati cemilan biskuit kesukaan ku kita menonton televisi.

Entah kenapa aku risih dengan dekapan mas Ari dia selalu mengecupi pipi ku.
Seberapa suka sih dia dengan pipi ku ini?hih!
Akupun bersandar di bahu mas Ari.selang iklan kami selalu bercanda.

Kring!...Kring!...Kring!...

Ponsel mas Ari berbunyi.
"Ah!ganggu saja orang lagi bermesraan!" Melirik ponselnya,akan tetapi dia malah me-silence kan ponsel nya.
"Siapa mas?kok di silence?" Rasa penasaran ku kembali muncul.
"Tidak!" Singkat nya.

Hal yang seperti ini yang membuat ku curiga!mau tidak mau aku harus ku ambil paksa! Tekad ku.

Ku mulai merebut ponsel mas Ari dari tangan nya tapi dia malah memarahi ku.
"Ini ponsel ku!jangan sembarangan ambil-ambil saja!aku pernah tidak memainkan ponsel mu?bikin suasana kacau saja!!" Meninggalkan ku sendiri di ruang tamu.aku menangis,
Sekasar itu kah ucapannya?
sikap asli mas Ari mulai muncul.
Mas Ari memakai jaket levis dan membawa kunci mobil keluar dari rumah.ku diam kan dia sejenak,biarkan dia pergi dahulu.

Aku pun menuju kamar untuk mengganti pakaian lalu ku ikuti dia dari belakang dengan nenggunakan taxi
"Pak?ikuti mobil merah itu!"
"Memangnya ada apa neng?"
"Tidak ada apa-apa,hanya ingin memberikan kejutan" ucapan bohong ku.

Setelah beberapa saat kemudian mobil mas Ari berdiri di depan gang.
"Mau turun gak neng?"
"Tidak pak,ikuti dia saja dulu saya penasaran"

Tiba-tiba seseorang wanita mengenakan syal keluar dari gang. Langsung menaiki mobil mas Ari.

Wanita itu?ada hubungan apa lagi dia dengan suami ku?

Aku tak bisa menahan tangis tapi ku coba mendekap mulut ku dengan kedua tangan ku

Hiks...Hiks...

"Kok nangis neng?"
"Sudah cepat ikuti mobil tadi!"

Mobil mas Ari berhenti di sebuah cafe. Ku perhatikan mereka dari dalam mobil.ku melihat mas Ari sedang memegang erat dan mengelus punggung tangan wanita itu.

Aku hancur!sakit mas!sakit!seharusnya jika kau tak mencintai ku jangan seperti ini?kau menikahi ku hanya untuk nafsu belaka kah?

Aku tak kuat menahan ini! Baru sehari berumah tangga dengan mas Ari tapi cobaan nya sudah sebesar ini?Akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Setibanya dirumah,
Aku langsung masuk ke kamar aku tak kuat lagi menahan isak tangisan ini.akhirnya aku menangis sejadi-jadinya.
Membayangkan kejadian tadi.
Betapa jahat nya mas Ari?

Hikss...Hiks...

"Kamu kenapa?" Kehadiran mamah membuat ku membatu seketika.ku coba mencari alasan agar mamah tak curiga dan tidak memarahi mas Ari.
"Ak...aku hiks...hiks...rindu mas Ari mah...hiks" ucapan bohong ku.
"Memangnya Ari kemana?"
"Di...dia tadi pergi temani sahabatnya untuk tug...tugas hiks...hiks...tap..i tadi aku telepon tidak di angkat-angkat ak..u takut dia kenapa-kenapa mah"
"Oh,ya sudah atuh kenapa di tangisin?biarkan saja nanti dia juga pulang sayang" menenangkan ku.

Maafkan aku mah aku berbohong,aku takut kalau harus mengadu kepada mu jika mas Ari sedang bersama wanita lain di cafe.aku takut jalau kau akan memarahi nya dan aku takut kau  akan memisahkan aku dengan nya.aku sangat mencintai nya mah....hiks...hiks...

Gimana?masih kurang bagus yah?oke deh aku akan berusaha membaguskan nya deh besok.
Maaf bila ada salah-salah kata

Follow my ig; @ajengrahmat14

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience