Hari ini sangat berbeda karena kejadian kemarin Ari tak pernah menyapa Aisyah seharian.apa yang terjadi dengan Ari?apakah benar ia tidak mencintai Aisyah?lalu mengapa ia memilih untuk menikahi nya?apa hanya untuk pelarian sementara?..
Mengapa harus Aisyah yang jadi pelarian dia sementara?sedang kan Aisyah sudah sangat jatuh hati padanya.
"Ma..s?" Suara Aisyah lirih.mata nya membengkak akibat tangisan kemarin dan semalam. menangis yang tak bersuara itu membuat Aisyah semakin sesak.
"Apa?!" Singkatnya.
"Ka..kamu masih marah dengan ku kah mas?" Suara Aisyah yang serak membuat Ari menoleh ke arah nya.
Ari melihat mata Aisyah membengkak. Ari memegang pipi Aisyah lembut.
Seketika mata Aisyah berkaca-kaca dan menjatuhkan air mata. Ia membayangkan kejadian semalam,hatinya begitu sesak tak ada tempat mengadu bagi nya selain kepada Allah ta'ala.
"Kam..u kenapa cha?" Gugupnya
"Ak..aku mencintai mu karena Allah mas..." lagi-lagi Aisyah menangis sendu. Aisyah menunduk seakan-akan dia tahu bahwa wanita yang di cintai nya bukan lah dia melainkan Riska.
Sesak?tentu!bukan main sesak nya melihat suami yang kita sayangi memegang erat punggung tangan wanita lain,padahal dia bukan Muhrim nya.
Ari tak dapat menjawab pertanyaan Aisyah tersebut.Ari melepas kan tangan nya dari pipi Aisyah.
Katakan mas!katakan kalau kau pun juga mencintai ku!-batinnya.
Bukan perkataan iya yang di keluarkan dari mulut Ari, ia malah meninggalkan Aisyah
Ya Allah hati ku patah!suami yang ku cintai tak mencintaiku.
Aisyah menunduk dan mengelap air mata nya.
Ia berusaha istighfar untuk menenangkan diri nya.
Masalah ini biasa!sudah banyak yang merasakan masalah seperti ini dalam rumah tangga.aku harus kuat!-kata nya meyakini diri sendiri.
***
Riska melambaikan tangan nya ke arah mobil Ari entah apa maksud nya.
Tak lama kemudian Ari pun meng-sen kan mobilnya ke arah kiri dan berhenti tepat di hadapan Riska.
"Ri?antarkan aku ke cafe yuk?kita santai-santai lagi" rayuan Riska terhadap Ari membuat Ari menangguk lemah.
Tanpa malu Riska memeluk dan mengecup bibir Ari lembut.
Ari hanya menengok ke arah nya dan mengertukan dahi.
"Apa?!memang tidak boleh?aku rindu tau mengecup bibir merah mu" Ari hanya tersenyum lalu membalas pelukan Riska sebelah tangan.
Riska memang wanita yang sangat gatal akan laki-laki,ia tak mempunyai malu sama sekali saat ia harus memulai nya duluan! Pantas saja mamah nya Ari tak menyetujui hubungan mereka.
Ari benar-benar tidak tahu malu!dia sudah beristri tapi masih saja jalan dengan wanita lain yang bukan muhrimnya!apakah satu istri itu kurang?!
Setibanya di cafe mereka memarkirkan mobilnya dan langsung menuju ke arah cafe. Di saat itu Riska yang mulai menggandeng tangan Ari, Ari pum membalasnya dengan senang hati.
Lalu mereka memasan salah satu minuman kesukaan mereka.
"Aku masih ingat dong ri dengan minuman kesukaan kamu." Senyum nya membuat hati Ari luluh.
"Memangnya apa?" Menekuk kedua tangan di meja sambil memegangi wajahnya
"Vanila coffee. Iya kan?" Riska yang menatap Ari dengan begitu tajam membuat Ari menatapnya kembali.
"Kok masih ingat si Ris?" Gumamnya sambil tersenyum tipis.
"Masih lah sayang.Apa sih yang gak ingat tentang kebiasan kamu.ih!" rayunya
"Hehe iya deh" mengecup dahi Riska.
Mereka memesan dan meminum kopi sambil berbicara dengan santai sampai tak memperdulikan Aisyah di rumah yang sedang menangis akibat ulahnya.
***
Ingin sebenarnya ku ceritakan semuanya kepada ibu,tapi itu tidak akan mungkin.aku tak enak hati kepada nya menceritakan semua masalah hubungan ku dengan mas Ari.
Hari semakin petang dan Ari tak kunjung datang,Aisyah khawatir akan ke adaannya.
Apa mas Ari sudah shalat Asar?
Pikirannya tak karuan memikirkan tentang Ari yang tak kunjung pulang.
Apa mas Ari bersama dengan wanita itu lagi?kenapa mas Ari tega sekali dengan ku?.
Hus!...
aku tidak boleh su'udzhon kepadanya.
Ya Allah kuat kan aku!..dan hindarilah fikiran negatif ku.
Aisyah berusaha berfikir positif tentang suaminya.
Lalu dia mengirimi pesan kepada Ari.
"Mas?mas sedang di mana?"
Tidak ada balasan.
Kemudian ia berusaha menghubungi Ari.
tapi Ari tak menangkat nya sama sekali bahkan telah me-reject telepon darinya.
Tangan nya dingin,ia hanya bisa mondar-mandir di teras rumah nya.ingin sekali ia pergi mencari mas Ari tapi ia takut kalau mas Ari marah padanya.
"Sedang apa kamu di sini nak?" Mamah nya ke bingungan apa yang di lakukan Aisyah dengan mondar -mandir
"Ak..aku sedang menunggu mas Ari mah" wajah nya pucat pasi dan tangan nya yang mendingin membuat mamahnya khawatir akan dirinya.
"Memangnya suami mu ke mana sayang?" Memegangi pipi Aisyah dan memandangi kantung mata Aisyah yang membengkak akibat tangisan. "Ka..kamu kenapa sayang?" Lanjut mamah.
Aisyah menunduk menutupi semua masalah.
"Tak apa-apa mah." Jelas Aisyah.
Aisyah menghirup dengan hidung yang basah.
"Kamu nangis ya?" Menunduk melihat wajah Aisyah.
"Tid..ak mah,aku pilek" ucapan bohong nya terlontar dari mulut Aisyah.akan tetapi mamahnya tahu sekali kalau anaknya ini sedang menangis bukan pilek.
"Ceritalah nak kepada mamah,,mamah akan mendengarkan nya dan insha Allah akan mamah bantu"
Mengusap lembut air mata yang terjatuh membasahi pipi Aisyah.
Aisyah memeluk punggung mamahnya dan berbisik
"Ak..aku mencintai nya mah..hiks..hiks.." suara sendu nya mulai terdengar.
"Mak..sud kamu apa nak?apa yang terjadi pada Ari?" Mamahnya mengusap tubuh Aisyah yang sedang memeluknya,ia tak mengerti apa yang ia bicarakan.
"Ak..aku akan menceritakan semuanya ke mamah di dalam,ayo mah kita masuk tak enak kalau di luar!" Menuntun tangan mamahnya dan menahan isak tangisan nya yang tak mampu ia tahan lagi.
"Mas Ari tidak mencintai ku mah.." ucapnya lirih menatap kosong guci yang ada di samping nya.
"Ken..kenapa nak?kok bisa?dan kamu tahu dari mana?" Cerewet nya.
Aisyah menghela nafas sedalam dalam nya saat ia ingin menghembuskan,matanya terpejam dan air mata dengan lancang nya jatuh tanpa ia izin kan.
Hanya suara isakan tangis nya lah yang terdengar. Bibirnya saat itu memucat.
Hiks!...Hiks!...
Aisyah lagi-lagi memeluk mamahnya dan menangis dengan tersendu-sendu.
"Sabar nak..ini semua ujian,kamu harus kuat menghadapi ini." Meyakinkan putrinya bahwa ia kuat menghadapi masalah seperti ini.
"Ak..u tidak kuat mah!...hiks...hiks..." tangis nya seakan-akan pecah,ia tak tahu harus berbuat apa?ia putus asa!
"Mengadu lah ke pada Allah di sepertiga malam nak..Dan sepertinya Allah rindu kepada suara tangisan mu di sepertiga malam yang saat itu hanya engkau dan dia lah bercakap.kau sudah lama kan tak shalat tahajud?" Pertanyaan nya membuat Aisyah mendongak.
Yang di katakan mamah itu benar aku sekarang sudah jarang sekali bahkan tak pernah shalay tahajud setelah menikah.tapi,apakah yang di katakan mamah itu benar?Allah rindu akan tangisan ku?ya Allah maafkan aku yang sudah bersombong hati menjadi seorang hamba mu!
Aisyah hanya terdiam membisu.
Lalu Aisyah mentekadkan dalam hatinya untuk melakukan shalat tahajud nanti malam dan seterusnya.
Mamahnya pun menghapus air mata Aisyah.
"Sudah jangan menangis lagi anak ku sayang..nanti pipi mu turun loh!hehe" perkataan nya membuat Aisyah terkekeh dan mengecup pipi sang mamah.
"Aku mencintai mu karena Allah mah,hanya engkau penyejuk kalbu ku.terimakasih ya Allah engkau telah menghadiah kan bidadari sekaligus malaikat secantik dan sebaik ia" rayuan Aisya membuat sang mamah tersenyum.dan kini senyuman nya pun terpancar manis.
***
"Riska lepaskan lah!" Ari mendorong Riska agar melepaskan pelukannya. Tetapi Riska menggeleng dan menenggelamkan wajah nya di dada bidang nya Ari.
"Kau ini apa-apaan?sih?!!" Ucapan marah Ari membuat Riska melepaskan pelukannya.
"Kau ini kenapa si Ri?kau tak sayang lagi sama aku?" Manja nya.
Ingin sebenarnya aku mengatakan sudah beristri tapi itu tidak mungkin pasti akan menyakitkan bagi Riska
"Apa kau sudah mempunyai wanita lain?" Mengerucutkan bibirnya sambil merangkul tangan di atas dada.
"Maafkan aku Riska." Ucapnya lirih.
Mata Riska berkaca-kaca dan menegaskan apa yang Ari bicarakan tadi.
"Ka..kamu sudah mempunyai wanita?apa jangan-jangan kamu sudah menikah Ri?" Suara serak Riska membuatnya menengok ke arahnya.
"Tid..tidak Riska!aku belum menikah" ucapannya berbohong.
"Benarkah Ri?aku sangat menyayangi mu ri" memeluk hangat tubuh Ari.
"Lepaskan!aku malu dilihat orang lain!" Tegasnya.
"Aku tak peduli cemohan orang lain tentang kita ri!intinya aku mencintai mu dan menyayangi mu!" Tolaknya!
"Kalau kau menyayangi ku?lantas mengapa kau meninggalkan ku waktu itu Ris?" Matanya menatap kosong gelas kopi yang tadi mereka minum.
"Ak..akuuu.." tanpa melanjutkan perkataan nya ia langsung pura-pura menangis.
Ari yang jengah melihatnya lalu ia berusaha melepaskan pelukan Riska dan meninggalkan ia sendiri di cafe
Lagi-lagi tarikan tangan Riska lah yang membuatnya luluh,ia tak tega milihat wanita yang ia cintai menangis sendirian. Tapi Ari berusaha melepaskan tangan Riska dengan cara membanting tangannya di udara.
Terdengar sangat lirih suara Riska menginginkan Ari kembali.Sebenarnya Ari pun merasakan hal yang sama tapi apa daya Ari sudah mempunyai istri dan istri nya kini sedang di rumah. Menangisi dia tanpa sepengetahuan nya.
Riska mengejar Ari dan menarik tangan Ari.
"Ari ari!aku mohon tunggu!"
Suaranya kini terdengar seperti benar-benar menangis.
"Aku menyayangimu ri." Seraya membelai telapak tangan Ari.
"Maafkan aku telah meninggalkan mu demi laki-laki itu!dan ternyata laki-laki iti brengsek ri!dia hanya menginginkan nafsu belaka saja!"
Mendengarkan kata-kata iti tentunya Ari marah besar dan berbalik badan ke arah Riska.
Ingin ku tampar dan ku ludahi saja wajah cantik mu itu Riska!-batinnya.
"Ap..apa?jadi?kamu sudah tid..tidak perawan lagi Riska?sejauh itukah hubungan kau dan laki-laki itu?kau tahu Riska?aku dulu sangat menyayangi mu!menanti akan kehadiran diri mu!namun aku tahu kabar dari teman-teman ku bahwa kau sudah mempunyai lelaki lain,tadi nya aku sempat tak percaya..." tertawa sumbing.
"Tapi ternyata itu benar!kau menduakan aku Riska!kau jahat!aku sempat trauma akan wanita karena kau!!kau bejad!" Lanjut nya.
"Tap..i Aku mencintai mu ri,aku menginginkan mu kembali ri hik..hiks... aku berjanji tak akan menghianati mu lagi!" Riska menunjukkan jari kelingking nya.
"Semudah itu kan membangun kepercayaan yang sudah hancur?bukan hanya kepercayaan ku pada mu saja yang hancur!hati ku pun juga!.dan semuanya sudah terlambat untuk mengulangnya dari awal Riska!ak..aku sudah mempunyai istri!" Melepaskan tangan nya yang tadi sempat di peluk oleh Riska dan pergi menuju parkiran mobil.
Terdengar dari kejauhan riska berteriak tapi Ari mengacuhkan nya.
Aku harus pulang!kasihan istri ku!
Tok!...Tok!
Assalamualaikum!
"walaikum salam!mas." Aisyah mencium punggung tangan Ari.
"Maaf kan aku cha sudah menjuteki mu dua hari ini" mengecup dahi Aisyah.
"Tidak apa-apa mas,ya sudah ayo masuk hari sudah larut malam tak enak jikalau masih di luar"
"Terimakasih cha"
"Mas aku hangati yah makan malam nya?" Sambil membawa makanan nya ke tempat penghangat makanan.
"Iya sayang."
Dari belakang Ari melihat gerak gerik sang istri yang sedang menghangatkan makanan.
Ari pun mendekati sang istri dan memeluk pinggang nya dari belakang.
"Cha?maafkan aku" suara serak Ari membuat Aisyah mendongak.ternyata Ari sedang menangis.
Mas Ari kenapa menangis?apa yang membuatnya menangis?
"Ke..kenapa mas?maaf?untuk apa?" Aisyah kebingungan dengan perkataan mas Ari tadi.
"Bolehkah aku jujur?" Matanya mendesis pada mata sang istri.
Aisyah tak mengucapkan sepatah kata,ia hanya mengangguk lemah.
"Aku belum bisa seutuhnya mencintai mu" Ari menghela nafas.
Sedangkan Aisyah sedang diam membatu.
Sudah ku duga.ia memang belum bisa melupakan Riska
Aisyah tersemyum palsu mengusap kedua pipi Ari.
"Hmm,tidak masalah mas.insha Allah atas izin Allah kau nanti bisa mencintai ku"
"Hm,,insha Allah cha.tapi akan ku usahakan untuk mencintai mu cha.pasti!aku berjanji!" Janjinya meyakinkan Aisyah dan membuat Aisyah tersenyum dengan mata berbinar.
"Oke.ya sudah nih makanan nya sudah hangat lagi mas,di makan yah" menuangkan makanan lalu menaruhnya di atas meja.
Melihat Ari sedang makan membuat Aisyah tersenyum geli.
"Kenapa cha?apa ada yang salah dengan ku?" Ari langsung minum air putihnya.
"Tidak tidak sayang" rayunya
"Hmmm,,kau tidak makan?" Menyodorkan lauk yang ada di tangan nya ke mulut Aisyah.
"Hmm.tidak-tidak aku sudah kenyang"
"Lalu kenapa kau di sini?jika kau ingin tidur?tidur saja!sudah ku izini ko.sana tidur!"
"Tidak!aku tidak mau!tugas ku sebagai istri adalah melayani mu dengan sepenuhnya hati" senyumnya menyejukan hati Ari.
"Ayo cepat habiskan!apa masih mau nambah?" Aisyah menyodorkan nasi.
"Tidak!aku kenyang.ya sudah ayo kita berbincang di ruang tamu saja." Memeluk pinggang sang istri
"Lepas kan mas!aku risih dengan pelukan ini!" Memohon agar melepaskan pelukan nya yang membuat ia sulit bergerak.
"Kata nya siap melayani suami?kok di peluk suami saja sudah marah-marah?" Mencolek pipi mungil sang istri
"Siapa yang marah?aku hanya kesulitan bergerak jika seperti ini" jelas nya.
"Yasudah aku..." tanpa basa basi Ari menggendong sang istri.saat sedang berjalan, Ari menatap Aisyah dan tersenyum. Aisyah tersipu malu wajahnya memerah saat di tatap seperti itu ia sangat senang akan tatapan nya.
Aisyah memalingkan wajahnya.dan ketika sampai di sofa Aisyah di turunkan dalam keadaan berbaring.
Ari terus menatap Aisyah akan tetapi sekarang wajah Aisyah malah memurung.
Akankah ia akan seperti ini selama nya?aku takut esok ia akan kembali menemui Riska
Air mata terbendung di mata Aisyah.
Dan air mata itu jatuh membasahi pipi Aisyah lagi pada saat suasana sedang romantis-romantis nya.
Ari kebingungan menatap Aisyah.
"Kenapa kau menangis?" Tanyanya penasaran.
Aisyah memegangi pipi Ari lagi-lagi mengatakan hal yang sama seperti tadi pagi.
"Ak..aku mencintai karena Allah mas"
Ari melepaskan pandangan nya pada Aisyah dan menatap kosong sebuah guci.
Andai saja aku juga mencintai mu cha,mungkin akan ku katakan balik kepada mu bahwa aku juga mencintai mu.tapi jujur..aku belum seutuhnya mencintai mu!aku masih mencintai Riska!aku tahu ini dosa!aku mencintai wanita yang bukan halal untuk ku.
"Ka..kau masih mencintai Riska kah?" Menarik wajah Ari.
Aisyah menatap Ari penuh kesedihan.
"Kau tahu dari mana tentangnya?" Ari menatap Aisyah .
Pertanyaan Ari tadi membuat Aisyah menangis tersendu-sendu.
Hiks!...
Isakan tangis yang sangat memilukan sudah 2 hari ia rasakan sejak awak ia menikah dengan Ari.
"Jawab cha?!" Ari menekan Aisyah.tetapi Aisyah menggelengkan kepala.
"Ma..maafkan aku cha.." Ari berduduk di samping Aisyah tetapi beda sofa.
"Aku sudah mengetahui nya mas...dan sudah pula memaafkan nya..." lirihnya,menahan isakan tangis.ia menatap atap-atap rumah nya seakan-akan ia sedang menahan tangis yang amat dalam.
"Ap..apa yang kau ketahui tentang hubungan ku dan Riska?"
"Tidak ada." Ucapnya berbohong. Sebenarnya ia hanya ingin memancing suami nya agar ia berjujur pada nya.
Ari menunduk dan menghela nafas sejenak.
"Huh!akan ku ceritakan semuanya pada mu cha!"
Tak ada balasan dari Aisyah,ia hanya menatap Ari dengan wajah datar.
"Dulu aku dan Riska adalah sepasang kekasih.aku dulu tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun kecuali Riska! Dialah cinta pertama ku.aku menjalin hubungan 2setengah tahun dan hampir ingin menikah.akan tetapi mamah dan ayah tak merestui hubungan ini! Riska bilang Riska kecewa dengan keluarga ku dan dia bilanh kalau keluarga ku hanya menatap nya sebelah mata.aku berusaha menenangkan pikiran nya.ia menangis dalam pelukan ku.setelah sekian lama Riska tak pernah memberi ku kabar,bahkan tak jarang saat ku telepon dia selalu me-reject .hari-hari ku tampak suram tanpa nya.bahkan mendung nya hati ku mengalahkan mendung nya awan yang akan di turuni hujan. Aku berusaha menjalankan hari-hari tanpa nya meskipun pahit tetap ku paksa!lalu seketika mamah ingin segera ku menikah tapi aku hanya ingin Riska." Suasana rumah menjadi haru saat itu.
"Lalu mengapa kau tak mau mengejar cinta mu itu?" Mata nya menatap Ari yang sedang menahan air mata.
"Untuk apa?"
"Untuk kau nikah kan.." Aisyah membuang muka dari pandangan Ari..
Aisyah menelan air liur dan terasa sangat pahit sepahit yang ia rasakan saat ini.
Air mata yang tak mampu ia tahan lagi dia pecahkan di sini.
Hati nya begitu perih seperti di sayat silet saat mendengarkan cerita tentang masa lalu Ari dan kekasih nya.
Sebenarnya ia tak ingin mendengar cerita ini,ia hanya ingin mendengarkan kejujuran Ari saat duduk di cafe kemarin siang tetapi apa daya telinga sudah mendengar semuanya.
"Tidak mungkin cha! Allah sudah menjodohkan aku dengan mu lalu bagaimana bisa aku menolak nya?" Gumam nya.
Aisyah menengok sinis ke arah Ari.
"Ya sudah.ceraikan saja aku!" Lagi-lagi air mata lolos membasahi pipi Aisyah.
Ari menatap dengan tatapan tajam ke pusat mata Aisyah.
"Apa?!!mana bisa icha?aku tidak akan mungkin bisa berbahagia begitu saja dengan mempertaruhkan perasaan mu itu!aku tahu itu sakit!!" bentak Aisyah dengan menangis.
"Bisa mas!bisa!!insha Allah aku ikhlas!ayo ceraikan saja aku lalu nikahi dia!aku tahu kebahagiaan mu hanya bersama dia bukan dengan ku disini!!." Kembali membentak Ari.
"Tidak!aku tidak akan menceraikan mu icha!" Mengecup punggung tangan Aisyah. Aisyah membuang muka ke arah guci seraya menahan isakan tangis
Hiks!...Hiks!...
Ini terlalu sesak bagi Aisyah!bagaimana mungkin baginya melepaskan seseorang yang ia sayangi?..
Aisyah melepas pegangan tangan Ari.
"Lalu apa yang akan membuatmu bahagia mas?"
"Belajar mencintai mu karena Allah dan hidup bahagia dunia akhirat dengan mu cha. Itu yang membuatku bahagia" Ari berusaha meyakinkan perkataan nya.akan tetapi Aisyah sama sekali tidak terpikat dengan perkataan nya.
"Kamu bohong mas!jika dengan cara poligami membuat mu bahagia?maka lakukan lah!insha Allah aku pun ikhlas dan turut bahagia jika kau bahagia" ucap nya berbohong.
"Tidak!aku tidak mau!jangan paksa aku!" Membentak Aisyah .lagi-lagi Ari marah dan meninggalkan Aisyah di ruang tamu sendiri menuju kamar.
Sepertinya ia merasa kan kekesalan padanya karena telah memaksanya.
Terimakasih yang sudah membaca nya.dan maaf kalau kata-kata nya masih kurang bagus atau ada kesalahan.
Share this novel