Pengakuan 2

Romance Completed 1245

Ari berbaring di tempat tidur dan menatap awan-awan kamarnya.ia sebal karena Aisyah telah memaksanya untuk menceraikan ataupun mempoligami.

Icha kenapa si?apa yang ia ketahui tentang aku dan Riska?.semoga saja ia akan segera melupakan nya.

Krek!...

Ari memakai selimut dan berpura-pura tidur padahal Aisyah tahu bahwa ia sedang benar-benar tidak tidur,mata nya yang berkedap-kedip setengah tertutup.akan tetapi Aisyah membiarkan Ari seperti itu.ia tahu bahwa Ari sedang panas padanya.

Aisyah pun membaringkan tubuhnya menghadap Ari dan ikut tertidur dengan sang suami

Akan tetapi sang suami malah bertolak arah pada Aisyah.

Apa mas Ari benar-benar marah pada ku?

Air matanya berlinang begitu menyesal ia telah mengatakan seperti itu kepada Ari. Tapi ego nya saat itu memenuhi fikiran nya,jadi ia tak sengaja mengatakan seperti itu.

"Ma..s?" Suara serak nya memanggil Ari,Ari mendengar tapi Ari tak menghiraukan nya.

Aisyah semakin sesak.semarah itukah suaminya kepada Aisyah?

Tangan Aisyah menggoyah kan tangan Ari yang tatkala itu tangan nya berada di samping pinggang nya tubuhnya pun ikut bergoyang akibat sentuhan tangan nya itu.

Ari membuang tangan Aisyah begitu saja.
"Diam!aku ngantuk!!" Jelasnya.
"Ka..kau masih marah kah dengan ku ma..s?" Ucap Aisyah lirih.
"Tidak!" Singkat,padat,jelas.
"Kalau tidak,lalu mengapa kau seperti itu?" Ia pun terduduk menatap wajah samping Ari.
"Apa maksud mu cha?!aku tidak marah pada mu,sayang!."

Ari berusaha merayu akan tetapi rayuan nya itu tidak membuat nya luluh.

"Kau berbohong kan mas?" Tegas nya.

Ari pun terlentang sambil menatap mata Aisyah dalam.
Ia memegang pipi Aisyah dengan kedua tangan.

"Tid-ak! Aisyah Putri,putrinya mamah Sandra."
Ari tersenyum palsu.

Aisyah melepaskan kedua tangan Ari yang sedang memegangi pipinya.

"Aku sedang berbicara serius mas!" Aisyah kesal!ia tak suka di rayu dalam keadaan serius seperti ini.

"Lalu?apa menurut mu aku tidak serius?apa wajah ku yang tampan ini yang membuat mu tak percaya akan keseriusan ku?..." Ari  pun menatap lurus ke arah depan yang tadi nya ia menatap Aisyah dengan begitu dalam.
"Hm,,okelah besok-besok akan ku rubah wajah ku menjadi jelek dan melas agar hati mu akan segera luluh dan percaya bahwa aku serius,wahai istri ku tercinta." Lanjut nya.

Ari langsung menyeret tubuhnya untuk turun dari kasur lalu ia pun pergi ke arah luar pintu.

"Mau kemana lagi kau mas?!" Teriak nya kesal.
"Mau ..." tak begitu terdengar jelas  hanya kata 'mau' lah yang Aisyah dengar.

Ari menonton televisi hingga larut malam bahkan ia tak sengaja sampai tertidur di sofa.

Uhuk!...Uhuk!...

Batuknya membuat ia terbangun,ia pun segera mengambil air minum yang ada di samping tempat tidur nya. Tetapi airnya sedang habis mau tak mau ia harus mengambil nya di teko yang ada di dapur.

Ia terpengangah ternganga melihat suami nya sedang tertidur pulas di sofa ruang tamu. Ia berniat untuk membangun kan nya tetapi ia gengsi.

Banguin tidak yah?aku takut dia marah.

Sebisa mungkin ia melawan perkataan yang ada di hatinya.ia berusaha membangunkan Ari.

"Ma..mas?" Tangan nya menggoyah kan tubuhnya gagah nya.Suara nya gugup mulai terdengar dari bibirnya.

Ari mengucek mata nya,ia terkejut.
"Apa dek?kau belum tidur" gumam nya.
"Tadi aku batuk dan akhirnya terbangun lalu aku ingin pergi mengambil air tapi aku melihat mu tertidur di sofa jadi langsung saja aku bangun kan.aku kasihan sama mas masa iya aku enak-enakan tidur pulas di kasur mas malah tidur di sofa?kurang ajar sekali aku!" senyuman manisnya membuat Ari terpesona. Ari yang tadi nya sedang terlentang kini terbangun dengan semangat saat ia merasakan bahwa Aisyah sangat memperdulikan dirinya.

"Cie-cie care juga yah ternyata istri mungil ku ini?" Ari tertawa kecil,ia berdiri dan menggendong Aisyah

"Mas?ak..u belum mengambil air!" Merengek seraya memukuli dada Ari.

Ari pun menurunkan Aisyah di kasur,Ari menatap mata nya.wajah nya begitu dekat dan bertambah dekat seakan-akan ia meminta untuk-.

"Mass..!apaan sih kamu" mengalihkan pandangan Ari.
"Kok aku tiba-tiba lapar ya,dek?" Masih dengan posisi tadi.wajah nya mencari wajah Aisyah yang sedang menoleh ke arah kanan.

"Kau lapar?kok tumben?.." Kini mata nya menyipit kembali tertuju pada Ari.
Ari mengangguk dengan semangat nya sambil tersenyum penuh nafsu.

"Apa maksud mu mas?" Aisyah mendorong tubuh Ari.
Alhasil Aisyah kalah,tenaga Ari sangat kuat.

Aisyah mendesah kelelahan.

Ihh!..

"Mas!minggir lah!aku sesak!" Ia merengek agar Ari segera  lepaskan.

Ari tambah mendekap tubuhnya Aisyah. Aisyah yang saat itu tak mengerti apa maksud suami nya tersebut.

"Apa kau mau ku makan?" Pertanyaan Ari sungguh mengejutkan sekaligus membingung kan.

Mengapa harus memakan aku?jelas-jelas masih ada makanan di dapur sana!lagi pula bukankah mas Ari sudah makan?masa iya sih ia lapar lagi?

"Kenapa kau diam cha?"
"Aku tak mengerti maksud mu mas?bukankah tadi kau sudah makan?" Ari tertawa geli,ternyata istri nya itu tak mengerti apa maksud nya tadi.

"Ayolah sayang kita mulai lagi?" Ari membisikkan tepat di lubang telinga Aisyah.

Aisyah kembali menegang ternyata suami nya mengajak untuk berhubungan intim. Tubuhnya menggigil seperti es batu pertanda kalau ia sedang tidak siap.

"Ma..mas?" Nafas nya tidak teratur .

Ari tertawa sangat geli sekaligus nafsu saat ia melihat Aisyah sedang menstabilkan nafasnya.

"Apa sayang?kau sudah siap kah?" Goda nya.
"Belum mas!" Jawab Aisyah sangat lantang.

Ari langsung berbaring tepat di samping Aisyah.

Ari nge-dehem halus dan tertawa.
Ternyata istri nya itu panik saat ia mengucapkan kata-kata tadi,padahal sebenarnya Ari hanya bercanda.

Aisyah kebingungan saat melihat Ari tertawa.
"Kenapa tertawa mas?jangan-jangan kau berfikiran kalau aku tidak bisa melayani suami yah?!" Ia memutarkan bola matanya.
"Tidak sayang.ya ampun jahat banget aku kalau sampai berfikiran seperti itu?" Ia tersenyum tipis.

Aisyah menghela nafas dan mengambil selimut untuk segera tidur.

"Kau marah dek?duh lucu nya istri ku ini,jadi ingin ku makan beneran deh!" Ari tertawa sangat geli.
Kini Aisyah sedang pura-pura tidur,lalu Ari mengecup dahi nya.
Ia tak menyangka kalau Aisyah ternyata bisa baper juga.

                            ***

Kini Riska sedang terduduk merenung,ia sedang menangis tergugu. Ia menyesali karena telah meninggalkan Ari begitu saja.

"Andai saja dulu aku tak meninggalkan Ari begitu saja!" Penyesalan nya tak kunjung berakhir.

Ari sudah menikah?tapi dengan siapa?

Riska mulai nge-stalk sosial media milik Ari. Ia scroll foto-foto yang ada di semua sosial media milik Ari,akan tetapi tak di temukan foto wanita di sana.

Ia semakin kebingungan.Apa sebenarnya yang ia sembunyikan dari nya?
Ataukah Ari benar-benar sudah menikah atau hanya bersandiwara di depan ku tadi?

hujan mulai membasahi tubuhnya,malam ini sangat dingin sekali!apakah Ari di sana juga sedang merindukan diri nya?

"AKU MASIH MENCINTAI MU ARI!! AKU TAK SANGGUP BILA HARUS KE HILANGAN MU!" Ia berteriak di tengah malam dan deras nya hujan sehingga tak seorang pun dapat mendengar nya.

ia membanting ponselnya ia sebal dengan kehidupan ini.ia merasa semua nya tak adil!kenapa ia harus meninggalkan Ari demi laki-laki brengsek itu.

sungguh aku sangat menyesal!!esok aku akan kerumah Ari!tak peduli keluarga nya setuju atau tidak yang penting aku mencintai nya dan aku yakin Ari pun juga mencintai ku.aku ingin menikah dengan nya!

ia pun segera masuk ke dalam rumah dan segera mengganti pakaian agar tidak sakit.

Tekad nya sangat bulat dan tidak bisa di ganggu gugat!

Tok!...Tok!...
Permisi!.

Putri adiknya Ari segera membukakan pintu.ia terkejut saat yang datang adalah Riska mantan kekasih hati nya Ari.

"Ma..mau apa kau kemari?!!" Ia sangat gugup, sepertinya Putri marah kepada Riska karena telah membuat kakaknya itu menangis karena wanita. sehingga trauma untuk mengenal wanita lain.

"Put..ri!" Ia memeluk ringan tubuh putri sambil menangis sendu.
Putri tak membalas pelukan nya tersebut .

"Lepaskan!" Ia mendorong Riska dan segera menutup pintu rumah nya.

Brak!...

suara bantingan pintu itu mengejutkan Riska yang ada di luar sekaligus mamahnya yang baru saja dari dapur.

mamah nya penasaran siapa yang datang pagi-pagi seperti ini.

"Siapa put?kok di tutup sih pintu nya?kasih dia masuk dong?"
"Yakin nih mamah mau suruh tamu itu masuk?" Ia bertolak dada.

mamah nya menatap sipit ke arah nya.

"Memang nya siapa?" Mamah nya pun segera membuka pintu itu. Alangkah terkejut saat ia melihat Riska sedang menangis sambil berjongkok.

Riska mendongak ke arah atas dengan wajah yang sudah di basahi air mata.sebisa mungkin ia berusaha berdiri memegang punggung tangan kanan mamah nya Ari.

"Mah?maaf kan aku..." ia meminta maaf,tapi untuk apa? Bukan nya sedari awal ia mengenal nya ia memang sudah tak menyukai Riska?

"Untuk apa kau meminta maaf pada ku?" ia membuang muka ke arah pepohonan .

Ia menggelengkan kepala,ia juga tidak tahu mengapa tiba-tiba meminta maaf kepada mamah nya Ari.

"Dasar bodoh!kau yang berucap kau juga yang tidak tahu!huh!" Ia mendorong Riska sehingga Riska terjatuh di lantai.

"Ak..aku mau tahu keadaan Ari mah?" Ia merasa hancur sekali saat di perlakukan itu oleh mamah nya Ari.

"Tidak ada!Ari susah menikah!dan ia sudah tinggal di rumah istri nya!"

Seperti tersambar petir hati nya saat itu.

"Mamah bo..bohong kan?"
"Terserah kalau kau tidak percaya!!" Ia segera masuk meninggalkan Riska.

segitu benci nya kah dia kepada ku?..hiks..hiks..

ia beranjak pergi dari teras rumah Ari. Sesekali ia menoleh ke belakang ia melihat ke arah jendela yang sepertinya di sana terdapat mamah Ari dan putri yang sedang mengintip.

ia berlari kecil,sesampainya di jalan raya ia menunggu taksi dan berjalan ke arah trotoar.

Setelah 15 menit menunggu akhirnya ia dapat menaiki taksi juga.lalu ia pergi menuju taman yang biasa ia dan Ari kunjungi dulu.

setelah sampai di taman ia duduk dan menatapi bunga-bunga yang ada di sekitar situ.

dahulu Ari suka memberikan bunga itu kepada ku saat aku sedang marah padanya .akan tetapi sekarang tak pernah ada lagi yang melakukan hal itu!

ia memetik bunga nya.

bunga ini kuat sekali yah?tidak pernah habis dan layu?padahal sudah lama sekali sejak pertama kali aku dan Ari kemari bunga ini sudah ada.

ia mendekap mulut nya dengan kedua tangan,tangisan nya tidak begitu keras akan tetapi rasa sesak yang ada di hati nya yang membuat Riska sulit bernafas.

Aku masih mencintai mu Ari!sungguh!aku tahu aku salah,tapi izinkan aku untuk mengulang semua nya dari awal.dan berjanji tak akan menghianati mu

Ia benar-benar menyesal,ia menjambaki rambutnya sendiri.

AKU BENCI!!!

                             ***

"Dek?kok kamu tidak bangun-bangun sih?sekarang sudah jam 6.30 loh! Kamu tidak shalat?" Ari memeluk Aisyah dari belakang.
"Tidak mas!aku sedang haid.dan aku sedang pusing sekali." Ia melepaskan pelukan Ari

Perut Ari berbunyi.
Aisyah menoleh ke arah nya.
Ari menunduk dan nyengir lemah.
"Kau lapar mas?" Memandangi wajah nya yang sedang menunduk.
"Hmmm...iya dek hehe"

Ternyata Ari membangunkan Aisyah untuk di buatkan makanan oleh nya.

"Oke aku buatkan makanan yah mas" ia menyeret tubuh nya untuk beranjak turun dari kasur dan menuju dapur.

Ari mengikuti nya dari belakang.

Sesampainya di dapur ia berduduk di tempat duduk meja makan.

"Cepat dek aku lapar!" Perintah nya.
"Memang nya kau sudah lapar sekali ya mas?" Aisyah tertawa pelan. Ia lupa kalau suaminya itu ternyata juga belum sarapan.

"Aku kira kau tak butuh makanan mas." Aisyah tertawa pelan seraya mengaduk sayur si panci

"Apa maksud dek?" Ia menatap bingung Aisyah dari belakang.
"Aku kira kau hanya lapar dengan diri ku saja" Aisyah tertawa tipis

Wajah Ari memerah dan menunduk saat di katakan seperti itu.
"Ah kamu dek!" Ia sangat malu saat istri nya mengatakan seperti itu.

"Benar kan?" Ia menoleh ke arah Ari.

Ari yang tadi nya terduduk dan langsung berjalan ke arah istri nya.

"Tidak dek!itu aib tahu!" Ari sepertinya baper terhadap Aisyah.

Aisyah tertawa sangat geli,ternyata Ari tak kalah baper dengan nya.

Dendam semalam terbalas juga hehe~

"Iya maaf ya mas aku bercanda doang kok!akhirnya mas baper juga.cie baper haha habisan semalam bikin aku baper sih.huh!" Ucapnya panjang kali lebar.

Ari hanya bisa terdiam malu.

Kring!...Kring!...

Aisyah langsung menoleh ke arah Ari yang sedang merogoh kantung celana milik nya.

Ari menyembunyikan ponsel miliknya.sedangkan Aisyah penasaran siapa yang menelepon Ari.

"Kok tidak di angkat?"
"Tidak penting!" Ia menatap kosong wastafel.
"Kok begitu?siapa tahu penting mas!" Alisnya naik keatas dan mengkerut kan dahi nya.

Ari hanya terdiam,ponsel nya terus-terusan berbunyi. Aisyah memaksa mengambil ponsel milik Ari.

Ari menolak nya dan membuang tangan Aisyah di udara.

Seperti ada yang di sembunyikan dari ku!

Ia terus memaksa,alhasil ia berhasil mengambil ponsel dari kantung celana Ari.

Aisyah melihatnya dan terkejut ternyata Riska lah yang menelepon Ari.

Ia tak menyangka kalau Ari masih menyimpan nomor telepon nya Riska.

"Riska mas?kau masih menyimpan nya?" Matanya berkaca-kaca. Sebisa mungkin ia ingin menahan air mata yang akan terjatuh.

"Aku akan mengangkat nya!"
Tegas nya.
"Jangan!aku bilang jangan!" Ari membentak Aisyah akan tetapi sepertinya Aisyah sudah mulai kebal dengan nya.

Aisyah sebisa mungkin ingin mengangkat telepon dari Riska.

Suara Riska sudah terdengar dan sangat halus.

Ari mengambil ponsel milik nya dari telinga Aisyah.

"Hallo!" Ucap Riska.
"Kau Riska kah?" Suara nya sudah mulai serak.
"Iya.kamu siapa nya Ari dan mengapa ponsel Ari ada di tangan mu?!"
"Aku Aisyah istri nya mas Ari!" Ia tak sengaja meneteskan air mata.

Sehingga Ari yang melihatnya pun menjadi terdiam.

"Istri?tapi Ari bilang pada ku ia belum mempunyai istri.kau hanya mengaku-ngaku saja kan?dasar wanita murah!seenak nya saja mengambil lelaki orang!dasar pelakor!!" Aisyah yang sedang mendengar nya tadi langsung melepaskan ponsel Ari yang ada di genggaman telinganya. Ia menatap Ari tak percaya kalau ternyata Ari suami yang ia sayangi tak pernah menganggap nya istri.

Aisyah pergi meninggalkan Ari di dapur.ia berlari kecil sambil menangis sangat kejar.Ia menuju kamar dan mengunci kamar nya,sehingga ia berada sendirian dalam kamar nya.

Apa yang dikatakan Riska tadi?mengapa Icha sepertinya sangat marah dengan ku?Riska memang kurang ajar!

Ia mengambil telepon yang berada di lantai itu.

"Hallo Riska!!" Sapa nya dengan nada marah.
"Ari?..aku rindu kamu!Kamu kenapa Ri?kok kayaknya tegang gitu sih?" Riska menjawab dengan sangat santai.

Tangan Ari yang saat itu sudah mengepal ia langsung meninju dinding dapur.

Bruk!...

Riska di buat kaget oleh suara itu.
"Suara apa itu Ri?"

Tak berfikir lama ia langsung mematikan telepon nya.

Ia segera mematikan kompor dan menuju kamar.

Tok!...Tok!...

"Dek?!" Ia mengetuk sangat keras pintu kamar,tapi Aisyah tak menghiraukan suara itu ia terus-terusan menangis.sehingga membuat mamahnya Aisyah buru-buru keluar dari kamar nya.

"Ada apa,Ri?" Tanya nya panik.
"A..anu mah." Ia sangat gugup untuk mengatakan yang terjadi semuanya.

"Ada apa,Ri?" Dua kali mamah nya Aisyah bertanya.

Ari mengacuhkan pertanyaan tersebut dan langsung pergi membawa mobil milik nya.

Ia mengirimkan pesan kepada Riska.

Ari:aku ingin bertemu dengan mu sekarang!

Satu menit...

Dua menit...

Riska:Oke,Ri!tapi di mana?.

Ari:di taman yang biasa kita kunjungi.

Riska:okelah.aku sudah di sini dari tadi sayang!

Ari tak membalas pesan itu dan langsung menghapus nya kembali.

Ari berjalan menggunakan mobil menuju taman tersebut.

Sesampainya di sana ia di sambut pelukan hangat dari Riska.

Tanpa seizin nya ia seenak nya memeluk Ari,Ari pun tak bisa menolak nya sebab ia masih mencintai nya.

Ari mulai jengah dengan pelukan nya itu,ia melepas perlahan pelukan Riska.

"Kenapa kau melepaskan nya?kau sudah tak mencintai ku kah?kau tahu,Ri?aku duduk di sini sambil mengingat tentang masa lalu.kita yang indah itu." Mata nya mulai berkaca-kaca lagi.

"Iya itu indah.bahkan indah sekali!tapi lau menghancurkan nya begitu saja. Riska!" Ia menatap kosong bunga yang ia sering petikan untuk Riska.

"Maafkan atas semua kesalahan ku,Ri. Izinkan aku untuk mengulang nya dari awal.aku berjanji tidak akan menghianati mu lagi!sungguh aku berjanji." Ia menunduk malu dan meneteskan air mata.

"Sudah terlambat!aku sudah beristri!"

Riska yang mendengarnya seketika membatu.ia tak percaya,dan ternyata benar yang di kata kan mamah nya tadi.

"Tapi aku mencintai mu,Ri..hiks..hiks.." ia menghapus air mata yang menjatuhi pipi tirus nya itu.

Ari menghela nafas sedalam-dalam nya dan menghembuskan nya begitu saja.

Sungguh aku tak tega melihat mu menangis seperti itu Riska!aku ingin sekali menghapus air mata itu,tapi sepertinya tidak akan mungkin.

Mata nya tak mau tertuju pada Riska,ia menatap segan bunga-bunga.

Aku masih mencintai mu Riska!tapi,tapi bagaimana dengan icha?dia istri ku.dan aku pun juga mencintai nya.

Ari segera membalikan badan ia ingin pulang akan tetapi Riska memeluk tubuhnya sangat erat.

"Jangan tinggalkan aku Ari!aku mohon pada mu..hiks..hiks" Isakan tangis nya membuat Ari yang mendengar nya pun tak tega.

Ari membalikan tubuhnya lagi ke arah Riska dan langsung memeluk Riska dengan rasa rindu  yang ada di hati nya saat itu.

"Ak..ku juga tak bisa meninggalkan mu Riska!jujur aku masih menyayangi mu.tapi aku tak enak hati juga dengan Aisyah dan keluarga nya." Gumamnya seraya mengelus rambut halus Riska.

"Apakah kau mencintai nya Ari?"
Riska mendongak ke arah Ari tersebut.

Ari menangguk lemah.
"Iya aku juga mencintai nya, Riska."

Riska lagi-lagi menangis.

"Jangan menangis Riska!sungguh demi apa pun aku tak tega melihat mu menangis " ucap nya.

"Kalau kau tidak mau melihatku menangis maka ceraikan Aisyah!lalu kembali lah kepada ku,Ri!aku masih di sini mencintai mu" tegasnya.

Ari yang mendengar nya manjadi teridam membatu.
Ucapan Riska tadi teengiang di telinga nya ceraikan saja Aisyah!

Mana mungkin aku menceraikan nya?

"Tidak bisa!" Ari pun melepaskan pelukan nya.
"Kalau begitu!kau menikah dengan ku,Ri!itu akan membuat ku bahagia dan tak akan takut kehilangan mu lagi."

"Poligami maksud mu?" Ia menunduk ke arah Riska yang ada di hadapan nya itu.

"Iya,Ri!ayolah." Rayuan manja Riska membuatnya pusing.

Ari tak ingin menyakiti Aisyah,tapi ia juga tak ingin kehilangan Riska.

"Aku tak bisa!maaf aku harus pulang" ia berlari dan meninggalkan Riska di taman.

Ia segera mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi ia bergegas untuk pulang menemui Aisyah.

Sesampainya di rumah dengan cepat membuka pintu rumah dan membuka pintu kamar

"Cha?!buka cha!" Teriak nya dari luar kamar.

Aisyah membukakan pintu nya.ia menghadapi Ari dengan senyuman manis.

"Apa mas?"
"Kau marah pada ku,dek?" Tanya nya panik.

Aisyah menggelengkan kepala dengan lembut.

"Huh!syukurlah.sungguh maafkan aku Aisyah." Memegang tangan kanan Aisyah.
"Iya,tidak apa mas." Ia pergi memasuki kamar dan meninggalkan Ari sendiri yang kini sedang berada di ambang pintu.

Icha tidak marah pada ku?tapi mengapa dia terlihat sangat cuek dengan ku?

?? Daily Quest??
              
Bukan benci yang membuat ku menjauh,tapi kecewa!.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience