Aisyah menangis tergugu di dalam taksi.
Ia tak dapat mengucap sepatah kata pun,dan kini air mata lah yang mewakili perasaan nya saat ini.
Aku mencintai mu mas,tapi mengapa kau melakukan hal sekejam ini?.
Kring!...
Suara ponsel Aisyah berdering,ia melihat siapa yang menelepon. ternyata yang menelepon nya ialah Ari.ia kembali menaruh ponsel di pangkuan nya.
Sakit yang dirasakan kini tak sebanding dengan kebahagian yang ia dapat.
Setibanya di rumah,ia mengetuk pintu rumah nya.
Ia melihat sekitar rumah nya tak ada perubahan sama sekali dan sepertinya ia merindukan suasana di rumah ini.
Tok!...Tok!...
Assalamualaikum!...
Tak ada jawaban dari dalam rumah,lalu ia mencoba mengetuk nya tiga kali.tapi tetap saja tak ada jawaban dari dalam.
Ia terduduk di teras depan rumah nya,ia merenung dan sesekali mengingat perkataan Riska tadi.
Lagi-lagi ia menangis membayangkan betapa kejam nya Ari terhadap diri nya
Akibat menangis yang berkepanjangan ia menjadi mengantuk dan tak sengaja tertidur di teras.
1 jam...
2 jam...
3 jam...
Hari semakin sore,ia tak menyadari kalau ia sedang tertidur pulas di teras rumah.
Pada saat ingin membuka pintu,mamah Aisyah terkejut melihat putri nya sedang tertidur teras depan rumah nya.
"Cha?ayo bangun nak.." ia berusaha membangunkan nya dengan lembut.
Aisyah mulai terbangun dari tidurnya tersebut.ia membukakan kedua mata nya perlahan.
"Mamah?.."
"Kamu kenapa tidur di sini nak?" Ia melirik koper yang berisi pakaian tersebut, "kau kabur dari rumah ya?."
Aisyah bingung harus bilang apa kepada mamah nya itu.
"Tid..tidak mah," jawab nya terbata-bata.
"Lalu?kemana suami mu?." Ia menyipitkan mata nya seraya menatap Aisyah.
"Di..dia tidak ikut mah."
Mamah nya sempat heran dengan jawaban Aisyah tersebut,mengapa suami nya membiarkan istri nya berjalan seorang diri?padahal ia sedang hamil.
"Ayo mah kita ke dalam,aku lapar" ia memecahkan keheningan di sekitar rumah.
Mamah nya mengangguk, "mamah tidak masak loh Cha,tapi mamah bawa roti nih dari acara Arisan bulanan ibu-ibu."
"Ya,sudah mah aku makan roti itu saja." Ia tersenyum.
Saat sedang berjalan menuju dalam,ia seperti ingin pingsan.
Wajah Aisyah sangat pucat pasi tangan nya bergetar saat mamah nya memegang erat tangan nya tersebut.
"Kamu tidak apa-apa Cha?" Tanya nya, "kita ke rumah sakit ya?mamah khawatir dengan kesehatan mu."
Aisyah menggeleng lemah,bibir nya mulai memutih mata nya pun menjadi sayup.tanpa banyak fikir mamah nya pun segera membawa nya ke rumah sakit.
"Tidak usah mah!aku masih baik-baik saja" ia merengek agar tidak di larikan ke rumah sakit.
Tapi tubuh nya kini semakin lemas,kini ia pun pasrah.
Selama perjalanan berlangsung mamah nya terus-terusan mengoceh tapi Aisyah tak menghiraukan ocehan nya tersebut.
Yang ia dengar hanyalah 'bagaimana sih suami mu ini,istri lagi hamil kok di jalan sendirian!'
Lalu ia menjawab dengan lirih.
"Tidak mah,mas Ari tidak salah.aku yang mau kesini sendiri,lagi pula mas Ari sekarang sedang kerja aku tak enak hati mengganggu nya."
"Kamu nya juga keras kepala sih!kenapa harus memaksakan seperti itu?kalau kau terjadi apa-apa bagaimana?"
"Iya,maafkan aku mah."
Sesampainya di rumah sakit, Aisyah hanya terduduk lemas menunggu antrian. Mata nya menatap kosong awan-awan rumah sakit. Seketika air mata nya pun jatuh membasahi pipi. Sepertinya luka yang di lakukan oleh Riska dan Ari masih membekas di hati nya itu.
Mamah nya pun yang melihat nya kasihan.ia tahu kalau putrinya itu sedang bertengkar lagi dengan Ari.
Ia memeluk wajah pucat putrinya tersebut,suhu tubuh Aisyah sangatlah panas.
"Cha,tubuh mu sangat panas."
"Tidak mah,tangan mamah saja yang dingin." Jawab nya begitu datar.
Ia takut terjadi apa-apa oleh putrinya itu,ia mendekap putrinya itu dengan sangat erat. Aisyah tak membalas pelukan mamahnya tersebut ia hanya terdiam dan pingsan.
Pada awalnya ia tak mengetahui kalau Aisyah sedang pingsan,ia membangun kan nya dan berusaha mendorong nya. Tapi tak ada tanda-tanda ia terbangun.
Ia mulai panik dan memberanikan diri untuk memanggil dokter.
Hati nya berdebar begitu cepat saat melihat Aisyah di bawa ke ruang ICU.ia berdo'a kepada Allah agar tidak terjadi apa-apa kepada putri nya itu.
kurang lebih 30 menit ia menunggu,akhirnya dokter nya pun keluar dari ruangan itu dan menjelaskan pada mamah nya Aisyah kalau.-
"Apa yang terjadi dengan putri saya dok?dia baik-baik saja kan dok?" mata nya pun mulai meneteskan air mata.
"Keadaan putri ibu agak kritis,sepertinya ia akan koma sementara,dan bayi yang ada di dalam kandungan nya itu mulai melemah. Akan tetapi di mohon kepada ibu jangan terlalu khawatir karena kita sebisa mungkin akan membantu putri ibu." Jelas nya.
"Koma?berapa hari putri saya akan koma dok?"
"Saya tidak mengetahui dengan pasti bu,saya permisi"
Ia terus-terusan menangis dan tak tega hati melihat Aisyah putri nya itu berbaring lemah di kasur rumah sakit,Saat ia melihat ke arah wajah nya lagi-lagi air mata nya berlinang saat melihat Aisyah menggunakan alat pembantu nafas yang ada di hidung nya.
Aisyah sangat lemah!aku tak tega melihatnya seperti itu.ini semua karena Ari dan wanita itu!ia berdua sengaja ingin membunuh Aisyah!!
Mamah nya mulai menghubungi satu persatu kakak nya Aisyah bahkan sanak saudara nya.
Satu persatu sanak saudara nya mulai berdatangan. Mamah nya terus-terusan menangis tiada henti.
Kata sabar seperti nya tak cukup untuk ia pegang teguh di hati nya.
Satu hari...
Dua hari...
Tiga hari...
Empati hari...
Ia melihat dari kejauhan seperti Ari sedang berjalan di lorong rumah sakit.
ternyata benar yang datang adalah Ari.tapi entah dengan sengaja atau tidak sengaja Ari datang ke rumah sakit bersama Riska.
Mamah nya sudah gemas ingin mencaci maki mantu nya yang kurang ajar itu.
Ari dan Riska semakin dekat, Ari mencoba duduk tepat di samping mamah nya Aisyah dan menyapa.
Tak ada balasan sepatah kata pun yang keluar dari bibir mamah nya Aisyah.
"Sudahlah,Ri.ayo kita pulang saja!!ngapain sih di sini?buang-buang waktu saja!" Riska bertolak dada perkataan nya begitu tajam sehingga membuat mamah Aisyah gemas untuk menampar nya.
Plak!...
Mata nya menatap tajam ke arah Riska,ia kesal dengan perempuan kegatalan seperti Riska itu.
"Dasar kau tidak tahu malu!!kau ini mau apa sih?!!" Cetus nya.
"Mah,cukup!." Mamah nya Aisyah terkejut saat Ari membentak nya.
"Apa?!kau ingin membela nya?iya?ya sudah sana kau ikuti perempuan ini!jangan datang lagi ke putri ku!!kau tahu Ari?putri ku ini sudah koma empat hari empat malam dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda siuman dari nya!kau seenaknya kemari membawa perempuan ke gatalan ini.kau mau membuat nya bertambah sakit dengan ulah mu?ia itu depresi dengan sikap mu!!kau membiarkan nya pergi seorang diri padahal dia sedang hamil,hamil anak mu Ari!darah daging mu sendiri!kau ini suami nya!!dimana tanggung jawab mu?sebentar lagi kau ini akan menjadi ayah dari calon anak mu itu!bagaimana jika Aisyah keguguran?pasti ia akan bersedih dan akan membenci mu!!" Tetesan air mata tak mampu ia tahan lagi,ia merasakan kesakitan hati putri nya itu.
"Tidak apa-apa jika Aisyah keguguran!" Dengan enteng nya ia mengatakan seperti itu, mamah nya dan Ari yang mendengar nya pun darah nya langsung mendidih.
"Sebenci apa kau dengan putri ku,ha?!tega-tega nya kau mau menghancurkan rumah tangga nya!!" Menunjuk-tunjuk Riska dengan sangat marah.
"Kau tidak tahu? Aisyah telah merebut kebahagian ku.ia telah merebut Ari dari ku,ia juga telah merebut anak ku!"
"Anak mu?kau ini belum menikah,sejak kapan kau mempunyai anak?"
"Anak ku adalah anak nya Ari,dan sekarang telah ku gugurkan. Ari hanya bisa berjanji tak bisa menikahi ku!" Ucapan bohong nya membuat mamah nya marah kepada kedua nya.
Ia menatap tajam mata Ari,ia tak menyangka kalau Ari sebejat itu.
"Sekarang!kalian berdua pergi!!pergi dari sini!!atau mau ku panggilkan pengawas keamanan untuk mengusir kalian berdua!!kalian berdua sama hina nya!!jangan pernah muncul lagi di hadapan ku dan Aisyah."
Ia begitu marah dengan keduanya terutama Ari,tapi sebenarnya ia tak mengetahui kalau Ari itu sebenarnya tak bersalah.
Ari tak bisa menjelaskan sepatah kata pun,hati nya tengah gundah.
Kini Ari pergi dengan gesit sedangkan Riska mengikuti di belakang nya.
"Ari!tunggu aku!." Ia menarik lengan Ari,tapi Ari berusaha melepaskan nya.
Mereka berjalan sampai ke taman,ketika sampai di taman Ari terduduk menunduk sambil menangis tergugu.
Sedangkan Riska sedang berdiri di hadapan nya.
Hiks!...hiks!...hiks!...
Baru kali ini Riska melihat Ari menangis sampai segitu nya.apa karena ia takut kehilangan calon bayi nya,atau bahkan keduanya.
"Sudahlah,Ri.ngapain sih harapan Aisyah terus?" Bertolak dada dam memutarkan kedua bola mata nya.
"Aku mencintai nya Ris," Riska menatap bingung ke arah Ari "entahlah sekarang perasaan sayang ini mulai muncul dan rasa takut kehilangan pun mulai ada!"
Sepertinya Ari mulai takut kehilangan Aisyah.
"Aku tak mengerti dengan sikap mu,Ri!bukankah kau mencintai ku?lantas,mengapa kau takut kehilangan Aisyah?"
Pertanyaan Riska membuatnya semakin pusing, "pergi kau dari sini!!."
"Tap..tapi?" Kata nya terputus.
"Aku bilang pergi!!" Tegas nya mengusir Riska dari hadapan nya.
Riska menghela nafas den memejamkan mata sekilas.
"Oke,aku akan pergi!tapi ingat Ari!aku tak akan pernah memberikan mu bahagia dengan Aisyah,aku akan menghancurkan kebahagian mu Aisyah!!."
Ari tak menghiraukan perkataan Riska.Riska pun beranjak pergi dari hadapan nya Ari.
Allahuakbar!...Allahuakbar!...
Suara azan dzuhur mulai berkumandang. Ari yang mendengar nya langsung berhenti dari tangis nya dan beranjak pergi menuju masjid yang ada di rumah sakit.ia meminta maaf sekalipun pertolongan kepada-Nya.
***
"Bagaimana keadaan Aisyah?." Nafas nya tersengal-sengal akibat jalan terburu-buru.
"Ia masih koma." terlihat dari raut wajah nya ia seperti sedang meredam amarah.
"Semoga saja cepat siuman,lalu bagaimana dengan keadaan bayi yang ada di dalam perut nya itu?."
"Ia melemah." Ucap nya lirih
"Apa Ari sudah kemari untuk menjenguk Aisyah?"
"Sudah,tapi anak mu itu datang bersama perempuan lain!" Nada nya agak tinggi.
"Wanita itu barbadan putih kah?" Tanya mamah Ari.
Mamah Aisyah mengangguk, "kau mengenal nya?."
"Iya,aku mengenali nya.ia adalah mantan kekasih Ari,saya tak pernah setuju dengan nya!dia tak punya sopan santun. Dulu ia pernah sempat pergi tapi entah mengapa sekarang balik lagi." Jawab nya menjelaskan.
Mamah nya Aisyah mengerutkan dahi dan menatap kosong ke arah tempat duduk, "seperti nya ia berniat menghancurkan rumah tangga anak kita!"
Mamah Ari tersenyum sumbing, "memang! Dia itu perempuan gatal,dia tidak sopan!."
Setelah berbincang-bincang,Ari pun datang setelah shalat Dzuhur. Mamah Ari menatap tajam ke arah nya. Tangan nya pun sudah gemas ingin menampar nya.
"Bagaimana keadaan Aisyah?" Tanya nya begitu panik.
Tak ada yang menjawab pertanyaan nya,mamah nya mendongak ke arah nya.
Plak!...
Satu tamparan mendarat di pipi kiri Ari,ia sangat terkejut dengan tamparan tersebut.
"Kenapa mamah menampar ku?!." Ia bertanya seperti tak ada salah.
"Kau masih bertanya apa salah mu?" Ia menunjuk-tunjuk Ari dengan jari telunjuk nya.
Plak!...
Lagi-lagi ia menampar nya,emosi nya sudah tak terkontrol lagi.Ia sangat tidak menyukai sikap Ari yang tamak seperti itu.
Ia mencoba menghela nafas sedalam-dalam nya, dan mulai beristighfar dalam hati.
Ia meminta perlindungan dari Allah atas emosi nya yang tengah menggundah hati dan fikiran nya itu.
"Tampar aku lagi mah!apa perlu mamah bunuh aku!!"
Mamah nya meneteskan air mata ia menyesal telah menampar anak nya.
Seharusnya aku tidak melakukan hal itu!
Ari beranjak pergi dari hadapan mamah nya dan juga mamah nya Aisyah.
Malam ini Ari ingin tidur di samping tubuh nya Aisyah yang terbaring lemah,ia terus menyesali perbuatan nya dan ia menangis saat sesekali melihat Aisyah berbaring lemah tak berdaya.
Aku mencintai mu,sungguh!bangunlah Cha!...
Keluarga nya pun melihat Ari menangis seperti ini menjadi iba,tapi saat mengingat jahat nya Ari terkadang menjadi kesal.
Seperti nya Ari kini sudah mulai mencintai Aisyah sepenuh nya.
Karena menangis yang berkepanjangan ia akhir nya menangntuk dan tertidur di samping nya Aisyah.
Ia terbangun di sepertiga malam dan ia segera mencuci muka dan mengambil air wudhu untuk shalat malam.
Setelah melaksanakan shalat malam ia membaca Qur'an,Dzikir,Shalawat. Ia meminta ampunan dan petunjuk dari-Nya. Sesekali ia menangis saat meminta 'sembuhkanlah Aisyah dari penyakit nya itu dan bangunkan lah ia,karena aku ingin melihat senyuman yang amat manis terpancar dari bibir nya itu. Dan kuatkan lah cabang bayi ku yang di dalam kandungan.'
Ia menangis tersendu-sendu.
Setelah azan subuh berkumandang ia segera melaksanakan shalat subuh,ia membaca ayat nya dengan terbata-bata diselingi dengan isakan tangis nya.
"Good morning, my darling. i missed you??." Itulah yang di katakan Ari saat matahari mulai menyinari cahaya nya.
Aku merindukan mu,bangunlah!ayo kita pulang. Kita perbaiki semua nya sama-sama..hiks..hiks..
Penyesalan nya tiada berakhir,ia berjalan bolak-balik di dalam ruangan.
Betapa bodoh nya aku!!mengapa aku menyia-nyiakan istri sebaik Aisyah?!!aku tak akan memaafkan diri ku sendiri jika terjadi apa?apa dengan istri dan cabang bayi ku!.
Saat ingin balik menghadap Aisyah ia terkejut melihat tangan Aisyah yang bergerak sedikit-sedikit.ia yang melihat nya pun mulai menghampiri Aisyah.
"Ka..kamu sudah bangun?" Mengecup punggung tangan Aisyah dengan rasa kerinduan.
Tetapi mata nya masih saja terpejam, Ari menghela nafas saat ia ingin membuang nafas nya air mata jatuh. Begitu cepat air mata nya mengalir sehingga membasahi punggung tangan Aisyah.
Seperti nya Aisyah merasakan tetesan air mata Ari yang jatuh membasahi punggung tangan nya,kemudian ia mencoba menggerakkan tangan nya lagi.
"Aku tahu kau sudah sadar,Cha!ayo bangun lah. Aku merindukan mu!" Lagi-lagi ia menangis tersendu-sendu.
Mengapa begitu sulit membuka mata ini?..
Aku sudah sadar mas,pendengaran ku sudah mulai berfungsi lagi.jangan lah kau menangis mas,aku baik-baik saja.-batin Aisyah.
Aisyah meneteskan air mata,tapi mata nya masih saja tertutup.ia mendengar ucapan Ari tadi.
Ari yang melihat nya pun langsung meyakini kalau ia sudah sadar tapi hanya saja ia kesulitan membuka kedua mata nya.
Ia langsung menghampiri telinga Aisyah, "Ak..aku mencintai mu.aku rindu dengan belaian kasih sayang mu,,aku butuh kamu,Cha.jangan tinggalkan aku Aisyah!berjuanglah, demi anak kita!." Gumam nya seraya membelai pucuk kepala Aisyah yang masih tertutupi oleh hijab nya.
Aisyah kembali meneteskan air mata,sebisa mungkin ia berjuang demi orang yang ia sayangi.
Perlahan tapi pasti ia mulai membuka mata nya,tapi ia kembali menutup nya.Seperti nya pandangan yang ada di mata nya masih terlihat kabur.
5 menit berlalu...
Kini Ari masih setia berada di samping nya,ia meyakini kalau Aisyah bisa sembuh.
Ari tidak sengaja tertidur di samping Aisyah, "mas..." lirih nya.
Ari yang mendengar nya langsung terbangun dari tidur nya.
Itu adalah suara yang ia rindukan selama ini,kemarin suara itu hilang entah kemana dan sekarang kembali lagi.
"Ap..a,dek?" Jawan nya terbata-bata.
Aisyah mulai membuka mata nya,meskipun tidak sepenuh nya tetapi ini sudah menjadi kebahagiaan bagi Ari.
Aisyah tersenyum lemah,Ari yang melihat nya langsung menangis.
"Ayo,dek!kamu kuat!!kamu harus berjuang demi anak kita!" Ucapan nya membuat Aisyah yang mendengar nya kembali bersemangat.
Satu persatu keluarga dan sanak saudara mulai berdatangan.
"Maafkan aku mah!" Ia berlutut di kaki Mamah Aisyah.
Aisyah yang sudah agak siuman pun melihat nya tak tega.
"Sudah,kau ceraikan saja Aisyah!aku tak tega melihat ia terus-terusan di sakiti oleh putraku ini!!" Cetus mamah Ari.
"Ku mohon jangan!jangan pisahkan aku dari nya.aku mencintai nya"
Aisyah memalingkan pandangan nya ke arah meja di samping tempat ia berbaring.hati nya seperti tertusuk oleh ribuan jarum saat mendengarkan Mamah Ari mengatakan seperti itu.
Ari menghampiri Aisyah yang kini memalingkan wajah nya, "kau juga mencintai ku kan,Cha?."
Tak ada balasan sepatah kata pun,ia belum bisa berkata-kata banyak.
Aku mencintai mu,tapi hati ku sakit akan semua sikap mu..
"Ku mohon jangan pisahkan aku dengan nya!beri aku kesempatan sekali lagi untuk mengulang nya dari awal." Ia kembali berlutut dan merengek supaya di maafkan.
Mamah Aisyah sebenarnya tak tega melihat Ari yang berlebihan seperti ini agar di maafkan,tapi jika ia memaafkan dan memberikan Aisyah kepada nya ia takut Aisyah di sakiti lagi.
Aisyah sebisa mungkin ingin berbicara dan bilang kalau ia pun masih mencintai Ari,tapi sangatlah sulit untuk mengatakan sepatah kata pun.Ia berusaha dan akhirnya ia berhasil.
"Ja..ngan,pisahkan,ak..u,dengan nya,ak..u men..cintai nya,,izinkanlah dia,untu..k mengulang nya lagi.." meskipun terbata-bata tapi sangat jelas kalau ia mencintai Ari.
Keluarga yang mendengar nya ikut menangis haru,begitu besar cinta Aisyah untuk Ari.
Orang tua mereka tak bisa berbicara apa-apa lagi,ia merasakan begitu besar pengorbanan Aisyah demi yang ia sayangi. Mereka hanya pasrah kepada yang maha kuasa agar segera di tentram kan rumah tangga mereka.
"Saya kasih kamu kesempatan ketiga untuk memperbaiki semua nya.kalau saja putri ku tak mengatakan seperti itu,tentu aku tak akan bisa memaafkan mu dan memberikan mu kembali pada nya.aku yakin Aisyah sangat menyayangi mu,Ri"
Ari mengangguk dan tersenyum, "terimakasih mah atas kesempatan yang kau berikan pada ku,aku berjanji akan menjaga baik-baik kesempatan yang telah kau berikan pada ku."
Ia menangis,entah antara ia malu dan bahagia.ia malu atas kesempatan yang ia sia-siakan dulu,dan bahagia bisa bersama dengan kekasih yang ia cintai sekarang.
Thank you yang sudah membaca nya,dan maaf kalau ada salah-salah kata,namanya juga manusia yang hidup nya tak luput dari salah.jadi tolong di maafkan yah:)
Share this novel