Kejujuran Yang Menyakitkan

Romance Completed 1245

Pada akhirnya Ari memilih pulang ke rumah nya.
Ia selalu memukul kan kepalanya sendiri.ia benar-benar menyesal karena telah menginap di kostan Riska.

Aku tidak melakukan nya!tidak!tidak!

Sepanjang jalan ia selalu menyesali semua perbuatan nya.andai saja semalam ia tak menginap di kostan Riska pasti tak akan seperti ini!

Tok!...Tok!...

Putri adik bungsu nya langsung membukakan pintu dan memeluknya ia sangat rindu dengan kakak laki-laki nya itu.

"Kakak aku kangen banget." Pelukan nya begitu erat.
"Haha serius kangen nya pake banget?" Ledek nya.
"Iya ih!.oh iya kak Aisyah mana?kok tidak ikut?" Pertanyaan nya membuat Ari terdiam.

Tiba-tiba mamah nya pun menghampiri

"Masya Allah.Ari?mamah kangen banget sama kamu." Mamahnya memeluknya dengan rasa rindu yang mendalam.
"Baru juga 3 hari Ari tinggal tapi sudah kangen banget seperti ini.wajar sih ya orang ganteng mah banyak yang kangenin" Ari memuji diri nya sendiri sambil memainkan jambul di rambut nya.

Putri yang melihatnya merasa risih saat Ari mengatakan kata-kata ganteng.

"Dih!mamah ya sudah jangan di kangenin,dia ke ge-eran!" Putri memutarkan bola mata nya.
"Yeh,apa sih kamu Put!irian saja." Menoyol kepala Putri

Putri semakin kesal dengan ulah kakak nya tersebut.ia memberanikan diri untuk menjambaki jambul rambut kakaknya tersebut.

"Ih!ngapain sih noyol-noyol kepala?kan di fitrahin tahu!!"
"Ya ampun sudah-sudah jangan bertengkar!baru ketemu sudah seperti ini lagi.Putri,memang kau tidak kangen dengan kakak mu ini?sebentar lagi ia tak tinggal di Jakarta loh." Menasihati Putri dan Ari.
"Habis dia nya saja duluan!tidak!tidak akan mungkin pernah kangen!" Putri berbicara begitu lantang.
"Awas saja kangen!" Mengancam Putri.
"Lah?kok mengancam sih?!"

Mamah nya sebisa mungkin memisahkan pertengkaran mereka berdua.Mamah nya menyuruh Putri mengambilkan minuman untuk Ari,ia menuruti perkataan Mamah nya tersebut.

"Hmm,,kamu kemari tidak bersama Aisyah?" Tanyanya.
"Tidak." Jawab nya sangat datar.
"Mengapa?sedang ada masalah kah,Ri?"
Ari mengangguk lemah. Tapi ia tidak mau untuk menjelaskan semuanya,Bisa-bisa nanti Mamah nya akan marah sekali dengan Riska.

"Jelaskan nak.."
"Tidak mah."
Ia begitu menyesal telah membuat Aisyah menangis karena ulahnya tersebut.

Semua ini karena ulah Riska,Riska sengaja ingin menghancurkan rumah tangga nya tersebut.tetapi bodohnya Ari, mengapa ia masih bisa-bisa nya mencintai wanita yang salah.

Aku ingin menjelaskan apa yang terjadi semuanya,tapi aku takut kalau Mamah marah pada ku dan juga Riska.aku masih mencintai Riska!

Akhirnya Ari sebisa mungkin menjelaskan kepada Mamah nya tersebut karena dengan menjelaskan ia akan merasa lebih tenang

Suara keheningan terjadi di dalam ruangan.

"Mah?..." Ari mengucapkan dengan sangat berhati-hati.
"kenapa?" Mamah nya mendongak ke arah Ari.
"Ak..aku sedang bertengkar dengan Aisyah.." Ari menggigit bibir bawah nya.

Mamah menatap bingung ke arah Ari.mengapa bisa bertengkar?sepertinya hubungan dia dengan Aisyah baik-baik saja.
Tapi sebisa mungkin mamah nya menenangkan perasaan Ari yang tengah dilanda kegundahan.

"Hmm,,,dalam rumah tangga itu pertengkaran memang sulit di hindari.memang nya kalau mamah boleh tahu apa sebabnya kau dan Aisyah bertengkar?"
"Ak..u masih sering menghubungi Riska dang masih sering bertemu dengan nya." Ari menunduk ketakutan.
"Riska?!kau masih menghubungi nya?jelas dong,Ri kalau Aisyah marah dengan mu.Aisyah itu istri mu!hati nya pasti hancur sekali." Ucap mamah nya dengan nada agak tinggi.

"Tap..tapi aku masih mencintai Riska mah.." memegang erat tangan kanan Mamah nya.
"Riska itu bukan perempuan baik-baik,Ri!" Mamah nya tidak marah hanya mengingatkan saja agar tak salah pilih wanita.

Perkataan mamah nya tersebut terngiang di telinga Ari.

Benarkah Riska bukan perempuan baik-baik,tapi apa buktinya?.

"Apa buktinya Mah kalau Riska bukan perempuan baik-baik,apa mamah mempunyai bukti?" Ia berusaha membela Riska.
"Mamah memang tak mempunyai bukti,tapi mamah yakin!"
"Apa yang membuat mamah yakin kalau Riska bukanlah perempuan baik-baik?"
"Kalau perempuan baik-baik pasti sudah terlihat dari luar nya.seperti akhlak,cara berbicara,sopan santun saat berkunjung bahkan pakaiannya.tapi terserah kau percaya atau tidak,mamah hanya mengingatkan saja.kalau kau mau kau bisa membuktikan nya sendiri!" Ia hanya mengingatkan saja kepada Ari.

Ari hanya terdiam mendengarkan perkataan mamah nya tadi.ia sangat meyakini kalau Riska itu tidak seburuk apa yang di katakan mamah nya tersebut.

"Mah?.." lagi-lagi ia berbicara sangat kaku.
"Ada apa lagi,Ri?" Jawabnya begitu lembut
"Kemarin Riska datang ke rumah Aisyah,ia mencari ku kata nya saat melihat Aisyah ia langsung mencaci maki Aisyah dan sepertinya Aisyah menahan tangis saat itu.lalu aku izin kepada Aisyah untuk menginap di kostan Riska" Ari mulai berjujur

Mamah nya sangat marah saat mendengarkan kata-kata Ari tersebut,hati nya sudah di penuhi oleh cinta sehingga membutakan penglihatan dan pikiran nya.

"Ka..kau menginap di kostan Riska?!!apa kau tak tahu bahwa itu dosa besar!kau itu kenapa?sadar lah istri mu itu Aisyah bukan Riska!!" Ia sangat marah kepada putra nya tersebut.
"Tapi aku mencintai nya mah!!"
"Cinta?cinta mu itu pantas nya di berikan untuk Aisyah bukan Riska!!cinta yang membutakan semua nya!!jangan terlalu cinta kepada seseorang nanti kau bisa gila!!kau itu memang laki-laki brengsek,Ri. Wajar sekali jikalau Aisyah sangat marah dengan mu!!kalau pun mamah menjadi Aisyah mamah akan meminta bercerai saja!!mamah malu dengan sikap mu!!bagaimana jika nanti keluarga Aisyah datang kemari?apa yang mamah harus katakan?membela mu?atau mamah akan mengusir mu?!!" Gumam nya panjang lebar
"Aisyah sudah meminta bercerai dengan ku mah.."
"Ya sudah ceraikan saja!mamah tak tega hati dengan Aisyah!"

Ari tak berfikir lama dan ia langsung menjawab pertanyaan mamah nya tersebut.

"Aku mencintai Aisyah mah"
"Kau mencintai nya?tapi mengapa kau membagi cinta nya kepada Riska?sudah ceraikan saja!"
Ari menggelengkan kepala nya.ia tak mau menceraikan Aisyah tapi ia juga tak mau meninggalkan Riska.

"Kalau kau tak mau menceraikan Aisyah kau harus meninggalkan Riska!!mau pilih mana?" Tegasnya.
"Tapi..." katanya terputus.
"Tapi apa?"
"Riska hamil mah." Ia menunduk.

Mamah nya terkejut dengan ucapan Ari.darah nya menaik drastis.

"Hamil?kau yang menghamili dia kah?!!"
"Entah mah,aku tak sadar saat itu.bagaimana ini mah?" Jantung nya berdebar hebat.
"Mau tidak mau kau harus menikahi nya!dasar perempuan murah!!kau juga sama penghianat!sama nya kau berdua!!mamah tak akan sudi menganggap cucu hasil perzinahan kalian berdua!!dan semoga Aisyah bisa mengikhlaskan kau dan mendapatkan yang lebih baik dari mu!mamah sungguh kecewa dengan mu!!."

Bercerai?aku tidak mau menceraikan Aisyah,tapi aku juga tak mau meninggalkan Riska.aku mencintai keduanya.

"Mah,,maafkan aku!" Mencium punggung tangan kanan mamah nya.tapi,mamah nya melepaskan begitu saja.

"Kau minta maaf kepada Allah. Dan kepada Aisyah!jangan pernah lari dari masalah Ari!!" Lalu mamah nya menyarankan seperti itu sungguh mamah nya sangat benci dengan sikap anak nya seperti itu.
Ari mengangguk lemah.
"Aku akan mencoba menjelaskan semuanya mah." Pasrah nya.

Ari pergi menggunakan mobilnya dan menuju rumah Aisyah kembali.

Aku harus berani!jangan jadi pecundang,Ari.kau yang membuat kau yang bertanggung jawab!

Setelah sampai di depan rumah nya.ia pun mengetuk lemah pintu rumah Aisyah .

Tok!...Tok!...Tok!

Tak ada balasan dari dalam.lalu ia tetap berusaha mengetuk ulang pintu rumah Aisyah.

"Assalamualaikum,Aisyah?buka!" Teriak nya dari luar rumah.

Aisyah mendengar ketukan itu tapi mamah nya memaksan agar tidak di buka kan pintu tersebut.

Aisyah kembali meneteskan air mata,ia sangat rindu dengan sosok yang ada di balik pintu itu.
"Mah aku buka yah,aku mohon!" Rengek nya lirih.
"Jangan Cha!biarkan saja dia di sana!kau tak sakit hati dengan sikap suami mu itu?"

Aku sakit hati dengan sikap nya,tapi aku tetap saja tidak bisa untuk mencoba tidak mencintai nya

"Aku..mencintai nya mah..." isakan tangis nya mulai terdengar dari bibir Aisyah.
"Kau mencintai nya?apa dia juga mencintai mu?ha?!" Menatap segan tak segan ke arah Aisyah .ia sungguh tak tega hati melihat anaknya seperti ini tapi ini demi kebaikan ia juga.

"Aku yakin kalau mas Ari juga mencintai ku mah,Bukankah mamah juga yang mengatakan pada ku kalau masalah dalam rumah tangga itu hal yang wajar?...hiks.." ia berusaha menghapus air mata nya tapi lagi-lagi air mata itu jatuh lagi.
"Kalau dia mencintai mu dia tak akan berbuat setega ini kepada mu,Cha!lupakan saja Ari,mamah akan mencarikan laki-laki yang lebih baik dari pada dia!!"

Mamah nya berusaha merayu Aisyah tapi, Aisyah menggelengkan kepala nya. Ia tak mau meninggalkan Ari,ia sudah jatuh hati kepada nya

Andai saja melupakan seseorang semudah membalik telapak tangan pasti akan segera ku lakukan.

"Tidak bisa mah!aku mencintai nya.Aku yakin dia akan berubah.izinkan dia untuk mengulang semua nya dari awal,ku mohon!kalau dia tak sama sekali ada perubahan aku berjanji pada mu mah aku akan bercerai dengan nya." Aisyah menatap Mamah nya dengan tatapan melas.Mamah nya tak bisa berbuat apa-apa lagi,ia pun merasakan cinta Aisyah begitu dalam kepada Ari.

Mamah nya mengangguk dan tersenyum.
"Janji yah?mamah tak mau melihat mu menangis lagi,Cha!ayah mu sudah mati-matian membuat mu tertawa,tapi lelaki itu seenaknya saja membuat mu menangis karena ulah nya."
seraya mengusap pucuk kepala Aisyah yang di tutupi hijab.

Kemudian,Aisyah berjalan agak ragu untuk membukakan pintu.tangan dan lutut nya bergetar,ia mencoba menghela nafas sedalam-dalam nya.lalu ia menghapus air mata nya dan memancarkan senyuman manis.

Krek!...

Ini laki-laki yang ku rindui,semalam ia tak berada di samping ku.aku mencintai mu mas..hiks..hiks..

Lagi-lagi air mata turun membasahi pipi dengan cepat nya.ia sudah berusaha tersenyum tapi air mata mencoba menjelaskan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.ia terluka oleh sikap nya tapi ia juga mencintai nya ia tak mau kehilangan nya.

"Mas..." lirih nya dengan suara agak serak.
Ari yang tadi nya ingin pergi sekarang Ari menoleh ke belakang,ia menatap Aisyah yang sedang menangis dan tanpa ia sadari ia juga meneteskan air mata.

Ia memeluk Aisyah dengan erat,
"Maafkan aku,Cha.aku sudah melukai hati mu.." ucap Ari lirih.

Sedalam apa pun kau melukai ku tetap saja aku tak bisa membenci mu,mas.

Aisyah mengangguk lemah,ia pun menyuruh Ari masuk.lalu ia berjalan menuju kamar. Saat di ruang tamu Ari melihat mamah Aisyah yang sedang berkaca-kaca menatap mereka yang sedang menangis tersendu-sendu.ia mengecup punggung tangan kanan mamah nya Aisyah ia meminta maaf atas segala kesalahan nya.ia pun mengangguk pasrah,ia tahu bahwa cinta Aisyah tak dapat di paksakan untuk laki-laki lain.

"Sudah jangan menangis lagi,Ri!teruslah jaga putri mamah jangan sakiti dia sebab tangisan dia tangisan mamah juga."
Ari menangguk lemah dan tersenyum.
"Esok aku akan menempati rumah baru di depok mah,mamah mengizinkan tidak?" Izin Ari sopan.
Tak ada ucapan satu pun tapi Mamah nya mengangguk.itu isyarat tubuh kalau ia mengizinkan nya.
"Terimakasih mah"

Aisyah dan Ari kini berjalan menuju kamar.setibanya di kamar ia hanya berdiam-diaman.Ari sangat gugup untuk menjelaskan semuanya

"Dek?..."
"Apa mas?"
Ari kebingungan sekaligus ketakutan ketika ingin menjelaskan kalau Riska hamil.
Akhirnya ia mengalihkan pembicaraan tadi,ia tak siap jika haru di tinggal pergi oleh Aisyah.

"Hmm,,,bereskan pakain mu.besok kita akan ke depok dan menempati rumah baru kita" senyum kegugupan mulai terpancar dari bibir Ari.
"Besok?kata nya hari minggu?kok cepat sekali sih?" Ia menatap mata Ari seperti ada yang di umpati dari nya.
"Tidak apa-apa dek sudah selesai kok rumahnya,memang nya kau tak penasaran?" Menggoda sekaligus menyenggol lengan Aisyah dengan manja.
"Penasaran mas,ya sudah aku bereskan dahulu ya."

Kini Aisyah sedang membereskan pakaian dia dan Ari,lalu Ari berbaring lemah di atas kasur seraya menjambaki rambutnya.

Apa yang harus ku lakukan?ah!aku takut Aisyah meninggalkan aku..

Sepertinya Ari sudah mulai mencintai Aisyah seutuhnya sehingga ia takut kehilangan Aisyah.

***

Pagi ini sangat cerah,sinar mentari masuk melalui jendela kamar Aisyah. Aisyah yang tengah sibuk bersiap-siap dan Ari yang sedang di landa kegundahan.

"Ayo mas,aku sudah siap" ajaknya,tetapi Ari masih saja melamun sehingga tak sadar jika Aisyah telah memanggil nya.
Aisyah menepuk punggung Ari, Ari terkejut dan kembali ke sadar dari lamunan nya.

"Ap..apa dek?" Ia begitu gugup saat menjawab Aisyah.fikiran negatif mulai muncul di fikiran nya akan tetapi sebisa mungkin ia menghilangkan nya.
"Kamu sakit mas?" perhatiannya  kepada Ari.
"Tidak dek.oh iya ayo kita berangkat nanti kesiangan" ia menyeret tangan Aisyah dan melirik jam tangan milik nya.
"Mas?..memangnya tak bawa pakaian?" Aisyah memberhentikan langkah Ari,Ari langsung menoleh ke arah belakang bawah dan menatap Aisyah sekilas.
"Apa?" Aisyah menatap Ari bingung,Ari tertawa tipis dan mengelus pucuk kepala nya yang kini di tutupi hijab
"Kok apa?ya ambil lah dek pakaiannya.kalau tidak bawa pakaian kamu dan aku mau memakai apa?daun pisang?" Ari terkekeh geli.

Aisyah menatap sebak ke arah Ari,kemudian ia langsung menyeret koper tersebut.

"Ayo cepat!"
"Kok cepat-cepat sih?" Gumam Aisyah
"Nanti kesiangan!" Jelas Ari.
"Memang kenapa kalau ke siangan?" Perkataan Aisyah menjengkelkan Ari.
"Ya nanti keburu macet!!" Jawab Ari dengan nada agak tinggi.
"Oh memang naik mobil?aku kira kita naik pesawat jet pribadi milik mu" kini Aisyah terkekeh geli,sedang kan Ari tak peduli dan langsung menyeret Aisyah.

Ari mengajak Aisyah pergi dari sini bukan tanpa maksud,ia berniat mau menghindari Riska.tapi mengapa harus menghindar?seharusnya kalau ia tak bersalah ia harus berani.

Semoga kau tak melihat kecanggungan ku,Aisyah.

Ari yang kini mengendarai mobil kebanyakan melamun, Aisyah menatap bingung ke arah nya.
"Mas?" Tegurnya.
"Kenapa?" Ia tak menengok  ke arah Aisyah ia hanya menjawab dengan sangat datar.
"Jangan melamun mas,nanti nabrak" nasihatnya.

Ari tersenyum dan kini ia kembali terfokus mengendarai mobil nya tersebut.

Pagi ini jalan raya sudah sangat macet dan sukar berjalan sehingga butuh waktu berjam-jam untuk menunggu.

"Mas?kok kamu aku lihat tak pernah masuk kerja lagi?" Pertanyaan Aisyah memecahkan keheningan.
"Iya aku cuti,senin besok baru masuk"
"Oh seperti itu..."
"Hmm.."

Setelah menghabiskan waktu 2-3 jam di perjalanan karena macet,akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah baru mereka.di sini udara yang sejuk dan cat rumah yang sangat anggun di sambut suara percikan air dari kolam ikan menambah suasana keharmonisan keluarga.

Ia segera memasuki rumah baru nya dan membereskan pakaian-pakaian miliknya.ternyata di sana sudah di lengkapi perabotan rumah tangga. Jadi ia tak susah-susah lagi untuk mengkredit barang tersebut.

Aisyah dan Ari berbaring di kamar baru mereka.ia mengejamkan kedua mata nya.

Allahuakbar!...Allahuakbar!...

Suara azan maghrib berkumandang mereka terbangun,ia merasa baru sekejap mereka tertidur tapi sudah azan saja.

"Mas?..kamu mau mandi duluan tidak?"
"Iya aku duluan,aku ingin shalat di masjid" ia menyeret tubuh nya untuk turun dari kasur menuju toilet
"Kenapa tidak shalat di rumah saja?" Gumam nya.
"Tidak dek,aku laki-laki sudah sewajarnya aku shalat di masjid." Jelasnya.

Ari mengambil handuk dan mandi setelah mandi ia berjalan menuju masjid di seberang rumah nya.

Selepas peninggalan nya Ari
Aisyah pun mandi dan melakukan shalat maghrib ia membaca Qur'an dan Dzikir,setelah azan ista berkumandang kemudian ia melakukan shalat isya.

Selesai shalat isya ia memasak makanan, kurang lebih satujam ia memasak.Saat ba'da isya Ari pulang dan langsung mengganti pakaiannya.

"Mas?" Teriak nya dari ruangan meja makan.
"Mau makan tidak?" Sambungnya.
Akhirnya Ari keluar dari dalam kamar dan menuju ruangan tempat makan.
Ia terduduk dan Aisyah mengambilkan nya nasi serta lauk.

Aisyah menatap Ari dengan tatapan bingung. Ari selalu melamun sampai-sampai ia tak menyadari kalau Aisyah sedang menaruh piring yang berisi makanan tepat di hadapan nya.

"Melamuni apa mas?" Tegurnya.
Lagi-lagi ia tak menyadari kalau Aisyah menegurnya. Aisyah mencoba melambaikan tangan di tatapan Ari.
Alhasil ia terbangun dari lamunan nya dan terkejut.

"Apa..apa dek?" Jawab nya begitu gugup.
"Kau sedang memikirkan apa mas?" Aisyah menatap Ari dengan tatapan dalam,ia tak mengerti mengapa Ari terus-terusan melamun seperti itu.
"Kalau ada masalah bicarakan mas,kita ini sudah suami istri sudah sewajarnya kau bersikap terbuka kepada ku" iya menyambung perkataan tadi.

Ari tak menjawab perkataan Aisyah,ia menghela nafas dan segara mengambil air putih untuk di minum.

Mas Ari kenapa lagi?apa yang dia fikiran?apa ia sedang memikirkan Riska?

Lagi-lagi fikiran negatif muncul di otak nya,ia beristighfar dalam hati.tapi seketika hati nya menjadi sesak.

Hiks...hiks...

Suara sesak yang keluar dari dalam hati Aisyah mewakili perasaan yang kini ia rasakan, Ari  melihat Aisyah sekilas.

"Kau kenapa?" Mengerutkan dahi nya.
Aisyah menggelengkan kepala,
"Aku cekukan mas" kemudian ia menuangkan air dan meminumnya.
Ari kembali memakan makanan nya tersebut.

Setelah makan ia berdua bersantai di ruang tamu ia bercanda dengan mesra. Ari dengan gemas nya selalu menciumi pipi kanan kiri nya Aisyah dan Aisyah yang suka memainkan jambul rambut Ari.

***

Sudah 2 minggu ia bermukim di sini,hari-hari yang ia lewati terasa sangat menyenangkan di sini.seketika Ari ingin berangkat ke kantor tubuh Aisyah lemas dan wajah nya pucat pasi.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Ari yang sangat khawatir akan kesehatan Aisyah.
"Tidak apa-apa mas hanya pusing biasa saja,nanti aku akan beli obat" ia tak mau merepotkan suami nya tersebut.
"Ayo kita ke rumah sakit!aku khawatir dengan kesehatan mu"
Aisyah menggelengkan kepala nya,ia tak mau di bawa ke rumah sakit ia hanya mau di rawat di rumah.

Dengan beberapa rayuan yang keluar dari bibir Ari tetap saja tak membuatnya mau di bawa kerumah sakit. Ari tak hilang akal akhirnya ia menggendon istri nya dan di masukkan ke dalam mobil.

"Mass..aku bisa berjalan sendiri!" Ia memukuli bahu Ari, Ari hanya tertawa tipis merasakan pukulan tersebut. Aisyah sangat lemas ia tak ada tenaga akhirnya ia pasrah dengan perbuatan suami nya itu.

Ia berjalan menuju rumah sakit terdekat, Ari hanya bisa menunggu dan memperhatikan Aisyah dari luar.ia takut terjadi apa-apa oleh Aisyah.

"Pak Musa Asy'ari!" Dokter memanggilnya ia segera memasuki ruangan tersebut.

Dokter nya tersenyum tipis,ini adalah kabar gembira bahkan di tunggu-tunggu dari semua orang yang sudah berumah tangga.

"Bapak suami nya?" Tanya dokter.
"Iya,saya suami nya.ada apa dok dengan istri saya?" Suara Ari begitu lantang.
Aisyah menatap Dokter tersebut dengan heran.

"Istri bapak positif hamil!"
"Ha..hamil dok?" Tanya Aisyah mata nya berbinar menatap dokter.
"Iya,kamu tidak boleh kecapekan,jangan kerja yang berat-berat.selamat untuk kalian berdua kamu akan menjadi ibu dan ayah!banyak-banyak makan sayur dan buah ya bu." Ia mengucapkan selamat, Ari menangis bahagia.
"Alhamdulillah,terimakasih ya Allah. Engkau telah mempercayai aku dan Aisyah untuk menjaga titipan mu."

Aisyah dan Ari bersalaman dan segera pulang

"Kamu kalau butuh apa-apa telepon aku ya,dek" mengelus pucuk kepala Aisyah yang di tutupi hijab.
"Iya mas..tapi mas,aku kan sudah menjadi calon ibu masa mas masih saja memanggil ku adik?" Ari terkekeh geli.
"Karena aku sayang kamu,itu nama panggilan ke sayangan aku untuk mu..sudah ya alu berangkat dulu" mengecup dahi Aisyah.

Ya Allah terimakasih engkau telah memberikan anugerah terindah untuk ku dan juga mas Ari.

***

Sudah enam bulan ia mengandung, ia senang sekali karena sangat di manja oleh suami nya itu.

Ari pagi ini sedang tidak ada di rumah,ia sedang bersantai di sofa ruang tamu.perut nya yang sudah membesar karena terdapat buah hati mereka yang sedang tumbuh. Aisyah tidak di bolehkan berkerja oleh Ari,maka dari itu Ari mencari Asisten rumah tangga untuk membantu kegiatan Aisyah di rumah.

Tok!...Tok!...

Suara ketukan tidak begitu terdengar jelas karena kebisingan suara televisi, ia mengecilkan volume televisi dan segera membukakan pintu rumah nya tersebut.

Alangkah terkejut nya ia ternyata yang datang adalah Riska,mau apa lagi ia datang kemari?

"Aisyah..." ia memeluk tubuh Aisyah dan berpura-pura nangis tersendu-sendu.
"Ada apa kau kemari?" Tanyanya seraya melepaskan pelukan Riska tersebut.
"Ak..u ingin menjelaskan sesuata kepada mu" tatapan Riska sangat melas, Aisyah tak tega hati jika menyuruh nya pergi.
"Ya sudah mari masuk."

Riska dan Aisyah menduduki sofa di ruang tamu,bola mata Riska mengelingi seisi ruangan tersebut. Aisyah merasa risih dengan Riska karena melihat seisi ruang tamu dengan tatapan serakah.
Aisyah mencoba memecahkan keheningan.

"Ekhem!..." dengkuran Aisyah membuat Riska kembali menatap nya.
"Bi,tolong buatkan aku dan Riska minum ya!" Teriak nya.
"Iya non" teriak bibi dari dapur.

"Apa yang ingin kau jelaskan?seperti nya penting sekali?!"
"Iya ini penting!"
"Kau tahu rumah ku dari mana?" Pertanyaan Aisyah di acuhkan oleh Riska.
"Tidak penting!"

"Cepat!apa yang ingin kau jelaskan?"
"Aku akan menikah dengan Ari!" Riska berbicara dengan angkuh.
Tentunya Aisyah sangat terkejut dan marah dengar ucapan seperti itu.
Tapi Aisyah berusaha tenang.
"Tidak mungkin!kau saja perempuan kegatalan!!" Cetusnya.
"Kenapa tidak mungkin?Ari sudah menghamili ku!dan kini kandungan ku sudah ku gugurkan sebab ia tak bertanggung jawab.aku stres dia tak kunjung datang!waktu itu dia berjanji ingin menikahi ku tapi ia tak tega hati dengan mu!sebenarnya Ari itu tidak mencintai mu!ia hanya kasihan kepada mu yang terus-terusan menangisi dia!lagi pula kau ini menikah juga karena di jodohkan kan?!ia hanya terpaksa menikahi mu karena ia tak ingin menyakiti hati kedua orang tua nya" Gumam Riska panjang lebar.

Mendengar perkataan seperti itu hati nya terasa tersambar petir,sebulir air mata terjatuh mewakili perasaan nya.

Benarkah mas Ari tak mencintai ku?jikalau hanya terpaksa kenapa ia tak jujur dari awal?aku sudah terlanjur mencintai mas Ari.dan bagaimana dengan buah hati ku saat ini?kau kejam mas!aku benci pada mu

Aisyah menghela nafas,"tidak mungkin!kau berbohong kan?"
Lagi-lagi air mata jatuh membasahi pipi nya.
"Kalau kau tidak percaya,kau boleh tanya kepada nya." Segan Riska.

Aisyah terduduk dan menunduk sambil menangis.

"Gugurkan saja kandungan mi!agar kau dapat merasakan bagaimana jadi aku saat itu!!" Dengan enteng nya Riska menjawab seperti itu.

Tangan nya yang sudah gatal akhirnya mendarat kepas di pipi Riska.

Plak!...

"Tidak akan Riska!!bayi ini tidak bersalah!!jangan berani-berani nya kau ucapkan kata-kata itu di hadapan ku!keluar kau!" Ia mengusir Riska.
"Dengan senang hati!!jangan lupa kau datang di pernikahan ku dan Ari!" Ia beranjak pergi dari rumah Aisyah.

Aku berhasil menghancurkan rumah tangga mu!HAHA!!selamat menikmati!!

Kini Aisyah beranjak pergi dari ruang tamu menuju kamar.

"Non,ini minuman nya maaf ya lama"
"Sudah bibi habiskan saja yah."
Ia berjalan menuju kamar.

"Teman non tadi kemana?"
Tanyanya bingung.
"Sudah pulang,bi.jadi bibi habiskan saja minuman nya"
"Oke terimakasih non."

Sejauh itukah hubungan mereka berdua?Hati ku hancur!!kau jahat sekali mas dengan ku!!aku benci!!

Aisyah terus-terusan menangis hingga Ari pulang.
Ia merenung,menatap kosong lemari kayu di depan nya.sehingga ia tak menyadari kehadiran Ari.

"Door!..." Ari berusaha mengejutkan istri nya,istri nya hanya menoleh dengan raut wajah masam.
Ari bingung dengan sikap Aisyah yang seperti ini,sebisa mungkin ia menghibur Aisyah tapi Aisyah tak kunjung tersenyum.

"Kau kenapa,dek?"
Aisyah tak menjawab sepatah kata pun.
"Kau marah dengan ku?"
Lagi-lagi ia tak menjawab,Aisyah menghela nafas dan memejamkan kedua mata tersebut, alangkah terkejut nya Ari saat melihat Aisyah menangis.

"Kau jelaskan pada ku sekarang mengapa kau menangis?!!" Tegasnya.
"Haruskah aku jelaskan lagi kepada mu?kau yang berbuat,seharusnya kau yang menjelaskan pada ku!!" Ari bingung dengan perkataan istri nya.
"Melakukan?apa maksud mu?"
"Kau menghamili Riska kan?jujur kau mas!kau tega sekali mas dengan ku!!aku di sini sedang membesarkan buah hati kita,tapi kau enak-enakan melakukan hal itu dengan nya!!"
Ari teridam membatu,ia tak mampu berkata apa pun Aisyah sudah mengetahui semuanya.
"Dan seharusnya jika kau tak mencintai ku kau jujur pada ku mas!kau menikahi ku karena terpaksa kan?kau takut orang tua mu marah jika kau tak mau menikah dengan ku?jika kau mau pergi meninggalkan aku silahkan pergi mas!tapi ku mohon,jangan sesekali kau membiarkan Riska menyuruh ku untuk mengugurkan kandungan ku!!bayi ini tidak bersalah!!aku ingin pulang ke rumah orang tua ku mas!!selamat ya mas,kau sudah membuatku hancur!aku akan pergi besok pagi!ini kan yang mau?!!"

Ari tak bisa mengatakan sepatah kata pun,kini matanya berkaca-kaca memandangi Aisyah yang sedang membereskan pakaiannya. Mulut nya terasa kaku saat ingin menjelaskan.

Pagi hari ini cuaca nya gelap sama seperti hati Aisyah,hati nya hancur,perih menjadi satu saat mendengar perkataan Riska kemarin.

"Aisyah..." Ari memanggilnya seraya meneteskan air mata.
"Jangan pergi,ku mohon!aku membutuhkan mu.aku mencintai mu!" Ia tak kuat menahan tangis,ia menghampiri Aisyah dan memeluknya dari belakang.

"Kenapa kau menangis mas?ini kan yang kau mau?aku tahu diri kok mas!!" Ia melepaskan pelukan Ari,ia bernjak pergi membawa koper yang berisi pakaian nya   dan meninggalkan Ari

Aisyah berlari kecil sambil menangis mencari taksi.

Jujur!berat hati ku meninggal kan mu mas,tapi hati ini terlalu sakit untuk menahan nya.biarkan aku mencari jalan hidupku sendiri dan membesarkan bayi ini.semoga kau bahagia mas,do'a ku menyertai kalian...

Apakah Ari akan menikah dengan Riska atau mengejar Aisyah?
Baca terus ya kelanjutan ceritanya...

Next sometime!

Maaf yah tadi ada kata2 yang salah sedikit.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience