Vanya&Dievo | 3 - Perhatian Lebih

Romance Series 4782

Dievo selalu memastikan kondisi Vanya dalam keadaan baik-baik saja. Hampir puluhan kali Dievo mengirimkan pesan singkat ke ponsel Vanya, berisi kalimat yang mengisyaratkan tentang kecemasan yang terus melanda hatinya.

Sebelumnya Dievo sudah sempat menyewa seorang bodyguard hanya untuk menjaga Vanya. Tetapi seorang Vanya menolaknya dengan keras. Vanya tidak akan membiarkan ada orang asing yang memasuki zona pribadinya, walaupun itu merupakan orang suruhan kekasihnya.

Vanya bersikeras menolak dan memberi ultimatum ketika Dievo bersikap sedikit memaksanya untuk menerima sang bodyguard. Akhirnya Dievo menyerah dan mengalah. Hanya untuk menghormati keinginan kekasihnya.

***

Vanya melakukan aktivitasnya seperti biasa, yang berbeda hanya Dievo berusaha selalu meluangkan waktunya untuk menemani Vanya. Tidak ingin kekasihnya terluka ketika dia tidak ada di sampingnya seperti beberapa waktu lalu. Diperlakukan seperti putri raja yang sangat dimanja. Tetapi Vanya menikmatinya. Dia suka menerima banyak perhatian dan juga pujian yang diberikan oleh Dievo. Vanya sangat menyukai ketika Dievo berada disisinya untuk menemani. Banyak mata tertuju padanya, yang terlihat menunjukkan rasa iri yang luar biasa.

Terbuai asmara yang menggebu-gebu membuat keduanya ingin menghabiskan waktu bersama lebih lama. Kemesraan terlihat begitu jelas diantara keduanya. Kedua tangan yang saling bertaut dengan erat dan menatap penuh cinta, sesekali Dievo memeluk Vanya yang terlihat begitu manis dan cantik. Dievo menghabiskan uang miliknya di pusat pembelanjaan untuk membeli banyak barang. Begitu banyak barang yang dibawa oleh beberapa orang yang disewanya. Dari kebutuhan ujung kaki hingga ujung rambut tanpa terlupa juga kebutuhan untuk daerah yang tersembunyi.

Vanya melambung tinggi mendapat perhatian yang tiada habisnya, dimanjakan dengan baik oleh kekasihnya. Walau tampak sesekali kekasih tampannya itu mengalihkan perhatiannya sejenak ke ponsel pintarnya untuk memeriksa beberapa pekerjaan. Vanya menyadari dirinya memiliki kekasih seorang pekerja keras yang menjadi tombak kesuksesan untuk perusahaan yang tak perlu lagi diragukan jam terbangnya. Kesedihan tampak sekilas menghinggap diwajah Vanya dan lalu menghilang dibalik senyuman manis miliknya.

Wajah yang memancarkan kebahagiaan terlihat jelas diwajah keduanya. Vanya tidak ingin kehilangan saat-saat indah ketika bisa menghabiskan waktu bersama kekasihnya yang begitu dicintainya. Genggaman erat yang terasa hangat itu takkan pernah mau dilepasnya. Takkan rela berada jauh dari sorotan mata yang hangat penuh cinta yang ditujukan hanya untuknya. Sungguh Vanya merasa menjadi wanita yang paling beruntung memiliki Dievo sebagai kekasih hatinya.

***

Dievo tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja, pikirannya selalu melambung tinggi memikirkan kekasih hatinya. Tanpa perduli berapa banyak uang yang telah dikeluarkannya untuk Vanya, dia terus saja membeli beberapa barang yang mungkin sebagian dari itu tidak akan dipergunakan oleh Vanya. Vanya adalah wanita pertama yang terlah mencuri hatinya sehingga Dievo akan sangat memanjakan kekasihnya itu walau dia harus membelikan Vanya sebuah hotel megah.

"Ring-ring" terdengar suara panggilan masuk pada ponsel milik Dievo.

Seketika langsung menarik perhatiannya ketika dilihat nama yang tertera pada Caller ID "My Love". Dengan cepat Dievo meraih ponsel yang tergeletak di meja kerjanya.

"Halo" terdengar suara merdu dari seberang sana.

"Vanya" Dievo menjawab dengan suara khasnya yang ngebass.

"Untuk apa semua barang ini Dievo?" terdengar suara kebingungan dari Vanya karena menerima kiriman barang yang begitu banyak.

"Itu untuk keperluanmu Vanya"Dievo menjawab dengan tenang.

"Aku tidak memerlukannya" terdengar suara diseberang sana menjawab dengan ketus.

"Vanya..." Dievo melembutkan suaranya.

"Aku tunggu penjelasanmu nanti sore" tersirat rasa kesal dalam nada bicara Vanya

"Baiklah, aku akan langsung menjemputmu nanti...".

 "Tidak! Aku ingin kamu melihatnya sendiri"

***

Dievo berusaha memberikan senyuman kepada Vanya, tetapi Vanya memberi sorotan mata yang tajam karena rasa kesal yang sedang dia rasakan.

"Vanya" suara ngebass itu terdengar begitu merdu ditelinga Vanya dan nyaris menimbulkan sebuah senyuman diwajah cantiknya itu tetapi dengan cepat dia sembunyikan.

"Ayo masuk" Vanya menjawab dengan nada yang dingin.

"Ini semua?" Seakan tidak percaya dengan hal yang dilihatnya didepan matanya.

"Iya ini semua kiriman darimu!!" Terdengar ada kemarahan dalam nada bicara Vanya.

"Maafkan aku Vanya" suara Dievo mencerminkan penyesalannya.

"Lalu bagaimana Dievo, mau diapakan semua ini?" Terdengar suara Vanya mulai melembut seketika setelah mendengar permintaan maaf yang tulus dari kekasihnya.

"Terserah padamu, ini semua sudah menjadi milikmu" suara Dievo masih terdengar menyesal.

"Baiklah. Aku hanya tidak ingin kamu membuang-buang uang hanya untuk hal seperti ini Dievo" Vanya meraih jari jemari milik Dievo yang kokoh dengan hangat sebagai tanda bahwa Vanya sudah menghilangkan rasa kesalnya.

Tanpa menjawab Vanya, Dievo langsung mendekatkan tubuhnya sehingga tidak ada jarak lagi diantara keduanya. "Aku hanya ingin memberikan semua milikku untukmu". Dievo menatap Vanya dengan hangat dan penuh cinta. Vanya merasakan sentuhan bibir seksi milik Dievo sudah mengecup mesra lalu mulai mencium lembut dan menghisap perlahan bibir miliknya. Dievo melepaskan kerinduannya yang sudah membuat dirinya tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal. Tanpa ragu Vanya membalas ciuman mesra itu, menyadari reaksi Vanya, Dievo semakin bersemangat untuk mencium kekasih hatinya dan membuat ciuman itu menjadi semakin intens dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Vanya, semakin dalam dan semakin menggelora hingga kini keduanya saling mengulum lidah.

???

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience