Vanya | 6 - Mencari Tahu

Romance Series 4782

Vanya merasa harus melakukan sesuatu. Kini dirinya merasa geram dengan sosok yang selalu mengikutinya beberapa saat lalu. Rencana sudah dipersiapkan dengan matang untuk memancing pria misterius itu agar menjukkan batang hidung miliknya. Bukan rasa takut yang melanda Vanya melainkan kemarahan yang bergemuruh dihatinya ketika mengetahui dengan pasti bahwa ada sosok pria asing yang selalu mengikuti serta memata-matainya.

Semula Vanya berniat memberi tahu Dievo tentang apa yang sedang dialaminya tetapi dengan cepat dia berubah pikiran. Vanya bukanlah seorang wanita yang dengan mudah merasa takut akan sesuatu. Dia menyadari jika dirinya memberitahu Dievo, maka dengan seketika identitas pria misterius itu akan terungkap dengan mudah. Akan terasa membosankan baginya karena tidak ada lagi tantangan didalamnya. Vanya tampak melebarkan garis senyumannya ketika mengingat kembali rencana yang menari-nari di kepalanya.

***

Matahari begitu menyilaukan dan terang menyinari seluruh permukaan bumi di waktu yang berbeda. Seperti memberi dukungannya untuk Vanya melakukan rencananya dengan baik. Kaki indah itu melangkah perlahan melewati beberapa toko yang seakan berbaris menyambut kedatangannya. Dengan mengunakan pakaian santai serta kaca mata berlapis warna merah yang tampak mempercantik wajah Vanya namun menyembunyikan mata indahnya.

Meski banyak pasang mata yang memandang ke arahnya namun Vanya dapat merasakan ada pandangan yang berbeda dari seorang penguntit. Dengan santai Vanya mengedarkan pandangannya dan seketika dia menangkap sosok pria misterius. Tanpa ragu dia melangkah mendekati pria yang diduganya sebagai penguntit. Dugaan Vanya nyaris tepat dan tanpa rasa takut sedikitpun Vanya berusaha untuk menbuka identitas pria misterius tersebut. Tetapi dengan cepat si penguntit itu melarikan diri tanpa jejak.

Sampai Vanya menemukan selembar foto yang terjatuh tidak jauh dari lokasi pria misterius tadi berdiri. Sepasang mata indah itu seketika membesar ketika mengetahui bahwa wajahnya terpampang tepat di selembar foto yang ditemukannya. Vanya menyeringai karena dugannya tidak meleset, hanya sayang pria itu berhasil melarikan diri.

***

Masalah seorang penguntit itu masih menyita seluruh pikiran Vanya, hingga dirinya tidak bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas kampusnya yang masih tergeletak mengharapkan perhatian. Jemari manisnya mengetuk perlahan seraya berpikir dengan keras, mencoba menerka siapa sosok pria itu dan apa rencana dibalik tindakannya yang sudah membuat Vanya kehilangan privasinya. Tangannya mengepal ketika teringat privasinya telah terusik oleh pria yang tidak jelas indentitasnya.

Seakan menyerah, Vanya menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur empuk berlapis seprei merah muda yang memberikan kenyamanan dan berhasil membuat Vanya mengistirahatkan kedua mata indahnya. Pikirannya yang lelah seakan tidak igin mengikuti hatinya yang sedang berkecamuk.

***

Vanya berusaha bangkit dari kasurnya yang terasa begitu nyaman ketika mendengar suara panggilan masuk diponsel miliknya. Dengan gerakan malas dia mengambil ponsel yang terabaikan dan tergeletak di sebuah meja yang berjarak cukup jauh darinya. Mata indah itu mengerjap beberapa kali ketika menyadari nama yang muncul pada panggilan masuk tersebut dan membuat senyum indah itu terlukis manis diwajahnya.

"Halo" Vanya menjawab dengan riang.

"Halo sayang. Sedang tidur ya?" Terdengar suara di seberang sana sedang menggoda kekasihnya.

"Ah..bagaimana kamu tahu?"

"Aku kan kekasihmu" Dievo terkekeh mendengar kekasihnya yang terdengar malu-malu karena dia bisa menebak dengan benar.

"Baiklah. Tebakanmu memang benar. Aku baru saja terbangun ketika mendengar ponselku bernyanyi karena panggilan masuk darimu"

"Ah..maaf ya sayang, aku membangunkanmu" Dievo berbicara dengan nada bicaranya yang khas dengan suara yang nge-bass.

"Tidak. Aku memang sudah ingin terbangun dari mimpi dan bertemu dengan pangeran" Vanya menyeringai menyadari kata-katanya yang akan membuat Dievo tersenyum.

"Tunggu saja. Aku akan segera datang, pekerjaanku sudah selesai dan aku akan mengganti rasa bosanmu dengan senyuman sayang"

"Baiklah. Aku akan bersiap-siap dan menunggumu"

"Sampai bertemu nanti sore ya Vanya"

"Iya. Sampai bertemu Dievo" Tut-tut-tut terdengar suara telepon terputus. Vanya melangkahkan kakinya dengan bersenandung karena hatinya seketika merasa tenang setelah mendengar suara seksi milik Dievo.

***

Vanya berusaha melihat dari jendela kamar miliknya dan terlihat sebuah mobil keperakan milik Dievo sudah berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Dengan senyum yang terlukis indah diwajahnya, Vanya segera menuju pintu dan membukakan pintu untuk kekasihnya yang sudah berdiri dengan gagah dan melayangkan pandangan yang hangat dan teduh. Vanya berjalan mendekati Dievo yang terlihat sangat mempesona saat itu. Mereka bersemuka dan saling berpandangan dengan jemari yang saling terpaut. Kerinduan yang tersimpan dihati keduanya kini mencuat seakan tak mampu mereka untuk memendamnya lebih lama.

Tidak ingin menarik banyak perhatian lingkungan sekitarnya, maka Vanya segera membimbing tangan kokoh milik Dievo untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah. Vanya menolak ajakan Dievo untuk pergi keluar rumah. Dia hanya ingin menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya itu di rumah saja. Tidak berniat untuk berdebat maka Dievo menyetujui dan menerima permintaan Vanya dan dengan sigap Dievo segera memesan makanan untuk dikirimkan ke rumah Vanya dalam jumlah yang mungkin akan cukup untuk makan bersama satu keluarga. Vanya berusaha menahan keinginannya untuk menolak, dia tidak ingin kebersamaan ini berubah menjadi perdebatan.

Mereka berdua sedang duduk santai di ruang televisi. Tangan kokoh milik Dievo merengkuh hangat bahu Vanya, tanpa ragu Vanya membenamkan tubuhnya pada dada bidang kekasihnya yang terasa hangat dan nyaman. Obrolan ringan serta suara tawa yang renyah membuat suasana menjadi semakin hangat. Vanya menengadah ke arah wajah Dievo, Dievo menyadarinya dan tersenyum dengan lembut dan mulai mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka saling bertaut dengan hangat dan perlahan. Seakan melepaskan kerinduan yang mendalam.

???

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience