"Terkadang memikirkan segalanya menjadi kebiasaan yang tak terlupakan.
Terkadang membuat segalanya indah dalam angan adalah kebahagiaan."
~~
Raina POV
Aku tak pernah tahu apa yang terjadi dalam hidup ku, apa yang Tuhan gariskan untuk ku, aku hanya tahu bahwa aku harus menjalaninya.
Kemampuan ku yang semakin lama semakin kuat, yang awalnya tak ku pedulikan, bahkan orang tuaku tak tahu bahwa aku memiliki kemampuan ini, entah sejak kapan aku memilikinya, atau mungkin sejak aku kecelakaan waktu itu.
Aku punya teman ghaib, dia perempuan, dia cantik namun pucat, namanya Ningsih, aku tak tahu dan tak mau tahu gimana cara dia meninggal, karena Ningsih sama sekali tak pernah menunjukkan wajah seramnya kepada ku, tapi lebih bagus seperti itu, jika dia menunjukkan wajah seramnya padaku mungkin dia sudah ku bunuh biar mati dua kali.
"Terus saja melamun Rain, nanti juga kamu mati kayak aku"
Tiba - tiba Ningsih berdiri di sebelah
ku.
Kebiasaan Ningsih yang satu ini yang membuat ku hampir mati jantungan, selalu muncul tiba - tiba, untung aja nih jantung buatan Allah, kalau buatan Cina mungkin sudah ganti sper part berkali - kali.
" Rain apa kau tak berniat mencari pacar, sepertinya lelaki yang mengantar mu tadi cukup tampan "
Kata Ningsih sambil senyum - senyum.
Satu ini kebiasaan Ningsih yang tak ku sukai, dia hantu ganjen. Setiap ada cowok tampan dia selalu mengatakan padaku dan menyuruh ku untuk berkenalan. Tapi kali ini aku setuju dengan Ningsih, Reno adalah lelaki tampan yang baik, dan pastinya idaman, sayangnya sampai sekarang Reno tak juga peka dengan perasaan ku.
" Woyy! Gak asik banget sih kamu Rain, di ajak ngobrol malah bengong terus, ntar aku masukin baru tahu rasa "
" Eh tapi Reno ganteng banget ya Sih, tapi kamu gak boleh suka, dia milik aku "
Ucapku pada Ningsih.
" Reno siapa sih Rain? Laki-laki yang tadi nganterin kamu? "
Jawab Ningsih sambil memandang keluar cendela dalam kamar ku, kebiasaan Ningsih dari dahulu sampai sekarang.
" iya yang tadi, aku suka sama dia dari dulu, tapi dia gak tahu, soalnya kita hanya sahabat "
Kata ku sedih
" Friendzone, anak muda zaman Now, kalau gak Friendzone ya Mantanzone "
" jangan bercanda deh Ningsih, aku tuh lagi curhat, galau nih "
Aku mulai tiduran, dan Ningsih tiba-tiba duduk di kursi belajar ku.
" Friendzone itu hanya satu solusinya Rain, salah satunya harus mengungkapkan duluan, kalau gak, yaudah terus aja jadi pengagum rahasia sampai di ambil orang "
Jawab Ningsih santai, sambil memainkan rambutnya.
" tapi aku takut dia tak menyukai ku, kamu tahu kan aku gak cantik, aku bahkan gak bisa make up kayak cewek lain "
" make up yang pipinya kayak habis di tonjok itu? Yang merah - merah sampai hidung? Aneh tahu gak Rain, bukannya cantik, malah serem, kalau dia cinta sama kamu dia pasti nerima kamu apa adanya "
" tapi gengsi kali Sih, aku kan perempuan, masa mau ngungkapin duluan, gak mau ah "
Ucapku sampai menarik selimut.
" Girls zaman now, gengsi di besarin, yang cewek gengsinya selangit, yang cowok gak peka, terus aja gitu samapai aku ubanan "
Jawab Ningsih sebal dan langsung menghilang. Kebiasaan hantu habis ngomong ya ngilang, tau lah, mending tidur.
Share this novel