Bab. 2. Pulang ke rumah

Fantasy Completed 465

Ketika Siang ke Sore aku sudah sampai di rumah disambut oleh art dan keamanan. Aku segera masuk kamar aku meletakan barang-barang aku di meja kamar. kemudian aku bersantai tidur-tiduran. Sekitar sore jam 5 an hp aku bunyi masuk pesan dari mami yang isinya," Bang pulang kita makan malam bersama." aku jawab," aku sudah di rumah mi."

Menjelang jam 7 malam mami kirim pesan lagi bahwa makanan sudah siap. aku siap-siap turun. Dirumah ini kalau sore atau malam baik art atau keamanan pulang jadi suasana di rumah sepi. Pas di meja makan mami senang banget melihat aku pulang. Mami sempat menggoda aku dengan bertanya," kamu kok ngak pernah membawa pacar kamu ketemu mami sih?" Perlu di ketahui saat itu mami mengenakan baju tidur pendek transparan.Jadi sempat membuat Hasrat aku sebagai laki-laki tergugah juga di suguhkan tontonan seperti itu. Aku hanya tersenyum. Lalu mami bertanya," loh kok cuma senyum."

Aku menjawab," ya aku tersenyum karena aku tahu pertanyaan mami berikutnya." Lalu mami tersenyum menggoda bertanya," emang pertanyaan berikutnya apa?" aku memandang hampir ngak tahan seolah-olah berkata ayo setubuhi aku. Lalu aku menjawab," pasti mami mau tanya. anak mami ini masih normal apa ngak." Mendengar itu mami tersenyum. aku bercerita kalau ngak normal mungkin tidak ada tonjolan di celana aku." Mami tersenyum menggoda lalu bertanya," Emang masalahnya apa? aku bercerita kalau banyak cewek yang aku pdkt selalu memandang harta. Belum jadi istri udah minta perusahaan atas nama dia. Aku ngak bisa melakukan begitu aja. Bahkan ada yang minta menyingkirkan mami dari perusahaan. Sedangkan aku lebih kenal mami di bandingkan mereka. Kalau pilihan selalu begitu lebih baik aku nemanin mami aja. Mendengar itu mami tersenyum.

Aku bertanya," terus mami kenapa ngak cari pengganti papa?" Mami menjawab," ceritanya hampir sama-sama kamu. Mami belum kenal mereka permintaan sudah tidak masuk akal. Mami takut kalau mami di bunuh mereka ambil usaha ini. sedangkan ini hak kamu." Aku pun tersenyum. Ternyata nasib kita sama. Mami mengangkat piring kotor ketempat cuci piring. Aku membantu lebihnya.

Setelah selesai Mami berdiri di pintu yang menghadap ke halaman belakang memandang jauh ke langit. Aku mendekati mami dan memeluk dari belakang. Mami berkata," Bang aku ini ibu mu loh." Aku menjawab," Nasib kita sama. sedangkan kamu ibu sambung aku. kenapa aku tidak boleh memberikan kepuasan sama kamu. kalau bisa sampai menikah ya syukur. kalau tidak ya ngak masalah." Mami hanya bisa tersenyum.

Akhirnya kami berciuman dan saling raba dan remas saling mendesah. Dan kami berpacu dalam mencapai sebuah puncak kenikmatan. kemudian saat terkulai lemas mami berkata," besok ikut ke kantor." aku tersenyum mengangguk aku tertidur.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience