Harian Artez.
“ Haneem ! Apa kamu ada waktu siang nanti?” tanya Arfan . Rekan satu mejanya di kantor.
“ Hmm, sepertinya ada. Apa yang bisa aku bantu?”
“ Aku mau meliput Aktor dari Inggris yang sedang syuting di Museum Andika Semarang, dia di gosipkan berpacaran dengan Vania Agni Sarasmega. Sepertinya berita itu perlu kita up date….”
“ Vania puteri bungsu Presiden kita?!” sambar Haneem terkejut.
“ Ya. Kau tertarik?”
“ Tentu. Kapan kita berangkat?”
“ Selepas shalat Zuhur.”
Haneem segera mempersiapkan semua perlengkapan jurnalisnya. Arfan yang lebih tua setahun darinya tersenyum melihat orang yang dicintainya selama ini, sibuk berkutat di depan meja kerja. Sepertinya ada chemistry diantara mereka. Hanya saja keduanya saling tertutup. Meski Arfan sering membuka celah, Haneem malah terkesan menutup harapan Arfan . Entahlah, tapi mereka terlihat kompak dalam setiap tugas yang mesti di selesaikannya. Hal itu membuat mereka menjadi dueto partner yang di incar oleh banyak perusahaan penerbit komersil kelas kakap.
Sore yang dingin kedua pasangan wartawan itu sampai di alun-alun Museum. Seminggu yang lalu tempat ini baru saja menjadi tuan rumah pementasan seni tradisioanl dan budaya serta tehnologi tahunan Indonesia yang menarik ratusan juta pasang mata untuk menonton festival selama tiga malam berturut-turut itu. Baik domestik maupun mancanegara. Tari Kecak menjadi tari favorite dari vote Internasional. Sedangkan lagu Gambang Suling menjadi lagu terfavorite versi NBC. Roket mini pengintai angkasa karya Mahasiswa UNIKOM Bandung menjadi terfavorite. Pantai senggigi menjadi objek wisata termahal dunia. Danau Toba sebagai pesona Asia. Bromo menjadi lokasi syuting Film Internasional terbaik versi Internasional News Daily. Dan banyak lagi yang tidak mungkin di ceritakan dalam cerpen ini.
Share this novel