BAB 8

Fanfiction Completed 416

Malam ini adalah malam terakhir untuk kedua kandidat berkampanye. Di susul dengan debate live. Haneem Andini Sasmitho beradu pemikiran dengan Muhammad Rifai Hasyim Al-Murabi. Debat cukup alot. Menguras tenaga dan fikiran. Kedua pendukung masing-masing kubu berharap cemas. Semua ingin calon yang di idolakan berhasil menjadi yang terbaik malam ini dan memuaskan hati pendukung atas jawabannya yang logis dan tidak muluk-muluk. Dan tentunya mampu di sanggupi dan di jalankan nantinya.

Disebuah ruangan teduh di Jawa Tengah. Sepasang suami istri tampak mesra di depan LCD 30”. Mereka berdoa dan penuh harap pada sang Khalik.

“ Apa Abi benar-benar tidak meridhoi putri kita?” lirih ibu.

“ Abi meridhoi. Sebenarnya, selama ini Abi menentangnya hanya ingin tahu, sejauh mana Haneem punya keinginan dan cita-cita. Biar bagaimana pun. Abi tetap ingin melihat putri kita hidup bahagia. Jika dia benar-benar dengan ucapannya. Pasti dia akan berusaha mencapai angannya.”

“ Apa Abi yakin, putri kita bisa menjadi President?”

“ Tidak ada yang tidak mungkin ummi, semua atas kendendak Allah, pasti mungkin. Meski Islam mementingkan lelaki sebagai pemimpin. Tetapi bukan sedikit pemimpin wanita yang mampu mengubah dunia. Dan Allah sendiri telah menyamakan derajat antara kaum adam dan kaum hawa. Jadi, Abi tetap mendukung Haneem untuk terus maju. Semoga malam ini dia bisa menunjukkan yang terbaik. Dan sebulan lagi, kita akan tahu hasilnya. Kita doakan saja dia.”

“ Ya Abi. Semoga Haneem mampu membuat kita bangga.”

“ Amin.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience