Setelah selesai membersihkan diri, Adi Kencana dan Adi Kesuma turun membantu Tok Pi membersihkan hasil buruan mereka, dari kejauhan dua orang lelaki sedang melangkah memasuki perkarangan teratak mereka.
"Pillah," ucap lelaki itu.
"Ringa, Rugu, awal kalian sampai," ucap Tok Pi tersenyum.
"Tok! Pak Cik!," kedua kembar serentak menyapa kedua orang tersebut.
"Hm, kedatangan kami ada hajat sebenarnya, sebab itulah kami berdua merancang untuk datang awal," ucap Ringa mengukir senyuman.
"Aku dah agak dah, dari raut wajahmu saja aku mengerti apa yang kamu fikirkan," ucap Tok Pi tersenyum.
"Hahaha...kamu memang selalu tajam pemerhatiannya," ucap Ringa sambil menepuk bahu Tok Pi.
Tok Pi mempersilakan mereka naik, kelima mereka pun beranjak ke beranda dan duduk membentuk bulatan, Ringa memandang kedua kembar.
"Jadi ada apa yang ingin disampaikan?," soal Tok Pi.
"Hm, sebenarnya selain hajat yang ingin ku katakan ada hal lain juga yang ingin ku sampaikan," Ringa membuka bicara.
"Hal lain?," Tok Pi merenung wajah Ringa dengan berkerut."Hal apakah itu?," dia ingin tahu.
Ringa menghela nafas dan kamudian bersuara, "Aku mendapat khabar dari orang ku yang ditugaskan untuk meninjau keadaan diluar kampung..,"Ringa terhenti sejenak "Mereka mendapat berita yang Sri Dewaja terus menyebarkan malapetaka kepada kerajaan lainnya, dan lebih parah lagi banyak raja-raja tunduk kepada kekuasaannya," dengan panjang lebar Ringa menyampaikan khabar tersebut.
"Apa!!," Tok Pi tersentak mendengar berita itu, "Cis, dasar keparat si Dewaja itu, apakah dia belum puas, apakah dia ingin seluruh daratan tunduk kepadanya," Tok Pi menghentakkan buku limanya ke lantai teratak membuat Adi Kencana dan Adi Kesuma terkejut.
Ringa terdiam melihat kelakuan Tok Pi yang sedang naik berang, Rugu di sampingnya mengisyaratkan supaya Tok Pi bersabar.
"Jikalau aku bertembung dengan si jahanam itu akanku habisi dia kala itu juga, tidak kisah nyawaku menjadi taruhan," tambahnya lagi.
"Sabarlah Pillah, waktu akan tiba nanti," Ringa menenangkannya." Selain itu kita perlu mempersiapkan mereka untuk rancangan selanjutnya," ucap Ringa sambil memandang kedua kembar yang diam dari tadi mendengar perbicaraan mereka.
"Aku juga berfikir macam tu, tapi aku belum tentu bisa mengajari mereka, tapi jika asasnya sudah ku perturunkan kepada mereka," ucap Tok Pi.
"Baguslah kalau macam tu, sekarang ini aku ingin memperturunkan ilmuku kepada mereka, apakah kamu memberi kebenaran?," Soal Ringa.
"Kalau untuk kebaikan aku beri izin!," ringkas jawapan Tok Pi.
"Sudah tentu, ini semua demi mengalahkan malapetaka, dan ilmu pasti bisa mengembangkan lagi kebolehan mereka," Ringa tersenyum.
Tok Pi tidak membantah, lagipun itu untuk kebaikan kedua kembar tersebut untuk menghadapi masa depan mereka.
"Aku perkenankan tujuanmu Ringa, dan aku harap kamu bisa membimbing keduanya," ucap Tok Pi dengan senyuman terukir dibibirnya.
Ringa dan Rugu turut mengangguk setuju, dan mereka memberitahu kedua kembar bahawa latihan bakal bermula besok jadi beristirahatlah malam tersebut.
terbit Setiap Sabtu dan Ahad
Share this novel