Melihat wajah Ringa yang berubah setelah mendengar nama Singagala, Tok Pi merasa hairan dan bertanya,
"Kenapa dengan kamu?," soal Tok Pi bingung.
"Hahaha ...sebenarnya aku masih belum bisa melupakan kenangan saat belajar dengan guru Singagala."ucap Ringa tersenyum paksa.
"Kenangan apakah yang membuatmu seperti cacing kepanasan?,"soal Tok Pi lagi.
"Hish, engkau tidak tahu siksaan berguru dengannya, hari-hari aku harus menghadapi pelbagai rintangan,"ucap Ringa.
Dia pun menceritakan segalanya kepada Tok Pi, dari awal dia bertemu dengan Singagala dan menjadi muridnya lalu hubungannya dengan Megat Angkasa.
"Wah, tidak disangka perjalananmu penuh dengan kisah yang cukup hebat," Tok Pi kagum mendengar cerita Ringa.
"Hahaha...perjalananmu juga sama,"ucap Ringa mengukir senyuman."kelak kamu juga bakal mengikuti jalan yang lebih besar bersama kedua harapan kita ni,"ucap Ringa memandang kedua waris Megat Angkasa.
"Hm, kiranya bakal macam tu lah,"Tok Pi mengiyakan ucapan Ringa.
"Untuk sementara waktu, menetapkan disini," Ringa memandang Tok Pi."Semua persediaan kalian nanti akanku urus bersama anak buahku,"tambahnya lagi.
"Terima kasih banyak-banyak," Tok Pi tersenyum, nampaknya mereka tiba ditempat yang betul hingga bisa menetap sementara menanti waktu tiba.
Maka dengan menetap di perkampungan yang terlindung itu kisah baru bakal bermula, kehidupan baru Adi Kencana dan Adi Kesuma bakal bermula dan mereka bakal dipersiapkan demi menghadapi bencana yang dibawa oleh malapetaka yang juga meragut nyawa ayah mereka.
11 tahun kamudian...
Kelibat dua orang kembar sedang berlari kencang dikawasan hutan berdekatan kampung tersembunyi, kedua-duanya mengejar buruan mereka agar tidak terlepas.
"Abang, lekaslah,"laung Adi Kesuma meloncat dari dahan ke dahan.
"Sabarlah, sebentar lagi nie!," balas Adi Kencana yang sedang membidik mangsa dengan panahnya.
Dia menarik busur dan membidik dengan berhati-hati, rusa jantan tadi pula menderu laju melintas dihadapannya.
"Kena kau!!," Adi Kencana bergumam dan melepaskan panahnya.
Panah tadi meluncur laju dan mengenai rusa jantan tersebut, maka rebahlah rusa itu ke tanah. Adi Kesuma meloncat dari dahan dan mendarat ringan di tanah, dia mengapai golok yang terselit di pinggangnya dan menetak rusa tersebut.
"Habuan malam ni, Tok Pi pasti gembira,"ucap Adi Kesuma tersengih.
"Dah ker belum, kalau sudah jom balik,"ucap Adi Kencana.
"Jom," Adi Kesuma mengangkat rusa tadi dan memikulnya dengan mudah dibahu.
Mereka berdua pun berjalan pulang menuju ke kampung, dalam perjalanan menuju teratak mereka, kedua-duanya diperhatikan oleh banyak mata. Gadis-gadis didesa itu melirik kedua kembar tersebut dikenakan rupa paras mereka yang tampan dan gagah perkasa.
"Oii..jangan nak berlagaklah," Adi Kencana membangunkan Adi Kesuma yang berjalan macam orang yang habis mengalahkan ribuan tentera.
"Sekali-kali pun tak boleh ker?," jawab Adi Kesuma tersengih.
"Cepatlah, nanti tok marah," kata Adi Kencana mengesa adiknya.
"Yalah,yalah," Adi Kesuma menuruti abangnya.
Sesampainya dihadapan teratak mereka, Adi Kesuma meletakkan rusa tadi ditempat mereka melapahnya, Tok Pi muncul dan melihat kedua kembar sedang membersihkan diri dari kotoran hasil mengejar buruan mereka.
"Lumayan juga tangkapan kamu berdua," Tok Pi bersuara membuat kedua kembar berpaling dan tersenyum.
"Lumayan kan tok," Adi Kesuma berseloroh.
"Hahaha...bolehlah, Kencana, Kesuma, kamu berdua jangan kemana-mana selepas nie, nanti Tok Ringa kamu berdua hendak berjumpa," Tok Pi memberitahu mereka.
"Baik Tok," jawab keduanya serentak.
"Pergi naik dan mandi, nanti atuk urus buruan nie,"ucap Tok Pi, kedua kembar pun mengangguk dan naik untuk mandi.
Tok Pi tersenyum melihat keduanya, dia kagum dengan kecepatan mereka mendalami ilmu bela diri yang diajarnya walaupun tidak seberapa. Tok Pi berniat ingin mewariskan segala ilmu yang ditinggalkan Megat Angkasa tetapi dia merasa belum waktunya.
Terbit Setiap Sabtu dan Ahad
Share this novel