Bab 6

Horror & Thriller Series 1269

Kamar santo tampak rapih dan bersih dan wangi layaknya kamar seorang wanita. Santo membuka matanya (dari gelap keterang), tampak wajah lusi yg tidak fokus, Santo yang babak belur di rawat Lusi.

“gue ama Bambang ke apotik dulu yaaa?” kata Jesica pada Lusi.

“Okeh.” Jawab Lusi sambil mengkompres Luka di wajah Santo.

“Sekalian beliin gue susu ama yogurt yaaa!” Celetuk Santo sambil meringis.

“Iyaaa iyaaa... udah lu diem jangan banyak cocotcoet..” Bentak Jesica sambil ngeloyor pergi bersama Bambang.

“lu lain kali jaga kelakuan napa. Masa cewek dilawan. Elu yang babak belur pula.” Lusi menasehati Santo.

“Eh, dia bukan cewek tauk. Dia kuntilanak, Setan!” ujar santo sewot. Lusi cuma santai, ia pahambetul mulut sahabatnya itu.

“Lagian lu tau gak Lus.. kenapa gue sewot sama dia?” tanya Santo pada Lusi. Lusi hanya menggelengkan kepalanya.


“Masa dia ngejer-ngejer Satria! Kan jadi eyke shewot,” sambung santo sambil mengeser posisi duduknya.

“Emang kenapa, Lu cemburu...? Tanya Lusi. Santo langsung meotot matanya.

“Heeeh... syori yah. Jaga lipstick jij kalo ngucap!? Emang jij kira eike Banci kaleng..?”

“Lah kalo lo ga cemburu, ngapain sewot!” Lusi nyengir.

“Eiyke bukan syewot! si Leak yang sewot! Dia tau Satria naksir eluuuu! sebelumnya si Leak mintan eike comblangin dia ama Satria..!!! tapi eike Ogaah... mendingan eike comblangin ama jij, jij kan sahabat eike... karena eike juga tau jij
suka sama Satria... Puasss!” Santo tampak kesal, ia palingkan wajahnya sambil cembetut.

“Maksud looo.” Lusi jadi penasaran.

“Iyaaa buku yang lo balikin itu skenario gw, gw colong pas Satria nggak ngeuh... biar lo ama Satria deket!!... (dengan gaya madam)hmmm... namanya juga gw kaaan madam cupid... nyomblangin dan beer haa siil.” Ucap Santo sambil menepuk lalat depan muka Lusi.

“gak mungkin Santooooo... Dia naksir eluuu kaliii?” Lusi mesem, antara senang dan gak percaya.

“Whaaatt..? yey jangan rusuh yah. Jaga lipstick yey.. walaupun sebenernyaaa.” huk huk santo menangis tersedu sedan... musik romantik berkumandang...

“andai saja ia mencintai eyke, Stooopp stoopp,” teriak Santo Musik mendadak berhenti.

“Tapi gue kan gak cantik Too...!” ucap Lusi. Santo jadi semain sewot.

“siapa bilang...? Eeeh.. kalo ada cowok yang naksir orang karena cakep dan seksi doang itu tandanya pikirannya ngeres, jorse'. Gak semua kaleeee cowok ngeresss, jadi lo kudu kasih perhatian lebih ke Satria... gue kan tau lo juga demen ama dia...huuh.. pura dalam perahu kura kura tidak tahu.”

Music romantik sedih berkumandang... Santo ngomong sendiri. Lusi asik sendiri dengan pikirannya... Ia masih termangu mendengar kenyataan itu, senyum bahagia merangah wajah Lusi.
***

Malam telah tiba, cahaya bulan menembus masuk melalui jendela, menerangi Nur yang sedang belajar di rumah. Tapi di pikirannya seperti ada sesuatu yang mengganjal, dan tidak fokus dengan apa yang ia kerjakan, dimeja belajarnya banyak buku tentang bagaimana mengusir mahluk gaib/ klenik, buku doa dan sebagainya.

Malam telah berganti dengan pagi, Di dalam kelas tampak hening, karena ulangan sedang berlangsung. Lusi serius mengerjakan soal. Guru pengawas berjalan mondar mandir dalam kelas. Matanya mengawasi para siswa. Pengawas meneliti
jalan melewati meja nur.

Nur berjalan dikoridor, Nur tiba-tiba melihat anak Kecil melintas, Nur mengendap mengikuti. anak Kecil menghilang. Nur menutup mata dengan kedua tangannya sambil membaca doa / matra , Tiba-tiba saat Nur membuka mata dihadapan Nur muncul Anak Kecil sedang berdiri dekat tembok kelas, matanya menatap tajam pada nur, Nur berusaha memberanikan diri mendekati anak kecil tersebut, namun anak kecil masuk menembus tembok ke dalam ruang kelas kosong.

Nur mengikuti anak kecil tersebut, ia berdiri tepat di depan tembok anak kecil tadi masuk. Nur melihat ke dalam ruang kelas kosong melalui jendela kaca, Mata Nur liar melihat seisi ruangan. namun anak kecil tersebut tidak ada di dalam ruangan kelas. Nur membalikkan tubuhnya bersandar di tembok, ia menghela nafas panjang. baru saja Nur ingin melangkah ia terkejut matanya melotot.

“Lagi apa kamu Nur?” Pak guru menatap jutek pada Nur.

“Eng...ngg..gak Pak.” Nur jadi salah tingkah.

“Kamu tidak ikut ulangan?” Tanya Pak Guru, matanya melotot menatap. Nur menggelengakan kepalanya, wajahnya tertunduk lesu.

“Ya sudah kalau begitu.” Pak guru melangkah meninggalkan Nur yang masih tertunduk lesu.

Nur menarik nafas lega, ia tengadahkan kepalanya sambil menoleh ke arah jendela tempat ia mengitip barusan. terlihat sosok anak kecil sedang menempelkan wajahnya di jendela sambil menatap Nur tajam. Tanpa ba-bi-bu lagi Nur langsung Ngacir.

saat malam Tiba, Di rumah Nur begitu gundah. Mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan. Ia ingin sekali menolong Lusi, namun ia juga tahu ia akan berurusan dengan mahluk-mahluk yang kuat dan ganas. Nur membuka internet dan mencari tau bagaimana caranya bisa berkomunikasi dengan Makhluk gaib. tanpa Nur sadari sosok anak kecil sedang menatap Nur dari balik jendala.

Malam semakin sunyi, susana tamapak semakin mencekam, Lusi melangkah masuh ke dalam Kamarnya, dan tampak jelas Uang berceceran dimana mana, Lusi tidak mau mengambilnya, Lusi terlihat sedang melepas sesuatu dari dadanya dengan paksa, dan sambil terengah-engah ia menyeka darah yang bertetesan di kamarnya sambil menangis karena sudah tidak tahan lagi, tiba-tiba lemari Lusi bergetar hebat terdengar suara gedorang yang sangat keras dari dalam lemari.lusi berusaha lari kearah pintu tapi tiba tiba pintunya tertutup kencang. Lusi pun terpental kebelakang tepat disamping tempat tidur,ia syok dan menangis ketakutan.

“sudaaah... hentikaaan... gue gak pernah minta apapun dari kalian, gue punya Tuhan, gue gak perlu kalian... gue gak pernah pake apapun yang kalian kasih,” teriak Lusi.

lampu kamar Lusi tiba tiba meledak, susana sangat mencekam.

“jangan siksa gue kayak gini, gue udah gak sanggup... udah cukup kalian ancurin hidup gue... pergi kalian semuaa... jangan ganggu gue lagi,”

wajah Lusi tampak ketakutan, mantanya melirik liar melihat sekeliling kamarnya. tiba tiba badan Lusi terpental kepojok kamar, ia berusaha bangkit sambil menangis. tiba tiba foto papa Lusi melayang mengenai Lusi, lusi mengambil foto tersebut dan memeluk foto itu sambil berjongkok. Air mata Lusi terus membasahi wajahnya.

“Jangan...jangan sakitin papa... dia gak salah... papa dipenjara bukan karena salahnya, tapi papa difitnah oleh temannya yang koruptor... papa orang baik... tolong jangan sakitin papa.”

Tiba-tiba Benda-benda berterbangan menyambitinya. Tubuh Lusi terpental membentur dinding dengan keras. Lusitidak bisa berbuat apa apa, Ia pasrah disiksa secara fisik oleh mahluk jahat tak kasat mata. Tiba-tiba pinta kamar Lusi terbuka, tampak anak kecil berdiri di depan Pintu dan langsung menghilang, Lusi langsung berlari keluar kamarnya.

Malam semakin tinggi meninggalkan jejak gelap yang penuh misteri. di dalam kamar Nur mulai terasa agak mencekam, bulu kuduk Nur terasa berdiri, suhu ruangan terasa lebih dingin... uap dingin dari mulut Nur terlihat. Sekilas ada bayangan lewat dibelakang Nur... tapi Nur berusaha tenang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience