Bab 7

Horror & Thriller Series 1269

Lusi duduk di sebuah cafe sederhana tubuhnya penuh dengan memar, Lusi masih bingung apa sebenarnya yang telah terjadi, ia mencoba untuk mengingat-ingat, pikirinnya menerawang...tiba-tiba Hp berbunyi lalu dia mengambil Hp nya yang ternyata Lea...

“halooo..” nada suara Lusi terdengar lemas

“lemas banget suara loo.” Ejek Lea sambil tertawa.

“Lea... bukannya gue mau nuduh, tapi
gue mau nanya... sebenarnya patung emas itu patung apa Lea ? kenapa semenjak loe kasih patung emas itu ke gue hidup gue jadi kesiksa?” Tanya Lusi Pada Lea.

Kesiksaa...? harusnya lo bersyukur gue kasih itu... lo jadi tambah kaya raya kan...?” Suara lea terdengar lantang masuk ke dalam telinga Lusi.

“Gue gak pernah pake uang haram itu...!”

“oiyaaa... ? darimana lo bisa hidup mewah gitu...?” Tanya Lea dengan nada ketus.

Lea... sorry yaaa... gue kaya bukan dari hasil begituan... itu warisan Oma gue, gue punya usaha sendiri ... uang gue uang halal...gue gak perlu minta sama setan...!” bentak Lusi.

“Lo tau kenapa lo gue kasih itu barang ? karena gue benci banget sama elo! lo udah rebut Satria dari gue.” suara Lea tegas.

“Yaaa Tuhaaan... hanya karena itu lo rusak hidup gue... lo emang tega Lea.”

“Apa yang udah gue kasih ke elo gak bisa dikembaliin lagi... kalau lu mau selamat lu harus jadi tumbal....”

Telpon Lea mati. Lusi menangis sejadi jadinya...

***

Malam telah berganti dengan pagi. Tampak Nur sedang menelpon Jesica supaya memberi tahu Santo, Bambang dan Satria untuk segera bertemu,

“Ya udah kita ketemuan hari ini disekolah yaaa... mumpung udah libur semesteran... jadi sepi di sekolah.”
“ok,”sambung Jesica.

Nur menutup telponnya lalu masuk kekamar mandi. dikamar Mandi Nur melihat tanda tanda datang bulan. Sambil diam berpikir. Nur tidak memperdulikan kondisinya yang sedang datang bulan, walau agak ragu keluar rumah ia tetap memutuskan untuk kesekolah .

Setelah sampai Di sekolah Nur mengajak Santo,Jesica, Bambang dan Satria bertemu diruang pertemuan yang sepi. Ia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Lusi.

“Gini-Gini...Ini gawat nih... ini nggak main2..Hubungannya sama suatu diluar
jangkauan indra kita...” Kata Nur. satria, Jesica Santo dan Bambang terbelalak.

“Yg bener lu nurrr...?” Tanya Santo.

Wajah Nur berubah menjadi mysterius dan serius “gue udah beberapa lama merhatiin Lusi,ternyata dia ketempelan.”

Santo langsung memotong pembicaraan Nur.

“Hah Ketempelan? Santo langsung cengo. semua menyimak dengan seksama dan tegang.

“Iya ada anak kecil yang mengikuti Lusi, mahluk gaib,” sambung Nur.

“Hidiiiyyy.” Santo bergindik. Semua terperanjat...

“Jadi itu yang bikin Lusi berubah...? Celetuk Jesica.

“Gak cuman itu.. lama-lama akan bikin Lusi meninggal,” Ucap Nur. Semua shock.

“Kalo setannya cuma kecil ga bisa suruh pergi aja Nur!” Ucap Bambang sambil menguyah.

“ada biangnya... biangnya yang ganas banget.” Nur bergindik. Semua menghela nafas.

Jesica langsung komentar “Aduhh.. Ada aja ya Tu anak, abis maen dimana sih ketepaan? Perasaanm gw Lusi gak pernah pergi ke tempat yang enggak-enggak dah?”

Satria mengamati pembicaraan dengan serius dan seksama.

“Ada yang ngejahatin Lusi. Orang itu yang bikin Lusi ketempelan,” ucap Nur sambil melihat satria.

Santo bereaksi ngamuk dengan karakter yg malah bikin lucu. “Hah siapa dia NUr. Bilang guwe. Guwe ngga terimak!!! Gue pencet tuh orang.”

“Heh heh tenang!! Denger dulu si Nur.” Kata Bambang pada santo.

“Trus gimana dong cara kita nolong dia?” tanya Satria Pada Nur.

“Yang nempelin Lusi bukan ada dua macem, satu yang pingin bikin lusi kaya cepat walau akan mati cepet karena resikonya darahnya akan terus kehisap tiap hari, atau memang yang mau bikin Lusi
sengsara... Siapapun itu ngga da gunanya juga... ga berguna juga buat Lusi.. Yaa kita harus sama sama membantu Lusi, gak bisa cuma gue sendiri
makanya gue kemari,” ucap Nur dengan wajah yang semakin misterius.

“ok-ok gw siap Nur... caranya? Satria kembali bertanya pada Nur.

“Gini caranya...” Belum kalimatnya selesai...Nur tiba-tiba memukul-mukul mulutnya sendiri. Memukul-mukul kepalanya semakin keras. keempat remaja itu tak sanggup menahan tenaga kuat Nur, Nur menjadi histeris.

“Nuuur... lo kenapaaa..? Satria menahan Tangan Nur tapi tak sanggup menahan tenaga kuat Nur, Nur menjadi histeris. Nur berlari keluar ruangan dan semua panik berusaha mengejar Nur.

Nur lari keluar sekolah... ia berusaha menahan tangannya yang terus menampar-nampar dirinya sendiri... yang lain mengikuti Nur dengan Panik. “Aku lagi ‘datang bulan’... aku harus berlindung ditempat suci,” teriak Nur dalam Hati.

Makin lama pukulan NUr pada dirinya ke wajah ke mulut ke perut sendiri makin kencang dan bertubi2 Anak-anak ikut inisiatif Satria yng menahan tangan Nur.. Tapi mereka terpelanting.. Nur seolah disusuki kekuatan yg dahsyat... Bahkan sempat ekspresi Nur meraung ke mereka bagai
hewan buas. Nur kembali melawan yang mengambil alih tubuhnya... ahirnya ia melihat menara Mushola di kejauhan.. ia langsung Lari menuju kesana tiba tiba mobil menabraknya dan Nur pun meninggal. ada
bayangan mahluk jahat di dekat jasad Nur... Santo, Jesica, Bambang dan Satria merasa sangat stress melihat kejadian yang menimpa Nur, Satria melihat kearah bayangan itu.

Hari terus berganti, di dalam ruang tamu rumah Satria, tampak Santo, Bambang dan Satria duduk termenung. ketiga remaja yang masih syok dengan musibah yang menimpa Nur berusaha menenangkan diri masing masing, susana hening tanpa suara. tiba tiba pembantu Satria yang bernama Yasin datang membawakan minuman .

“ini Den Tria minumnya,” ucap mang Yasin dengan sopan sambil meletakkan secangkir teh di atas meja.

“Terima kasih banyak yaa mang Yasin... eeeh mangg..hmmmm... gak jadi deh, gak apa apa mang...” Satria mau bicara tapi tidak jadi.

Mang Yasin pun pergi sambil diam diam memperhatikan majikan dan teman temannya. expresi wajah Mang yasin menunjukan kekawatirannya...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience