Bab 5

Horror & Thriller Series 1269

Waktu terus berlalu hari telah berganti dengan cepat. Jesica, Bambang dan Beberapa siswa sedang mengerubungi Santo. Tangan kiri Santo teracung kehadapan salah seorang teman SMU (peramal). Dia membaca garis tangan Santo. Dahinya berkernyit- kernyit. Mulutnya menyon menyon mengamati telapak tangan Santo. Santo serius menunggu hasil ramalan.
Nur ikut ngerubung... Memperhatikan Santo diramal.
Ramal-meramal berlanjut. Nur berdiri terpisah dari yang lain.

“Keuangan di masa depan boros. Uang banyak habis buat beli bedak dan lipstick,” ucap si peramal pada Santo.

Semua yang merubung tertawa lebar. Wajah Santo tertekuk manyun sebal. Nur tertawa kecil ditahan.

Pada saat bersamaan, Lea melangkah ke dalam kelas tempat Santo diramal penuh percaya diri ( Itu kelas Lea), dengan tas Louis Vuitton tersandang di bahunya. Santo mencuri-curi lihat ke Lea. Dia mencibir.

“Nah soal jodoh... kadang datang kadang pergi... ga jelas.” Sambung si peramal.

“Jodoh lu jelangkung dong, To..? Celetuk Bambang.

“Datang tak di jemput, pulang tak di antar dong.” Jesica tertawa geli.

Semua tertawa. Nur tertawa kecil sambil melangkah ke luar kelas, meninggalkan ramalan itu.Semua merapat lagi kelingkaran ramalan.. Ramal-meramal terus berlanjut.

Lusi meraih tas dari dalam mobilnya. Dia menyandangkannya ke pundak sambil merapatkan pintu mobilnya. Remot kunci dia tekan sambil melangkah meninggalkan mobilnya. Lusi melihat ke arloji kerennya (warna trendy). Dia mempercepat langkah sambil memegang punggungnya yang terasa pegal.

Suasana kelas masih Ramai dengan acara ramal meramal.

“Suatu hari nanti, eike bakal tinggal kutub utara,” Kata santo.

“kenepong?” Kata teman sekelas Santo, sambil bergaya ala Santo lebay.

“Biar gw dikawinin ama beruang kutub.puuaaaasss looooo,” ucap Santo sambil ngelewein temannya

Dan semuapun tertawa. Sementara Lea duduk dibangku disudut kelas bersama dua temannya, melihat sinis pada Santo.

“Dasar banci kaleng.” Kata Lea dalam hati, sambil melirik ke arah Santo.

Lusi melintas di halaman sekolah. Nur berdiri di koridor depan kelasnya melihat kearah Lusi. Nur memicingkan mata, mempertegas pandangannya. Dia melihat Lusi berjalan cepat diikuti seorang anak Kecil menuju kelasnya.

Bel berbunyi.Lingkaran ramalan bubar. Dari tempatnya diramal, Santo dan teman temannya berlari arah kelasnya masing-masing. Beberapa murid lain melangkah menuju ke dalam kelas. Suasana sekolah menjadi sepi.

Kelas sedang hening heningnya karena sedang mendengarkan guru yang sedang menjelaskan tentang saluran pernapasan, Lusi duduk risih ditempat duduknya.

Di dalam kelas Lusi semakin gelisah yang berlebihan. Dia tidak sadar diperhatikan oleh Gurunya.

“Kenapa Lusi,? Tanya Guru kepada Lusi.

Lusi kaget mendengar pertanyaan dari Gurunya yang tiba-tiba.

“Ehhmm...tidak apa-apa Bu,? Jawab Lusi Guru kembali melanjutkan belajarnya.

Nur melangkah dikoridor membawa buku paket. Nur melihat anak Kecil yang dia lihat sebelumnya mengikuti Lusi, berdiri menunggu di depan kelas Lusi. Nur memperlambat langkahnya... hingga terhenti perlahan... dia memandang tajam pada Gadis Kecil itu. anak Kecil itu tanpa sengaja melihat pada Nur. Dia lalu pergi meninggalkan depan kelas Lusi. Nur tergerak mengikuti. Tapi beberapa langkah, anak Kecil menghilang dari pandangannya. Nur masih mencari-cari kemana anak Kecil itu menghilang. Tiba- tiba saja

BRUKK!!!

Nur nabrak Satria yang datang dari arah berlawanan.Nur kaget bukan kepalang.

“Astaga... Maaf ya Sat.” Ujar Nur pada Satria

“Kamu lagi ngeliatin apaan sich?” Tanya Satria sambil mencari apa yang Nur lihat.

“Enggak.. gak liatin apa apa kok.” Nur gugup.
dan langsung ngeloyor pergi. Satria memperhatikan tingkahaneh Nur.

***

Lusi berjalan menuju toilet. Dari arah berbeda muncul Nur. Nur menahan langkahnya. Dia melihat Lusi di ikuti Anak Kecil yang sebelumnya menghilang di taman. Nur bergidik. Dia terdorong penasaran, dan menguntit Lusi.Di depan pintu toilet Lusi melihat ke sekitar, pandangannya
curiga. Dia ingin pastikan tak ada yang melihatnya. Hampir saja Nur terlihat oleh Lusi. Untung Nur keburu sembunyi di balik tanaman pot. Lusi memperhatikan sekitar sekali lagi. Dia tak melihat siapa-siapa. Handle pintu toilet diputar oleh Lusi, dan dia masuk ke dalam toilet.Lusi langsung membuka kancing bajunya.

Nur mengendap ke muka pintu toilet. Nur mendengar sayup-sayup suara rintihan Lusi. Dia semakin penasaran.. Nur menempelkan telinganya ke pintu toilet. Terdengar suara Lusi mengerang menahan sakit, dengan suara tertahan. Bersamaan dengan suara seperti suara bayi sedang menetek. Tiba tiba Santo muncul dari belakang Nur.

“Lu ngapain Nur...?” tanya Santo sekonyong-konyong, sambil menyeringai menahan kebelet kencing, kakinya terkepit-kepit. Nur terperanjat dia gak jawab. Nur ngeloyor pergi.

Dimuka toilet Santo mendesis kebelet kencing,.. bingung memilih toilet. Kita melihat tulisan MURID WANITA dipintu yang ada Lusi di dalamnya dan disebelahnya kita melihat tulisan MURID PRIA. Santo bicara sendiri gemulai.

“Aduuuh... eike gak sanggup jalan
kesana... Bodo aaah disini aja. udah kebelet.” Santo masuk ke Toilet wanita. Tangan Santo memutar handle toilet dan masuk tepat disebelah toilet Lusi berada.

Santo membuka resletingnya. Santo mendengar suara rintihan Santo terkesiap. Belum lagi misteri suara itu terungkap, Santo di kejutkan dengan suara di atas plafon eternit. Seperti tapak tangan
anak kecil tapi aneh.... saat Santo menurunkan
resletingnya,sebuah desisan dari atas membuat penasaran. Ia perlahan melihat ke atas. Namun tidak ada apa-apa di lubang eternit yg gelap itu... Santo gak jadi kencing. Ia langsung ngibrit lari ketakutan.

Saat jam Istirahat sekolah tampak Lusi, Santo, Bambang dan Jesica sedang makan dimeja kantin.Lusi tidak fokus pada makanan dihadapannya.. Tangan Lusi mengerakkan lambat sendok dipiring. Sambil mengunyah kuwaci Santo antusias cerita kejadian yang dia alami di toilet.

“Yaa ampuun booo... tadi eike hampir kejang kejang ketakutan, karma kali yaa masuk toilet cewe, abis udah gak tahan, masa pas mau pipiiiis... eike denger suara ritihan, desisan, sama diatas plafon ada kayak suara anak kecil gituuu... bulu bulu eike bangkit semuanyaaah... serem banget, iiiiiiiihh.” Santo bergindik.

Lusi terkesiap... dia batal menyuap makanan, sendok tertahan dihadapannya. Lusi memutar bola matanya, pura-pura gak tahu. Jesica hanyut terbawa cerita Santo. Wajah Jesica tampak mulai ketakutan.

“akhirnya eike kabur teeeeerrrbirit birit... air pipis eike langsung balik ke asalnya, gak jadi pipisdeeeh... abis tatuuuuut.” Sambung santo sambil memperagakan gaya sok imutnya.

Sementara itu Dari satu sudut, Nur mengamati Lusi and the gank. anak Kecil tiba-tiba muncul dihadapan Nur....anak Kecil melintas di dekat meja mereka. Nur kaget, dia pertegas pandangannya melihat pada anak Kecil.. Kepala anak Kecil bergerak perlahan menoleh kearah Nur. Anak Kecil melihat pada Nur dengan pandangan terancam. Di sudut bibirnya ada bekas tetesan darah yang sudah kering. Lea and the gank menyingkirkan Nur yang ngalangin jalan. Nurterdorong kaget dan sempoyongan. Mereka terus melangkah, lalu menoleh angkuh pada Nur... Dari tempatnya berdiri, Nur melihat ke tempat terakhir kali dia melihat Anak Kecil. Anak Kecil sudah tidak disana. Kepala Nur bergerak kesegala arah. Matanya mencari-cari Anak Kecil.

Santo, Lusi, Jesica dan Bambang masih makan... Santo melihat Lea and the gank mendekati kantin. Santo bisik-bisik memberi tahu Jesica dan Lusi. Lusi sedang minum.

“Ada si Leak...!” Kata Santo sambil dia kerlingkan mata menunjukkan posisi Lea and the gank. Lusi menaruh gelas ... Pandangan mereka bertiga lalu tertuju pada Lea and the gank, Lea balas memandang dengan pandangan perseteruan, layaknya memandang musuh bebuyutan.

“Ngapain lu liat liat gue,” ujar Lea dengan sinis. Santo tidak terima lalu bangun dari duduknya.

“Eh ge er amat lo... Daripada liat lo mending gue liat belatung.”

Lea naik pitam langsung menghampiri dan meninju Santo. Santo Ngeles. Jesica dan bambang hendak membantu Santo. Anak buah Lea menyerangnya.

“Gak usah sok jagoan deh loo... dasar leak grogol... blaa blaa blaa..” Santo ngomel-ngomel panjang kali lebar. Nur menghambur ketengah melerai, bersamaan saat Lea melepas kuat-kuat tinjunya pada Santo.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience