Bab 1

Horror & Thriller Series 1269

Bel berbunyi, Suasana sekolah terlihat sepi. Semua Siswa dan Guru sudah didalam kelas.
Terlihat kalender di sekolah menunjukkan hari ini adalah hari senin KLIWON, Guru sedang mengajar biologi. Guru menerangkan organ vital manusia dengan ilustrasi di papan tulis. Anak-anak serius mendengarkan. Akhirnya sampai pada perkembangan tanya jawab Kematian dan tips perangsangan organ yang berhenti jantungnya, dengan peraga boneka (menekan dada dan meniup dimulutnya), Santo, Bambang dan Jesica memperhatikan dengan seksama. Bangku Lusi kosong tidak ditempati.

Di dalam toilet sekolah, Lusi tertunduk, kepalanya melihat ke payudaranya, Ia seperti memegang sesuatu. Suara rintihan dantangisnya makin menanjak, karena rasa sakit yang semakinmenjadi-jadi. Lusi lalu membekap kuat-kuat dadanya. Diamenggelinjang menahan sakit... kepalanya tertengadah, diamengerang. Mata Lusi merah basah, berkantungmata berwarna kehitaman. Tetes air mata jatuh dari bola mataLusi mengaliri pipinya yang tirus dan pucat, Tubuh Lusigemetaran meredam tangis... menahan rasa sakit.Dariujung baju Lusi menetes darah hitam.

Tiga siswi berdiri tak sabar, ada yang mengepit-ngepit pahamenahan kencing.

“Aduuuh lama banget seeeh... udah kebelet niih...!” ucap siswi yang bertubuh gendut.

“ngapain sih nih... gak keluar keluar?” celetuk siswi yang satunya sambil menggedor pintu toilet.

“Ada orang apa gak sih? MATI KALI NII!” siswi yang berambutnya bondol ikut menggedor pintu.

kesel dan sudah kebelet pipis, siswi yang bertubuh gendut akhirnya lari ke sebelah, tapi kamar mandi yang satunya terkunci dan ada tanda sedang dalam perbaikan.

Wajah Luci nampak panik mendengar kegaduhan orang ngantri diluar. Sementara ia semakin kesakitan dan menahan suara rintihannya, ia mencoba bertahan karena lelah sambil berjongkok dan sambil menahan suara tangisnya.

Susana belajar masih dalam keseriusan. Tiba-tiba Nur tersentak, instingnya tergerak, Ia merasa ada sesuatu yang tak beres di luar sana. Nur meminta ijin keluar. Guru mempersilahkan. Nur berjalan perlahan menuju Wc.

Gedoran anak kebelet pipis akhirnya mencopot baut gerendel pintu WC itu. Suara hiruk pikuk para siswi kebelet pipis pun makin keras.Lusi keluar sambil Menabrak seorang siswi yang masih menyeringai menahan kencing. Lusi menerabas begitu cepat.Kedua tangan Lusi membekap payudaranya... . siswi-siswi yang sudahkebelet pipis sepintas melihati Lusi jengkel.

“stress tu orang!” Ucap siswi yang bertubuh gendut.

Lusi berlari sempoyongan di koridor sekolah.. Bercak darah dibaju depan Luci makin lama makin melebar.Lusi terus berlari sambil menutupi bercak darah dengan lengannya. Ia tiba-tiba menubruk Nur yang masih penasaran dengan instingnya. Lusi terus berlari. Nur diam memperhatikan Luci berlari.Nur melihat sosok anak kecil laki-laki berumur lima tahun mengikuti Luci di belakang juga berlari....

FLASH BACK

Anak Kecil berusia lima tahun berlari takut... hingga dia sampai di tengah lapang. Tiba-tiba dia terjajar mundur. Wajahnya pucat dan ketakutan memandang kearah setinggi muka orang dewasa. Anak Kecil berbalik arah, berlari sekencang-kencangnya.. dia semakin ketakutan. Dia menjauh... hingga ia menemukan sebuah semak lagi ...Ia langsung menorobosnya.

Anak Kecil mencari-cari tempat untuk sembunyi. Di semak yangagak rimbun, dia berjongkok sembunyi. Wajah ngerinyaterhalang batang-batang semak.. Napasnya tersengal-sengal.Anak Kecil terbatuk kesegukan...dia membekapi mulutnya
menahan batuk.Sekonyong-konyong, sepasang kaki mengambang sudah berdiritepat dihadapan Anak Kecil itu, Airmengalir disela kakinya. Anak Kecil terkencing.Sesosok tangan wanita bergerak perlahan menyingkap semak-semak tempat persembunyian Anak Kecil. Dari wajah ngeri sangAnak Kecil, kita tahu sosok dihadapan Anak Kecil merundukmakin dekat... dan semakin dekat menghampirinya, hingga diajatuhkan dengkulnya bertumpu ke tanah..Anak Kecil kejer dengan mulut terkunci melihat pada sosokitu.... Kita melihat sosok wanita dihadapan Anak Kecil...sebatas dagunya ( wajah Jesica )....

Back To Real Time

Di jalan raya yang relatif lengang (satu dua mobil melintas) Lusi menyetir dengan tangan kanan. Tangan kiri membekapi dadanya. Wajahnya menyeringai menahan rasa sakit. Mobil Lusi berjalan limbung. Hingga datang Truk dari arah berlawanan. Truk membunyikan spontan klakson panjang, sambil agresif menembakkan lampu Dim. Sesaat Lusi baru tersadar, dia kaget dan memandang silau kearah truk di depannya. Mobil Lusi seperti hendak terhantam truk, hingga Lusi reflek banting
stir... dan nyaris berserempetan. Mobil Lusi terjajar di bahu jalan. Ban mobil Lusi mendecit. Hingga berhenti mendadak di tepi jalan. Sesaat Lusi syok dibalik kemudi dengan napas terengah- engah. Dia baru saja luput dari maut. Lusi diam sejenak seperti orang sedang mengumpulkan tenaga.
Dia mendorong keluar napasnya. Rasa sakit masih terpancar diwajahnya. Lusi memutar stir. Mobilnya bergerak,... meluncur tenang di jalan raya.
Hp Lusi berdering.

KRINGGG...

JESICA menelpon Lusi di sudut sekolah (load spiker). SANTO si cowo lebay berdiri cemas disamping Jesica, Bambang si Tambun pun tidak ketiggalan mencemaskan Lusi walau sambil makan
snack. Santo gak sabaran ingin bicara. (Jesica, Santo, Bambang adalah teman satu kelas Lusi dan geng traktiran Lusi ).

Lusi menarik resleting tas dengan tangan kirinya yang basah oleh darah. Tangan Lusi merogoh ke dalam tas mengambil Hp BlackBerry nya. Dilayar Hp tertulis Jesica. Lusi menekan tombol on dengan ibujarinya, Hp Lusi taro ditempat Hp tepat didepannya di load spiker, Lusi menjawab panggilan Jesica.

“Lusi, Lu Dimana?” tanya Jesica.

“Gw pulang duluan jes, Ijin.”

“Mang kenapa lu...? PMS?”

“Biasa deh...Gak apa apa kok.. Gw ngedrop aja nih... kecapean jalan-jalan,” jawab Lusi sambil meringis menahan sakit.
“Bener ya gak papa? PMS sampe segitu nya Lus! sirop merah lo netes netes di toilet,” ucap Jesica sambil nyengir. Santo tiba-tiba merebut Hp Jesica dengan tidak sabar.

“Emang gitu de cyiin jadi perempuan, ribeeet. Kedatangan tamu tiap bulan. Mending juga kaya eike abu abu tanpa tamuuu.. tapi syukur deh kalo gak papa," ucap Santo.

Sambil menahan sakit dan menyetir Lusi hampir mendekati parkirandi Apartemen nya. “Iya gue gak apa apa kok, lo tenang aja, ntar kalo gue dah enakanbadanya kita jalan makan malam sama
sama yaaa Beeiib.”

“Iyaa sayangkuuuuh...lo istirahatdeh yaaa! jadi kawatir eike liatnya neeeh.”

“Iyaaa beeiiib... gak usah kawatir! gue aman terkendali kok, udah aaaah,” Lusi menutupi teleponnya.

Santo masih penasaran dengankeadaan Lusi. “Eh, coba lo perhatiin deh, tiapseminggu sekali kejadiannya selalu begini... Lusi agak aneh dah menurut gue,” kata santo sambil garuk kepala.

Jesica dan Bambang menerawang seperti orang sedang berpikir....

Apa yang telah terjadi pada lusi?

Nex bab ya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience