Bab 2

Horror & Thriller Series 1269

Lusi bergegas mendorong pintu kamarnya.. di kamarnya dia masih menahan sakit. Tasnya dia letakkan di salah satu sudut. Lusi mendekat ke lemarinya. Di laci lemari dia mengambil sesuatu (Satu lembar kemasan obat yang tak berisi penuh).
Lusi mengigiti, membuka kemasan itu satu demi satu. Ia mendekat dan mengambil segelas air di dispenser di dalam kamarnya. Dan kita lihat 5 butir paracetamol di telapak tangan Lusi yang gemetaran. Lusi menenggak 5 Paracetamol itu sekaligus. Gelas bekas minumnya dia letakkan di sudut dispenser. Lusi membenamkan tubuhnya ke tempat tidurnya yang membal. Dia mengerang dengan suara tertahan... Lusi lalu merintih-rintih.. tiba-tiba Pintu kamar Lusi terbuka sendiri. Lusi memandang lemah pada pintu dan memohon dengan lemas.

“Ja..ngan se..ka..rang...aku bisa ma...ti...!”

suara Lusi tertahan. Kepalanya lemas terkulai...Lusi mengatur napasnya... Dia mengawang. Dan tiba tiba-tiba pintu kamar Lusi tertup sendiri dengan keras. Lusi menjerit histeris.

FLASH BACK

Lusi ngobrol dengan Santo, Jesica dan Bambang. Mata Lusi terpaku pada pemuda penyendiri pemegang buku bernama SATRIA yang Jalan di koridor. saat berjalan Satria disenggol anak- anak berandalan. dan Ia tak mempedulikan. Santo melihat gelagat Lusi. Ia mencuri buku pemuda itu di kantin saat berjalan keluar kantin bersamaan saat Satria sedang serius membaca dan tidak menyadarinya.

Di saat Lusi jalan di sudut sekolah ia berpapasan dengan Satria yang baru keluar dari mesjid sekolah mereka saling bertatapan, satria sambil sibuk mencari cari seuatu didalam tas nya. begitu Saat satria sedang olahraga di lapangan sekolah Lusi memperhatikan Satria yang sedang bermain basket. Dan saat pulang sekolah Lusi hampir bertabrakan dengan Satria yang membawa motor besar.

disaat bersamaan disetiap momen mereka berpapasan selalu ada LEA yang memperhatikan mereka berdua dengan wajah benci kepada Lusi.

Beberapa hari kemudian, Lusi disuruh ngembaliin buku Satria yang hilang. Santo bilang, nemu di koridor kantin dan males ngembaliin karena Satria anak belagu gak gaul, sok pinter. Santo tau Lusi naksir Satria. Ia suport sahabatnya habis-
habisan. Lusi ngembaliin buku Satria, Anak BIOLOGI Satria terkesan dengan kecantikan dan kebaikan Lusi. Lusi kembali ke kelas dengan hati berbunga-bunga.

Hari berikutnya saat Lusi dan teman teman di kantin mengerjakan tugas, Satria berjalan sambil membawa makanan bingung mencari tempat duduk yang ternyata semua meja kursi penuh dengan murid lain, santo melihat kerarah Satria sesaat, lalu mengajak Jesica dan Bambang untuk kekelas lebih dulu,terlihat teman teman Lusi meninggal kan Lusi sendiri dikantin, dan Satria melihat kursi kosong di meja Lusi,Satria pun bergabung di meja Lusi duduk.

“Boleh duduk sini?” Kata satria pada Lusi.

Lusi kaget. Tapi kemudian ia jadi sok menutupi rasa saltingnya dengan perkataan bodoh..

“Boleh.. duduk deh.. Inikan emang tempat umum.. Ini juga bukan meja ama korsi gue,” jawab Lusi sambil tersenyum.

Satria duduk berhadapan dengan Lusi, lalu Satria mengajak Lusi berkenalan dan mereka berjabat tangan sambil nyengir menahan geli sendiri.

“Tugas Pak Budi ya?” tanya satria Pada Lusi.

“Iya kelupaan ada yang belum keisi,” jawab Lusi.

Satria hanya senyum dan memperhatikan Lusi yang pura pura cuek padahal deg degan.

“Makasih ya waktu itu,” Satria tersenyum pada Lusi.

“Kan udah?”

“Ya yang kedua,” Satria terkekeh.

Keduanya canggung.

“Kamu sukanya baca buku apa?” Satria kembali mengajukan pertanyaan.

“macem macem... kadang buku tuli kosong juga gue baca kalo lagi iseng,” Lusi tersenyum manja, Terlihat jelas kecantikan alami terpancar dari wajahnya.

Satria bereaksi sebagaimananya.

“Ehhm.. Temen-temen kamu pada kemana?”

“Wah.. Kurang terang tuh.. Mungkin nyoka nyokap mereka tau!” jawab Lusi santai

“Tumben aja kamu sendirian?” Satria jadi salah tingkah.

“Hehe.. Mau ngikutin situ.. Kayaknya enak jadi soliter,” ucap Lusi sambil nyeruput minumannya.

“yaaa... kalo saya sih emang biasa sendiri dari awal masuk sekolahini.” Ujar Satria sambil menghela nafas.

“Maksudnya loe gak mau bertemen sama anak-anak sini, apa anak-anak sini yang gak mau berteman ama loe?” tanya Lusi dengan ketus.

“Mereka maunya ke mall, toko gejet, cafe, saya kelelep sama buku-buku pengetahuan... ya beda jalur.”

“Tuh baca ilmu juga?” Lusi diam-diam menyimak serius...

“Tentang ayat-ayat.. justru ini induk nya ilmu.” Kini Satria jadi ganteng banget dimata Lusi.

Santo memperhatikan Lusi dan satria dari kejauhan.dantak lama kemudian ia di tabrak Lea. Mereka saling tatap beradu jutek. Selesai itu teman-teman Lea memberikan reaksi muka sinis ke lea saat mereka lihat keakraban Satria dengan Lusi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience