"Apa yang kau lihat, Jessie?"
...

"Entahlah. Tadi ada anak perempuan sekitar umur 6 atau 10 tahun" Gadis itu duduk lalu menenangkan dirinya, "Anak itu menggunakan gaun putih, duduk di lantai sambil memainkan sebuah boneka yang sama seperti boneka yang ditemukan Calista waktu hari itu" Jessie menunjuk boneka yang tepat berada di samping tempat duduk Calista.

"Kau pasti berbohong kan, Jess? Hantu itu tidak ada kan" balas Alex, suaranya bergetar walau di akhiri suara tawa kecil di akhir kalimatnya. Jessie menggeleng, membuat Alex membeku menatapnya.

"Mereka memang ada. Tapi jika kita tak menganggu mereka, mereka tidak akan mengganggu kita" Jessie menghela nafasnya, "Aku mau kita meninggalkan rumah ini, sekarang juga. Aku hanya tidak mau kita menanggung lebih banyak masalah lagi"

Calista mengangguk, "Aku setuju, kalian tidak mau kan kalau lebih lama di sini dengan teror teror mengerikan dari gadis kecil itu?" Mendengar ucapan kekasihnya, Alex mengangguk, "Aku sependapat dengan Calista"

"Kau itu memang selalu sependapat dengan kekasih tercinta mu itu" ejek Hoseok, Alex menatap tajam Hoseok dan yang ditatap hanya menjulurkan lidahnya tanda mengejek.

"Baiklah. Alex dan Tristan siapkan mobil, biar aku, Calista, Jessie, dan Hoseok yang menyiapkan barang barang" Mendengar ucapan Lunetta, kelima sahabatnya hanya mengangguk setuju.
. .
. .
"Tinggalkan boneka itu" ucap Jessie, terdengar datar dan dingin.

"Ken-

" Kubilang tinggalkan" potong Jessie, Calista diam seribu bahasa. "Hei! Nona! Kau mau sesuatu yang buruk terjadi kalau kau membawa pergi boneka itu bersama kita" bentaknya. Wajah Jessie memerah padam. Keempat sahabatnya hanya diam menatap Jessie. Baru pertama kali gadis itu membentak salah satu temannya.

"Sudahlah, Cal. Ikuti saja apa katanya" Mendengar ucapan Tristan, Calista mengangguk lalu meninggalkan boneka itu di sofa.

"Ayo pergi" ucap Lunetta yang berjalan paling pertama keluar dari villa lalu Hoseok, Calista, Alex, dan Jessie mengikuti. Tristan paling terakhir karena dia yang mengunci villa.