CLARITA POV
"Lo.. serius Dion suka kesini bareng cewek ?" capek gw lama-lama ngumpet, mana nih si setan narik gw ngumpet dekat tong sampah pula.
"IYA... kata si Yuyun Dion suka bareng cewek lain ke Resto didepan" ucap Niam sambil sesekali matanya melirik kesana-kemari, Clarita memutarkan bola matanya malas, pas sampai Di Mall si setan emang langsung narik gw di depan Resto .
"pacarnya yang selingkuh ngapa gw harus ikut-ikutan ribet, emang setan ... pas pacaran aja enggak inget punya teman ...pas tau pacarannya selingkuh malah ngajak gw sembunyi dekat tong sampah lagi, kalau enggak inget Lo teman gw bakar juga lo"batinnya geram, rasanya rada malas dia harus bersembunyi disini, mana hidungnya ikutan sakit gegara nyium bau sampah didekatnya .
"Lo ngapa ngajak sembunyi disini si bego.... kenapa nggak di Resto aja coba sekalian mak-..."belum juga selesai ngomong tangan Niam udah membekap mulutnya.
"sialan tangan Lo bau terasi" Clarita langsung menyingkirkan tangan Niam dengan kesal.
"Cla...keknya beneran Dion selingkuh deh...." lirihnya ketika melihat Dion berjalan dengan cewek lain masuk ke Resto, mata gw juga langsung tertuju disana.
"akhh... mungkin temannya kali... suuzdon Mulu otak lo " gw yang juga memperhatikan, sedikit geram ketika melihat Dion pacarnya si setan ketawa-ketiwi dengan cewek lain.
"hiks... hiks... ini gimana?...gw takut kesana... gw takut kalau beneran Dion selingkuh" tangisnya sambil mengusap ingusnya ke baju gw tapi gw biarin, kasian juga si setan dipacarin 6 tahun terus di selingkuhin gimana nggak makan hati.
"Nim yok kita kesana...Lo nggak perlu takut... ckc cengeng amat lo... hapus dulu tuh air mata Lo seenggaknya Lo nggak boleh keliatan lemah" gw coba nenangin dia yang gaya udah kek cacing kremi.
"Lo kalau jelek enggak usah sok-sok an nangis makin jelek Lo... Lo harus perbaiki tampilan Lo dulu baru kesana..." ucap gw sambil perbaikin penampilan Niam.
"gw....takut" cicitnya sambil menunduk.
"ckck ... tenang sini gw temanin labrak tuh cabe-cabean... mumpung masih kuat nih tangan gw ngejambak" Niam hanya mengangguk, akhirnya gw dan dia kesana.
"Dion...." lirih Niam memadang sendu kearah Dion.
"Niam? kamu ngapain disini?" tanya Dion yang langsung berdiri kaget melihat Niam yang matanya sudah sembab kemudian menghampiri Niam.
"kamu kenapa ? kok nangis?" dari raut wajahnya Dion tampak kebingungan.
"Dion... kamu... beneran selingkuh? hiks...hiks.." tuduh Niam sambil memberontak ketika Dion memeluknya erat, Dion kembali kaget ketika Niam menuduhnya selingkuh tanpa sebab.
"aku enggak pernah selingkuh sayang" tegas Dion sambil memegang bahu Niam, sedangkan gw cuma nontonin doang, nanti gw maju kalau acara jambak-jambakan nya udah mulai.
"emang aku kurang apa di banding dia yang badannya kek talenan dan dandannya mirip Tante-tante girang"maki Niam sambil menunjuk Cewek itu, Dion yang menyadari kesalah pahaman itu mencoba meluruskan masalah.
"dia itu-" belum Dion selesai ngomong cewek itu langsung memotong pembicaraan.
"apa-apaan Lo ngatain gw body talenan... mata lo katarak body gw tuh body goals... badan Lo aja yang bongsor...noh Liat lemak Lo melar semua" ejek cewek itu seolah tak terima di katain body talenan.
"hahahah ...body goals ? body gepeng sih iya... noh tuh yang ngaca... atas bawah tepos semua...muka modal dempul jangan sok keras deh... tuh muka apa tambal ban.." sindir Niam dan gw ketawa pas digatain si cabe-cabean body gepeng, wajah cewek itu memerah menahan amarah.
karena tak terima cewek itu berjalan kearah Niam dan langsung menjambak Niam, tentu gw dan Niam langsung balas menjambaknya, Dion sontak melerai ketiganya dan menenangkan ketiganya.
"Niam dengerin aku dulu" ucap Dion lembut sambil menahan tangan Niam namun ditepis oleh Niam dan kembali menjambak cewek cabe-cabean itu.
"kalian berhenti ....kalian enggak malu diliatin banyak orang...stop berkelahi kalian bukan bocah lagi" Dion mencoba melerai lagi namun dia malah menjadi bahan jambakan.
karena terus gagal Dion kemudian pergi dan membawa seorang security, keadaan lebih mengenaskan sekarang kursi dan meja kini bergeser kesana-kemari.
Dion mencoba memeluk Niam dari belakang dan security itu menahan tangan Clarita dan cewek itu.
"sayang berhenti dulu ya... dia bukan selingkuhan aku" namun tak di gubris oleh Niam dan terus memberontak.
keadaan Resto yang kacau balau dan banyak nya orang yang menonton kearah mereka membuat salah satu pengunjung Resto yang baru datang untuk makan siang sontak terkejut namun hanya beberapa detik.
pria itu berjalan kearah cewek-cewek yang berkelahi itu dan tampak mengenali salah satunya.
"Clarita?..." ya itu Agam yang berdiri memandangi Clarita yang sedang berkelahi dengan wajah kebingungan.
"Lo siapa? masabodo Lo siapa... sekarang Lo tahan si Cla" Dion tampak memeluk Niam dengan erat sampai-sampai Niam terus menginjak kakinya, Dion tampak menahan sakit kalau tidak ingat bahwa cewek dipeluknya Niam sudah pasti dia banting sekarang.
Agam langsung menahan erat lengan Clarita yang mencoba memberontak, kepala Agam serasa pusing sekali baru saja tadi dia bisa tenang setelah menyelesaikan dokumen laporan keuangan tahunan dan dia harus melerai ketiga remaja labil yang sedang berantem entah gara-gara apa.
"Cla... berhenti berkelahi sekarang atau kamu saya laporin ke Tante Yuni" Clarita tak peduli seolah belum puas ngejambak, Agam yang sudah frustasi mengambil nafas.
"DIAM !!! BERHENTI BERKELAHI !!! KALAU ENGGAK MAU BERHENTI KALIAN BERTIGA SAYA SERET KE KANTOR POLISI DAN SELESAIN MASALAH KALIAN DISANA " ancam Agam dengan membentak, rahangnya sudah mengeras menandakan bahwa dia sudah marah.
semua terkejut termasuk Clarita yang langsung sadar dengan suara itu, ketiga cewek itu langsung kicep dan tak bersuara.
"sekarang kalian ber empat duduk dan selesain masalah kalian, ingat kalian sudah dewasa dan jangan berkelahi" tegas Agam sambil memandangi ketiga cewek itu dengan tajam.
Clarita sedikit menoleh dan menemukan rahang Agam yang berbulu halus dan manly tampak mengeras menahan amarah, dia sedikit takut kalau Agam tambah mengamuk.
tiba-tiba Agam memadang balik kearah nya dan mata keduanya saling bertemu, menyelami keindahan mata masing-masing.
"termasuk kamu... seharusnya kamu jangan ikut-ikutan berkelahi" lanjut Agam memadang tajam mata Clarita dan Clarita langsung menunduk takut.
Security pun tampak membubarkan orang-orang yang menonton kearahnya, Dion mulai duduk didepan Niam dan menjelaskan semua kesalah pahaman.
"Niam sekali aku bilang ...Aku enggak pernah selingkuh dari kamu ... cinta aku tuh cuma buat kamu" ucap Dion sambil mengusap tangan Niam dan Niam cuma melirik acuh.
"kamu inget nggak aku ceritain soal sepupuku di luar negeri ?" tanya Dion dan Niam hanya mengangguk , gw semakin curiga dan menajam pendengaran gw sedangkan si pria nyebelin itu justru menatapku tajam seolah berkata 'enggak usah ikut campur'.
"Dan dia itu... sepupuku Lira" ucap Dion membuat gw dan Niam kaget dan memdang Cewek itu alias si Lira.
"maka nya tuh jangan langsung Fitnah....kan Lo malu sendiri"ejek Lira sambil memdang remeh Niam, Niam langsung menunduk bersalah, melihat itu Dion langsung menatap Lira tajam.
"hiks...hiks... Dion...maafin aku ...aku kira kamu beneran selingkuh...aku benar-benar takut kamu ninggalin aku" lirih Niam, dia benar-benar merasa bersalah menuduh Dion yang tidak-tidak, Dion yang tak tega pun hanya menghela nafas dan tersenyum.
"ya udah enggak apa-apa, lain kali dengerin dulu penjelasan aku" Dion mengusap air mata Niam.
"Hmmm.... Dion gw juga minta maaf gw kira Lo beneran selingkuh soalnya apa yang dibilang si Yuyun beneran terjadi...Lo suka kesini bareng cewek lain"sahut gw merasa bersalah seharus tadi gw enggak usah kebawa emosi dan langsung ikut-ikutan main hakim sendiri, gw rasanya malu banget.
"ohhh... jadi ini gara-gara si Yuyun awas tuh bocah kalau ketemu gw timpukin cabe sekilo tuh mulutnya" omel Dion merasa sangat kesal.
"gw kemari karena tuh sepupu gw suka makanan disini dan besok dia mau balik lagi ke London" Dion yang memberi penjelasan diangguki oleh Lira seolah setuju akan pernyataannya.
"ohhh gitu...gw juga minta maaf ya mbak Lira"ucap gw dengan penuh senyuman canggung sedangkan yang diajak bicara malah memadang kesebelahnya, sayangnya tembok tetangga gw dingin banget seolah yang meliriknya cuma makhluk halus.
"hmhk mbak?" mungkin kelamaan diluar negeri telinganya jadi budeg keknya.
"jangan panggil saya mbak... saya bukan istri kakak kamu dan saya masih muda ... panggil Lira aja ... dan saya juga minta maaf " gw cuma ngangguk cepet , emosian amet sih nih mbak-mbak Kunti gw doain Lo jodohan ama orang nyebelin.
"ngapain Lo masih disini?" bisik gw kemudian si tembok malah ngedeketin wajahnya dekat wajah gw, sontak gw menyingkir sedikit.
" jagain kamu" cuma dua kata membuat gw kebingungan sambil memdangi wajahnya dari samping, emang Lo siapa nyet? mau gomong gitu tapi takut dia ngamuk lagi.
****
selesai acara kampret yang menguras tenaga, gw cabut pengen bobo dan makan dirumah aja, rasanya badan gw remuk semua awalnya sih tembok tetangga gw ngajak pulang bareng tapi gw nolak tapi dia tetap ngotot nganter pulang katanya sekalian ngambil berkas yang tertinggal dirumahnya soal, ya udah gw pasrah aja lumayan ongkos ojek bisa beli Boba.
"hmm... Lo kok bisa ada disana?" tanya gw bingung karena tiba-tiba nongol disana pas gw lagi berantem.
"niatnya saya mau makan tapi nggak jadi" ucapnya sambil menyetir, gw merasa bersalah sama dia, apa gara-gara gw dia jadi nggak makan siang? dia pasti lapar banget nih mana waktu makan siang udah mau lewat.
"Gam mau singgah di rumah gw enggak? gw bikinin makan siang geratis deh spesial buat Lo" tawar gw sambil menatapnya.
"kamu mau nyogok saya? supaya saya nggak laporin ke mamah kamu atau kamu lagi merasa bersalah?" tanya sambil sesekali melirik kearah gw.
"enggak...gw cuma merasa bersalah aja Lo jadi nggak makan siang gara-gara tingkah konyol gw" lirih gw dan dibalas senyuman kecil olehnya namun gw nggak yakin itu dibilang senyuman soalnya nggak ada bedanya gitu.
"ya udah tiket makanan geratis saya... mau saya simpan dulu... lain kali baru saya pake" .
"soalnya saya lagi sibuk dan nanti bisa makan di kantin kantor" lanjutnya seolah nggak mau membuat gw merasa bersalah.
"ohh... iya gw lupa... ini uang bayar utang gw yang kemarin" Ucap gw sambil merogoh tas gw dan memberikan beberapa lembar uang merah.
"nggak usah diganti!" tegasnya mengacuhkan tangan gw yang menyodorkan uang.
"gw nggak mau ngutang sama Lo... terserah Lo mau ambil atau enggak yang intinya gw udah balikin" ngegas gw langsung menaruh uang itu di dashboard mobil sedangkan Agam dia hanya mengelah nafas karena gw yang keras kepala.
setelah mobilnya berhenti depan rumahnya, Clarita pun langsung turun dan mengucapkan terimakasih pada Agam.
*****
authornya panjangin dikit deh part-nya soalnya udah seminggu lewat nggak updet, thanks udah nungguin, koreksi kalau ada typo ya.
Share this novel