jam 4 sore, Dua wanita beda generasi sedang berkumpul di depan tv, Clarita yang sedang berbaring santai sambil memainkan ponselnya dan sesekali mengemil.
"plakor jaman sekarang udah enggak punya malu... aduh itu kok istrinya diam-diam aja'"mamahnya yang sedang menggerutu sedari tadi nampak diacuhkan oleh Clarita, baginya itu sudah biasa mamahnya marah-marah tidak jelas cuma gara-gara nonton sinetron.
sedang enak-enaknya scroll sosmed, bel rumahnya berbunyi.
"Cla, sana kamu bukain pintu nya ...itu pasti papahmu" mamah Cla seperti tidak ingin ketinggalan acara favorit nya.
"mamah aja gih... kan suami mamah tuh" sambil memutar matanya malas, jiwa-jiwa rebahan sedang tidak ingin diganggu gugat sekarang.
"jangan ngelawan! sana bukain pintu... belum iklan nih... kasian papahmu nungguin depan pintu" sambil mendengus dan mengerutu Clarita berjalan membuka pintu, dia memilih mengalah dibanding di omelin.
Cla sedikit kaget ketika membuka pintu bukan cuma papahnya didepannya tapi juga makhluk yang tak ingin di lihatnya.
"Cla? kamu kenapa , kok bengong?" papahnya tampak kebingungan, Cla sedikit menggeleng sambil menyalami papahnya.
"Agam, nggak mau singgah dulu?" tawar papahnya dan di tolak pria itu.
"enggak usah om, saya cuma mau balikin Tupperwarenya doang" sambil sedikit tersenyum yang hampir hanya segaris itu pun cuma beberapa detik.
" ya udah ....om masuk dulu" papahnya tampak membalas senyuman Agam kemudian langsung masuk kedalam meninggalkan Clarita dan Agam.
beberapa detik berdiri tanpa perbincangan membuat Clarita sedikit gugup.
"hmhk! kemari in Tupperware nya gw mau masuk" dengan nada ketusnya sambil membalas tatapan datar Agam, entah kenapa dia selalu gugup dan tidak suka jika bertemu pria itu.
Agam mengangguk seraya menyerahkan Tupperware milik gadis didepannya.
" apalagi? ya udah sana Lo balik atau Lo mau jadi patung Pancoran dadakan" Cla sedikit risih dengan pria itu yang tak kunjung minggat dari rumahnya dan cuma berdiri diam menatapinya.
" hmm... makasih" Agam kemudian pulang dan baru saja Clarita selesai menutup pintunya mamahnya tiba-tiba berada dibelakangnya membuatnya sedikit kaget.
"astaga mah! bikin Cla kaget aja sih" ucapnya sambil mencebik kan bibirnya.
" itu Agam ,Cla? kok enggak disuruh masuk padahal mamah mau ngajak dia makanan malam bareng kita" nadanya sedikit kecewa, menurut mamah Cla, Agam itu calon mantu idaman, kurang apa coba udah ganteng, mapan, pikirannya juga matang apalagi kata ibu-ibu komplek si Agam rajin sholat di mesjid, duh pokoknya sayang banget dilewatin, mumpung punya anak cewek masih jomblo auto Pepet teruss dah sampai jadi mantu.
"iya mah, orangnya nggak mau singgah cuma balikin Tupperware doang" sambil memperlihat Tupperware itu dan langsung menyelonong pergi ke dapur.
*****
"pagi papah ganteng" dengan senyum manis pake banget, Cla menghampiri meja makan dan duduk bersama papahnya.
" sana kamu bantuin mamahmu masak, kamu enggak kasian tuh liat mamah" Cla langsung mengangguk dan menemui mamahnya.
" mah...Cla mau bantuin" seraya melihat mamahnya yang tampak sibuk menumis kangkung.
"noh kamu goreng ikannya, awas jangan sampai hangus, kamu yang mamah suruh habisin kalau hangus" mamah Cla sedikit terkekeh sambil melirik ke arah anak semata wayangnya.
" kejam amat sama anak sendiri, bukannya kenyang yang ada gw malah muntah - muntah" batin Cla.
sedikit was-was ketika menggoreng takut beneran hangus, soalnya dia jarang masuk dapur karena dapur sudah menjadi daerah kekuasaan mamahnya, berantakin dapur dikit aja udah tamat riwayatnya.
setelah selesai memasak ,Cla juga membantu mamahnya mengangkat makanan ke meja, disana ada papahnya yang sedang duduk santai sambil mengecek sesuatu di ponselnya yang pasti itu soal pekerjaan.
mereka makan dengan khidmat tanpa suara hanya ada dentingan sendok dan piring.
"Cla ...kamu ke Caffe, mau papah anterin?" ucap papahnya yang sudah selesai makan dan sedikit menoleh ke Clarita.
" nggak usah pah, mau jalan kaki aja" papahnya mengangguk sambil berdiri, di ikuti mamahnya yang menenteng tas kerja dan juga jas kerja papahnya.
setelah papahnya pergi kekantor, Clarita juga pamit ke mamah nya dan beranjak pergi.
dibanding naik mobil bersama papahnya, Cla lebih suka berjalan kaki, kalau di tanya pasti jawabannya "dekat doang sekalian olahraga".
sembari berjalan kadang dia juga tersenyum dan menyapa orang-orang yang dikenal nya.
beep! beep!
awalnya Clarita yang acuh tak peduli dengan orang klakson sedari tadi di belakang nya, walau menganggu telinganya.
beep!beep!
" ckc! siapa sih... ganggu orang aja" gerutunya sambil berjalan lebih cepat ketika suara klakson terus bunyi dibelakang nya.
sebuah mobil sedan putih tiba-tiba berhenti didepannya, Clarita yang sangat kaget bahkan mundur kebelakang, ok kesabarannya kini sudah terkikis habis.
"ekh lo-" belum sempat marah orang didalam mobil membuka kaca mobilnya, menampakan pria dengan stelan rapi didalamnya.
"mau ke Caffe kan? masuk! saya anterin" Agam dengan santainya berbicara seakan tidak bersalah, arah kantor tempat Agam bekerja sebagai manajer memang melewati Caffe Clarita.
"maaf saya mau JALAN KAKI aja dan.... minggirin MOBIL LO" dengan sedikit penekanan dan senyum terpaksa namun pria itu membuatnya lebih jengkel karena hanya memasang wajah datarnya, mending dia jalan kaki di banding 1 mobil dengan orang yang hampir membuatnya mati konyol.
"hmm" dan pria itu langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan Clarita yang mematung menatap mobil Agam yang melaju.
"itu orang gabut doang apa gimana, datang bikin sport jantung pergi bikin kesel , lama-lama gw tampol juga Lo" sepanjang jalan Clarita terus mengerutu.
*****
Share this novel