PART IV

Romance Series 2002

pagi-pagi sekali Clarita keluar rumah untuk joging sebelum ke Caffe, hanya keliling-keliling kompleks sekitar 1 jam.

sebelum pulang dia ingat mamahnya menitipkan untuk dibelikan sayur didepan kompleks, dia pun berjalan menuju gerobak sayur didepannya yang sudah tampak dipenuhi emak-emak kompleks.

kadang dia sedikit risih harus membeli disana, bukan karena sombong kadang mulut emak-emak kalau udah ngegibah berasa filternya udah bocor.

"ekh pagi neng! cantik amat ...dari mana neng?" sapa si mamang tukang sayur, Clarita hanya tersenyum singkat, seketika dirinya jadi pusat perhatian disana.

"mau beli sayur mang" ucapnya sambil mengeluarkan kertas kecil yang isinya daftar sayuran mamahnya dan memberitahu nya pada si mamang tukang sayur.

"tau saya mah neng mau beli sayur ...kagak mungkin neng kemari mau beli baju"gurau sih bapak tukang sayur, pembawaannya yang humoris mungkin menjadikan dagang nya banyak peminat ya selain juga harganya terjangkau, kadang dia suka ibah soalnya banyak emak-emak yang suka nawar kelewatan.

"saya mau nanya... bapak kamu kan pengusaha tuh lumayan tajir juga... kok kamu enggak mau lanjut kuliah... masa sih pelit sama anak sendiri" ucap si ibu-ibu dengan daster kuning terang, hal yang di tunggu-tunggu datang juga, yang dia ingin cuma pulang sekarang sebelum jadi topik gibah tapi sayangnya dia harus mengantri karna sayurnya belum dibungkus.

"enggak ada niatan bu.."ucapku penuh lembut plus dengan senyum merekah bahkan matahari
insecure keknya soalnya ...mendung sih.

menurut Cla ,dia lebih suka mengurus Caffenya dibanding kuliah toh daripada stres mikirin kuliah tapi ujung-ujungnya juga jagain Caffe mending dia fokus ngembangin Caffenya, jangan tanya.... papahnya sering menyuruhnya kuliah untuk meneruskan bisnis propertinya namun Clarita selalu menjawab dengan jawaban yang sama 'nanti aja deh pah kalau ada niatan... lagipula Cla udah nyaman ngurus Caffe".

"ini neng sayurnya" Clarita langsung memberikan uangnya.

"mari Bu, mang ..." Dia langsung kabur sebelum di tanya-tanya lagi, apalagi kalau ditanyai "kok enggak pernah ngandengan sama cowok... enggak laku ya ? hati-hati nanti jadi perawan tua lohhh", rasanya pengen nyentil tuh mulut lemes amat dah, enak aja body kek Ariana gerande di kira kagak laku.

namun ketika berjalan menjauh samar-samar dia mendengar percakapan mereka.

" ekh mba Yeni tau nggak, ada mas-mas ganteng loh yang baru pindah ke kompleks kita... katanya sih dia duda".

"akh masa Bu... "

"dasar emak-emak rempong, liat yang hot dikit aja buehhhh langsung lupa sama suami" Cla memutar matanya sebal, ketika sampai didepan gerbang rumahnya tiba-tiba dia berhenti dan memandangi rumah disebelahnya.

"tunggu dulu...duda? baru pindah?" seketika dia melotot kaget dan menggeleng kan kepala seolah mengenyahkan pikiran konyolnya.


*****

"Assalamualaikum mah" ucapnya malas-malasan, rasanya dia ingin mandi lagi setelah mandi keringat sepanjang jalan.

"walaikumsalam, kamu enggak lupakan pesenan mamah" Cla menyalami mamahnya dan mengangguk sambil menaruh belanjaan mamahnya di meja dapur.

"enggak ke Caffe Cla?" melirik Clarita yang sedang membuka kulkas mengambil air dingin.

"jam 9... Cla kesana mah... mau mandi dulu kalau pergi sekarang yang ada pelanggan Cla kabur semua " ucapnya setelah itu meneguk air nya.

"oh... padahal mamah mau ngajakin kamu ke sebelah" sambil mencuci piring dan melirik Clarita yang sedang kebingungan.

"ngapain mah? enggak akh Cla sibuk" tolak Cla secara mentah-mentah.

"sok-sokan sibuk padahal kerjanya cuma duduk-duduk santuy" jleb serasa dadanya baru saja ditikam, dia lupa kalau dirumahnya juga ada emak-emak rempong.

"fitnah aja terus mah... asal mamah tau ya Cla bantuin anak-anak Caffe kalau lagi banyak pelanggan" sewot Cla memandang kesal mamahnya.

"iya...iya deh... yang waras ngalah... pokoknya nanti malam temenin mamah dan papah kerumahnya Agam".

"ngapain sih mah?kok tumben" ucap Cla sambil duduk dan memakan roti selai kacang nya yang sudah di siapkan mamah tercintanya.

"kamu masih ingat nggak Tante Wenda?" Cla sedikit mengangguk acuh sebenarnya sih dia udah sedikit agak lupa mukanya tapi namanya masih ingat, soalnya ketemu sama Tante Wenda pas bareng mamah ke Jakarta itupun pas masih SMA kelas 3.

"kamu tau enggak-"

"tau mah" ucap Cla asal nyahut.

"emang tau apa kamu?".

Clarita sedikit berfikir kemudian cengengesan.

"enggak mah"

"ya udah kamu diam aja... dengerin mamah" ucap mamahnya sedikit kesal.

" kamu tau enggak ternyata.....Tante Wenda itu mamahnya Agam loh!!!" ucap mamah antusias, aku tersentak kaget, beneran anak teman mamah itu Agam?, akh masa seingatku Tante Wenda itu orangnya ramah dan murah senyum lah masa anaknya tampangnya enggak ada ramah-ramahnya.

" lagi ngeprank mah? dosa loh mah" tuduhku seolah aku masih belum percaya.

"mamah serius kalau enggak percaya kamu ikut mamah Sama papah makan malam disana" ucap mamah sedikit cemberut dan aku membalas nya sedikit mengangguk penasaran.

sedangkan mamah Cla tampak bahagia memikirkan rencana barunya yang dia susun ketika bertemu teman lamanya.

"yes...calon mantu!" pekik mamah Cla yang keceplosan.

"mamah kenapa?" Cla seketika tersentak dari lamunannya ketika mendengar samar-samar pekikan mamahnya.

"enggak apa-apa, udah deh sana kamu mandi... bau ketekmu nyebar ... sakit nih hidung mamah" cibir mamahnya sambil menutup hidung, Cla langsung menggeser kursinya dan berjalan menuju kamarnya dilantai dua sambil menggerutu kesal.

"enggak mandi 1 Minggu pun gw yakin gw tetap harum... hidungnya mamah aja yang konslet" batinnya.


*****

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience