MOMEN DI KELAS

Romance Series 1461

Malam ini suasana belajar malam dikelas cukup sunyi, mungkin karena sebagian teman kelas abel adalah anak rohis dan saat ini rohis sedang mengadakan rapat penting dimushollah sehingga hanya adaa beberapa siswa saja yang ada dikelas 10 TKJ saat ini termasuk diantaranya abel dan sarah.
Namun bukannya belajar, abel malah sibuk menatap layar handphonenya dan merasa ragu apakah ia hanya perlu mengirim pesan kepada kak Z ataukah ia memberanikan diri untuk menelepon pria itu. 
"Udah telepon aja bel kalau pengen dengar suaranya, tapi kalau masih ragu mendingan biar lebih sopan kirim pesan aja" Jelas sarah yang sudah pusing dengan kebimbangan hati sahabatnya itu, abel hanya tertawa cengengesan saja melihat wajah kesal sarah karena kelakuannya yang cukup plin-plan.
"Sabar ya sarah buat ngehadapin abel yang udah dari lahir emang kayak gini" 
"Kamu sih kelamaan mikirnya, aku juga gak bisa konsentrasi buat belajar karena kamu minta pendapatku terus"
"Iya udah biar sarah bisa belajar, aku putuskan buat nelepon kakak itu aja"
"Yaudah telepon aja sekarang, coba pura-pura tanya organisasi pmr dulu " Wajah sarah mulai kembali tenang setelah mendengarkan keputusan abel.
"Oke" Abel langsung menelepon nomor Z yang memperlihatkan foto profil seorang pria tampan yang sedang mengenakan lambang slayer dan pdh putih , cukup lama panggilan itu berdering sampai akhirnya panggilan itu terputus sendiri.
"Gak diangkat rah" Keluh abel pada sahabatnya itu.
"Coba sekali lagi, gak diangkat kan bukan berarti ditolak " Ucapan sarah barusan semakin memberikan kekuatan untuk abel memberanikan diri menghubungi Z dan sekali lagi panggilan itu tak diangkat sama sekali oleh Z, hingga tak terasa hampir lima kali abel menghubungi Z barulah pria itu  mengangkat panggilan abel.
"Halo, ini siapa ya?" Tanya Z dari seberang panggilan , suaranya yang tampak tegas dan berwibawa semakin membuat abel tambah cinta pada sosok pria itu.
"Ini Abel kak, anak kelas 10 yang tadi sore minta nomor kakak"
"Oh ini kamu ya, kenapa nelepon? gak chattingan aja?"
"Eh, bagusan teleponan aja kak biar informasinya lebih jelas soalnya saya tertarik banget mau gabung pmr"
"Oh oke deh bel, mendingan besok kamu datang aja ke markas pmr pas pulang sekolah biar disana nanti kakak jelasin lebih rinci ya"
"Kenapa gak sekarang aja kak dari telepon jelasinnya?" Tanya abel yang tak berniat mau cepat-cepat mengakhiri panggilan ini.
"Kakak ada bimbel sekarang, maaf ya bel!"
"iya gak apa-apa kak, besok pun boleh...harusnya abel yang minta maaf udah ganggu kakak"
"Gak kok, malahan kakak senang abel mau gabung pmr padahal kami belum promosi eskul ke kelas-kelas loh" Tawa kecil Z mengiringi perkataannya, "Oh iya, ini mau abel sendirian yang ikut atau temannya yang satu lagi itu ikut juga?" Pertanyaan Z membuat abel kalang kabut, ia langsung melirik kearah sarah yang sedang fokus mengerjakan tugas.
"Sar, mau ikut pmr juga gak?" Tanya abel sambil berbisik, sarah tak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai tanda tak berniat untuk ikut eskul tersebut,
"Dia gak ikut kak, kayaknya dari kelas 10 TKJ cuman abel hanya yang minat kak" 
"Wah sayang banget kalau dia gak ikut ya, yaudah besok abel temui kakak diruang markas pmr ya"
"Baik kak, semangat bimbelnya ya kak" 
"iya bel, makasih ya..kakak tutup teleponnya" Seketika panggilan itu terputus, namun tidak dengan senyuman abel yang tampak masih bahagia karena bisa teleponan dengan sang pujaan hati dan selain itu ia juga senang tatkala saat kak Z memintanya untuk datang menemui pria itu besok.
"Sarah!!! Kak Z besok minta aku nemui dia diruang markas pmr" Abel yang saking senangnya langsung memeluk sarah dan membuat buku tulis sarah sedikit tercoret.
"Abel!!! Kan buku aku kecoret" Keluh silembut sarah, abel cuman bisa memelas saja dan tertawa disaat yang bersamaan sembari membantu menghapus coretan tinta dibuku sarah dengan tip-x.
"Lagian kamu benar-benar yakin mau gabung eskul itu hanya karena ingin deketin kak z?"
"Iya dong, lagian keren tahu kalau seandainya ada gosip menyebar tentang abel yang merupakan pacar dari kakak ketua pmr " 
"Dasar Halu!!!" Ledek sarah, abel langsung mencubit lengannya dan membuat sarah kesal.
"Udah yuk kerjain tugas lagi, daripada halu-halu gak jelas" Ucap sarah , ia langsung mengambil buku dari tas abel dan mengisyaratkan abel untuk segera belajar sebelum waktu belajar malam akan habis setengah jam lagi.
Ditengah kefokusan kedua sahabat itu mengerjakan tugas, tiba-tiba suara yang tidak asing memasuki kelas mereka sembari mendekati kedua gadis itu dan menyerahkan sepucuk gulungan surat berpita dengan coklat batang kepada sarah.
" Sarah, ini ada surat dan coklat dari kawan kakak" Ucap Angga pada sarah, abel yang melihat hal itu malah terlihat jauh lebih antusias.
"Siapa namanya kak?" Tanya Abel sementara sarah cuman bisa menatap bingung.
"Si Ridho, anak Teknik elektornika yang waktu orientasi nyuruh sarah baca puisi" 
"Oh....aku inget kak, kakak kelas 11 yang lumayan manis tapi agak hitam itu ya?" Angga hanya mengangguk saja.
"Ciye...sarah" Goda Abel yang sangat bahagia akan hal itu dan merasa memang sarah adalah wanita sempurna yang memang sangat digilai oleh senior akhir-akhir ini.
"Yaudah kakak pergi dulu ya, jangan lupa nanti chat kak ridhonya ya dek dan nomornya ada disurat itu"
"Kenapa gak kakak itu aja yang ngasih kak?" Tanya Sarah.
"Malu dia dek, tapi kalau saran kakak hubungi aja kakak itu soalnya dia juga anak baik-baik kok dan cocok buat sarah"
"Kakak lagi mencomblangi nih ceritanya" Ledek Abel, sarah langsung mencubit lengan abel.
"Sarahnya udah suka sama orang lain kak" Tukas blak-blakan abel yang membuat sarah makin malu, tapi namanya juga abel yang merupakan mood booster sekaligus sahabat bagi sarah jadi apapun yang dilakukan abel sama sekali tidak bisa membuatnya marah.
"Loh sarah suka sama orang? siapa?" Tanya Angga yang tampak sangat kaget.
"Kenapa kakak kaget gitu?" Tanya abel lagi, sarah langsung menutup mulut abel dengan bukunya.
"Santai aja dek, lagian benar tuh abel kalau suka jangan suka dipendam sendirian" Angga tertawa kecil melihat tingkah sarah yang panik dan abel yang jahil menggoda sahabatnya itu.
"Kakak sebenarnya cukup kaget ya, soalnya sarah itu paling famous dikelas kakak dan setahu kakak ada beberapa orang gitu kawan kelas kakak yang suka sama sarah dan mana tahu salah satu diantaranya yang sarah sukai, ya kan bel?"
"Bukan kak, sayangnya orang yang disukai sarah itu gak peka" Lagi-lagi abel menggoda sarah dan membuat gadis itu membungkam mulut abel denagn tangannya sendiri.
"Kak, gak usah dengerin cakap abel ya.." Sarah mencoba tersenyum pada angga sembari berharap laki-laki itu tidak menyadari kalau sebenarnya angga lah orang yang disukai sarah.
"Kayaknya kakak lebih percaya abel deh, soalnya sarah misterius banget orangnya jadi tambah imut" Tawa angga, ia langsung mengelus rambut sarah secara spontan dan berjalan pergi tanpa berkata apa-apa.
Sarah hanya bisa tertegun kaku, ia belum bisa mencerna tindakan angga barusan yang semakin lama ia pikirkan malah membuatnya semakin berharap lebih pada angga.
"Sarah, tadi kak angga-" belum siap abel menyelesaikan kata-katanya, mendadak sarah langsung memotong .
"Udah yuk lanjut siapkan tugas kita!" Ajak sarah yang membuat mereka kembali fokus belajar.

Apakah kalian ingin mencintai dalam Diam seperti Sarah atau berusaha mendapatkan cinta dari sang pujaan hati selayaknya Abel yang berusaha meraih hati Z?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience