Abel sedari tadi melirik kearah ruangan markas PMR, ia ragu untuk menuju kesana tetapi disisi lain ia ingin segera menemui Kak Z. Cukup lama Gadis itu berpikir diantara kebimbangan hatinya, sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran seorang senior perempuan yang berpakaian baju bengkel untuk anak teknik elektronika sembari membawa laptop digenggaman tangannya .
"Kamu ngapain disini? kok saya lihat ngelirik ke ruangan PMR terus? " Tanya senior perempuan itu, abel hanya bisa cengar-cengir saja saat ini.
"Mau daftar atau gimana?" Tanya senior perempuan tersebut, siapapun pasti bakal mengira sedemikian soalnya saat ini kan memang tahun semester ganjil jadi pembukaan member baru di setiap anggota menjadi prioritas seluruh organisasi.
"Iya gitu kak" Jawab Abel singkat.
"Kami belum buka pendaftaran sih, emangnya ada yang ngajak kamu ya buat daftar? tahu dari siapa?" Tanya senior perempuan itu yang terlihat cukup ramah walaupun menghujani banyak pertanyaan pada abel.
"Kak Z, kemarin katanya kakak itu buat datang aja ke markas PMR"
"Oalah kak z ya, yaudah yuk masuk" Ia menarik tangan abel , sembari memperkenalkan dirinya disaat yang bersamaan.
"Kamu kelas 10 ya? kamu bisa panggil aku kalau ada bantuan ya, namaku itu Putri dan kelas 11 Teknik elektronika" Jelasnya panjang lebar, lalu ia membuka sepatunya sebelum masuk ke ruangan markas yang disusul oleh abel.
Didalam markas, abel bisa melihat ruangan yang tertata sangat rapi dan terdapat poster kesehatan disetiap dindingnya serta tumpukan piala kejuaraan didalam lemari kaca yanga da dipojok dinding dan 3 buah piala berukuran besar didalam kaca yang juga bersebelahan dengan lemari. Disebelah piala terdapat Sofa panjang yang saat itu diduduki oleh Z dan beberapa senior lainnya yang tengah menyantap mie sop sembari berbincang ria.
Abel benar-benar merasa malu dan canggung saat ini, bisa-bisanya ia menerobos masuk kedalam ruangan yang masih terasa asing baginya. Bahkan kalau dipikir-pikir hanya dialah kelas 10 saat ini yang berada di ruangan tersebut.
"Kak Z , ini ada adik kelas yang katanya disuruh kakak buat datang" Ucap Putri, ia bersalaman khas anak PMR dengan Z dan beberapa senior lainnya .
"Kamu namanya ... Ah, kamu itu abel ya?" Tanya Kak Z ragu, lalu tersenyum ramah pada abel sembari berdiri menghampiri Abel . Senyumannya saat ini membuat abel menjadi malu-malu dan salah tingkah, ia tidak bisa berbohong untuk berterus-terang bila kak z sangatlah manis dengan kulit putih dan suara beratnya yang mampu membungkam abel.
"Ini kursi, duduk dulu!" Perintahnya yang langsung memberikan kursi plastik pada abel yang saat ini berada diambang pintu, ia mengambil sebuah dokumen dan menyerahkannya pada abel.
"Maaf ya ruangannya agak sempit" Ucapnya, " Oh iya ini formulirnya ya" Abel langsung mengambil formulir itu dengan cepat sambil mengangguk saja.
"Ada yang mau ditanyakan lagi tentang PMR?" Tanya Kak Z yang kini berdiri dihadapan Abel karena memang tidak kebagian kursi.
"Kalau masih penasaran tentang PMR, Tanya aja sama kak Z ya bel soalnya kak z itu ketua pmr dan lebih berpengalaman disini" Sambung putri, ia tengah menyantap mie milik rekannya.
"Gak berpengalaman juga sih, tapi kalau kakak tahu bakal kakak jawab kok"
"Hmmm... Habis isi formulir, kemudian ngapain lagi kak?" Tanya Abel.
"Habis itu kalian orientasi buat anggota baru dan diksar, setelah itu kalian secara resmi menjadi bagian keluarga kami" Abel hanya mengangguk saja.
"Kegiatan di PMR itu apa aja kak?" Tanya abel lagi, ia sebenarnya belum terlalu tertarik dengan organisasi ini cuman tugasnya saat ini hanyalah membuat waktu percakapan dengan Z sedikit lebih lama sehingga mau gak mau dia harus mengajukan banyak pertanyaan.
"Banyak kok, ada donor darah dan kegiatan dari markas PMI kota serta kegiatan lomba PMR se - kota ataupun se-provinsi dan kakak yakin angkatan baru nanti bakal lebih hebat dari angkatan kami " Kak z menunjuk piala - piala besar tersebut.
'Piala basar yang satunya itu adalah piala dari lomba kreativitas se-sumut yang diraih oleh angkatan sebelum-sebelumnya dan tugas kita ialah mempertahankannya , dan dua piala lainnya itu piala yang baru aja kamu raih dua tahun lalu dan kakak harap angkatan kamu dan angkatan kelas 11 saat ini bisa mempertahankannya tahun ini" Kak Z tersenyum yakin.
Abel bisa melihat tatapan serius dari sorot mata Kak Z, ia baru kali ini melihat seseorang yang sangat mempercayai orang lain terutama adik-adik juniornya, kini abel merasa kasihan pada kak z sebab bagaimana nantinya bila ia kecewa apabila seluruh angkatan baru memiliki watak seperti abel yang sangat berbeda dengan Z yang begitu mencintai organisasi tersebut.
"Kak Z memang gitu bel, dia cinta banget sama organisasi PMR dan senior paling baik deh pokoknya" Ucap Putri keceplosan, ia langsung dicubit pelan oleh senior seangkatan Z.
"Oh gitu ya put, cukup tahu aku ya put padahal selalunya ku belikan makanan samamu dek" Sindir Salah satu angkatan Kak Z yang hanya sekedar bercanda.
"Bercanda kok kak, kakak kelas 12 baik-baik deh" Tukas putri yang langsung cari muka dengan seniornya yang membuat semua orang yang ada disana tertawa geli.
Abel bisa melihat ada ikatan kekeluargaan diantara mereka, sepertinya ini adalah organisasi yang cukup menyenangkan jika dilihat dari luar dan cukup hangat untuk orang-orang didalamnya seperti Z ataupun putri.
"Maaf ya dek, mereka emang suka gitu" Kak Z berusaha mengalihkan perhatian Abel yang tak berhenti tersenyum melihat tingkah seniornya itu.
"Iya kak, kayaknya kakak-kakak pada ramah ya"
"Iya dek"
"Hmm... berarti kapan kakak promosi organisasi ini ke kelas-kelas?" Tanya Abel semangat.
"Kayaknya besok udah mulai sih"
"Kenapa bel? adek maunya kak Z ya yang promosi ke kelasmu?" Ledek Putri, ia cukup senang menggoda seniornya yang tampan itu atau setidaknya paling tampan diantara kelas 12 yang menjadi anggota PMR .
"Ah..bukan gitu kak" Sanggah Abel yang sedikit panik.
"Jujur aja bel, kakak juga dulu terpesona sama kegantengan kak Z kok, makanya dulu kakak bela-belain gabung di sini " Mulut putri langsung dibungkam oleh senior perempuan yang terlihat cukup dekat dengannya.
"Lanjut Z, ribut kali memang si putri ini" Ucap senior itu, Z cuman bisa nyengir saja.
"Loh kak putri pernah suka sama Kak Z?" Tanya Abel keceplosan, ia langsung menutup mulutnya yang membuat Z malah tertawa.
"Bercanda kok kak putri itu dek, udah gak usah diambil pusing soalnya kami ini udah kayak keluarga jadi gak ada yang bakal kepikiran cinta-cintaan kok" Jelas Z, ia langsung meneguk air di gelas yang ada didekatnya .
"Oh gitu kak" Jawab Abel , ia sedikit lega kalau memang tak ada yang cinta lokasi di sini tapi tak menutup kemungkinan dia cukup sedih bila mendengarkan kenyataan kalau seluruh orang yang ada disini hanyalah dianggap keluarga oleh z yang mana otomatis nantinya Abel akan menjadi bagian keluarga Z saja.
"Bel, kayaknya kakak balik duluan ya soalnya mau les lagi. Kalau ada pertanyaan bisa tanyakan sama kakak-kakak lainnya atau besok aja pas kakak datang ke kelasmu" Kak Z mengambil ranselnya dan kunci keretanya dari atas meja.
"Oh iya kamu jurusan apa?" Tanya Z .
"TKJ kak" Z hanya mengangguk dan melakukan salam khas PMR pada setiap orang yang ada disana termasuk juga kepada Abel.
Begitu Z pergi, abel juga langsung bangkit dan berpamitan walaupun ia sempat menahan abel.
"Jangan lupa ya diisi formulirnya" Ucap putri, abel hanya mengangguk saja.
"Maaf ya, kak z emang gitu orangnya . Walaupun ganteng tapi ya gitu, gak asyik kalau digombalin apalagi kalau udah bahas cinta-cintaan pasti kabur duluan" Ucap Putri.
"Udah gak usah dengerin putri dek, lagian kakak tahu kok kamu gabung disini bukan kayak putri " Ucap senior perempuan itu.
"Iya kak, nama kakak siapa?" Tanya Abel sambil menyalam senior itu.
"Kak Mawar" Ucapnya ramah, lalu abel berpamitan pada mawar dan senior lainnya termasuk putri sembari membawa kertas formulir tersebut.
Kini ia sangatlah penasaran pada Z , lelaki yang selalu saja menghindari pembahasan percintaan pastilah orang yang hanya fokus pada pelajaran dan pendidikan saja yang mana otomatis akan menjadi sebuah tantangan bagi abel bila berhasil meraih hatinya.
Dengan senyuman penuh percaya diri sekaligus ragu, abel berusaha mencoba meyakinkan hatinya untuk tidak menyerah.
"Mungkin kalau aku yakin kak Z jatuh cinta sama aku nantinya, aku bakal keluar dari organisasi ini supaya gak dianggap keluarga lagi sama kakak itu" Gumamnya penuh prinsip.
Share this novel