DIA YANG BERNAMA Z

Romance Series 1461

Begitu bunyi bel sekolah berdering, seluruh murid berhamburan keluar kelas dengan ekspresi wajah yang sangat bahagia seakan baru saja mendapatkan kebebasan. Hal ini juga dirasakan oleh kedua sahabat yaitu Abel dan Sarah, terutama Abel yang sedari tadi merasa mengantuk selama pelajaran matematika yang mana secara realitanya memang kebanyakan murid akan merasa mengantuk ketika pembelajaran matematika ataupun sejarah, namun berbeda dengan Abel yang tampak sangat senang setiap kali pelajaran sejarah ataupun geografi yang baginya pelajaran itu adalah hal yang sangat menyenangkan.

"Ayo dong Sarah, kita harus cepat nanya sama Kak Angga!" Ajak Abel yang bersemangat, Gadis itu sangat berharap kalau Kak Angga mengenal lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.

"Tunggu dong, jalannya jangan cepat-cepat bel" Sarah berusaha mengikuti langkah kaki abel yang begitu cepat menuruni anak tangga .

Kini mereka berada dilantai dasar, sembari menunggu angga turun dari lantas tiga . Cukup lama keduanya berdiri di sana, ada sekitaran 15 menit sampai akhirnya orang yang dicari oleh kedua Gadis itu memperlihatkan batang hidungnya.

Angga terlihat sedang berbicara asik dengan kedua rekannya, namun begitu mendengar Abel memanggil namanya,  eskpresi angga langsung berubah tenang namun cukup ramah untuk seorang senior.

"Ada apa dek?" Tanya Angga.

"Kalau ada yang mau ditanyakan, mendingan kita ngobrol disana aja soalnya disini banyak orang yang mau lewat dan bentar lagi juga kakak kelas 12 bakal turun tangga"

"Iya kak" Jawab Sarah, ia dan abel langsung mengikuti angga menuju kearah taman kecil yang ada didepan gedung.  Kebetulan taman itu hanaya sekedar hiasan untuk mempercantiknya gedung jadi ukurannya tidak terlalu besar dan hanya dihias dengan rumput buatan yang sangat nyaman dipijak meskipun tanpa sepatu.

"Jadi ada apa kalian nemuin kakak?" Tanya Angga, ia menatap kedua gadis itu secara bergantian.

"Jadi gini kak, kakak kan salah satu anggota OSIS di sekolah ini jadinya kakak pasti cukup kenal dengan murid-murid yang ada di sini"

"Hmmm...lumayan sih, jadi ?" Tanya Angga lagi.

"Kakak tahu gak senior yang anak PMR dan namanya itu dari Z?" Tanya Sarah, Abel ikut menimpali dengan mengangguk berkali-kali.

"Namanya Z?" Tanya angga lagi mencoba memastikan.

"Iya, kakak senior yang tadi pagi ngangkat Sarah ke UKS" Abel terlihat antusias.

"Oh, itu namanya Kak Z"

"Lah, nama kakak itu memang Z? " Tanya Abel yang cukup bingung dan merasa geli akan nama unik lelaki itu.

"Iya, nama kakak itu kalau gak salah Z adnan wicaksana dan setahu kakak sih kalau kak Z itu ketua palang merah remaja dua periode disekolah ini"

"Wah keren dong dua periode, kalau boleh tahu dia jurusan apa kak? Kok gak pernah nampak diasrama?"

"Bentar deh, kamu nanyak-nanyak tentang dia itu kenapa ya? Abel yang suka atau sarah yang suka sama kak Z?" Angga memberikan tatapan curiga dan jahil kepada dua adik kelasnya itu, dengan cepat sarah langsung menggelengkan kepalanya.

"Bukan sarah kak, itu sebenarnya ada..ada..." Sarah tampak bimbang, ia tak ingin berbohong tetapi dilain sisi tidak mungkin ia berterus-terang pada angga kalau abel memang sedang menyukai Z.

"Aku yang suka sama kak Z , kak" Ucap Abel yang tak merasa malu dengan perkataannya barusan, setidaknya hal ini memberikan kelegaan dari sarah untuk tidak berpikir keras menyusun kebohongan .

"Hmmm...sudah kakak duga sih, soalnya kamu yang paling excited buat nanyak-nanyak kak Z" Angga melirik pada Sarah dan cuman tersenyum ramah saja pada Abel.

"Jadi sebenarnya kak Z itu kelas 12 Jurusan Teknik Permesinan, dia itu non asrama makanya kamu gak pernah ngeliat kakak itu"

"Permesinan? Berarti gedungnya itu jauh banget dari gedung TKJ kita?"

"Iya, lagian kakak itu jarang ke kantin jadi biasanya kita cuman bisa ngelihat dia pas hari Senin upacara bendera aja"

"Hufft.. berarti gak ada kesempatan ya buat kenalan sama kakak itu?" eskpresi wajah abel penuh harap, ia menatap angga sangat dalam seakan ia merasa kalau angga benar-benar bisa membantunya dan apalagi memang memang abel sudah mengenal angga semenjak orientasi kemarin meskipun kurang dekat tetapi kepribadian abel yang supel membuatnya tak perlu waktu lama untuk menjadi akrab pada angga yang kalau dipikir-pikir baru hari ini dia kembali mengobrol dengan angga semenjak beberapa hari usai mos berakhir.

"Ada sih, caranya ikut PMR supaya bisa ngelihat dia terus dan bisa masuk kedalam markas PMR juga"

"Gabung ke PMR?" Tanya Abel ragu.

"Ya gak ada salahnya sih bel, namanya juga usaha" Kata Sarah mencoba meyakinkan Abel.

"Hmmm...bentar deh, kak z itu udah punya pacar atau belum?" Tanya Abel lagi.

"Kalau itu sih kakak kurang tahu, coba aja gabung ke PMR supaya bisa tahu lebih banyak tentangnya"

"Hufft..." Abel hanya bisa menghela nafas saja, iya memang sedari awal tak pernah niat untuk bergabung ke dalam organisasi PMR karena memang rencana awalnya sebelum masuk sekolah, iya ingin bergabung di organisasi ke penulisan ataupun organisasi yang berhubungan dengan komputer.

"Kakak rasa cukup ya info dari kakak, soalnya kakak ada janji juga sama jia" Ucap Angga yang dibalas senyuman dari Sarah dan wajah lemas Abel.

"Iya kak, makasih ya infonya" Ucap Sarah, abel yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan langsung  blak-blakan tanpa berpikir panjang.

"Kak, nanti pas belajar malam boleh gak ajarin kami mata pelajaran matematika? Soalnya dengar-dengar kakak kan juara olimpiade matematika"

"Boleh sih, yaudah nanti malam kakak datang kalian datang ke kelas kakak aja ya"

" Yaudah gak usah.." Belum siap sarah berbicara, Abel langsung memotong perkataan nya.

"Janganlah kak, kita belajar di kantin aja kan malam masih buka kantin" Abel mencoba meyakinkan Angga.

"Jangan salah paham kak, maksudnya itu kalau dikelas kakak ataupun kelas kami malahan orang bakal berburuk sangka dan gak konsentrasi lagi mendingan dikantin aja sih" Selagi Abel berusaha menghasut Angga, ia juga berusaha menahan sarah untuk tidak berbicara.

"Oke deh, yaudah kakak pulang dulu keasrama ya" Angga langsung berjalan pergi, kini hanya menyisakan Sarah yang menatap kesal kearah abel .

"Abel, kamu gak boleh kayak gitu!"

"Apaan sih rah, kan cuman belajar bareng bukan maksud lain-lain jadi gak bakal buat gosip aneh deh" Abel meyakinkan dirinya kalau ia tak berbuat salah.

"Lagian kita kan bodoh kalau pelajaran matematika, jadi ada manfaatnya Dong bisa diajarin sama kak angga"

"Benar juga sih, yaudah maaf ya aku terlalu overthinking sama kamu"

"Iya sarah" Senyuman licik Abel mengembang, ia terlihat punya niat lain untuk sarah yang mana sepertinya abel berniat untuk menjodohkan sarah dengan angga.

Namun siapa juga yang bisa mengetahui isi pikiran seseorang, mungkin saja apa yang dikatakan oleh Abel memang benar bahwa ia tidak mempunyai maksud lain selain ingin belajar matematika.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience