Sewaktu melepasi simpang susur ke Kajang, sebuah kenderaan Toyota Vios menghimpit keretanya yang berada di laluan tengah dengan kelajuan 110km per jam. Shaheen terkejut lalu menekan hon kenderaan sebanyak dua kali. Mulutnya terkumat-kamit memarahi pemandu yang cuai tadi. Dari cermin sisinya, dia nampak pemandu kenderaan tersebut. ‘Huh! Perempuan rupanya,’ dengus Shakirana sedikit geram.
Shaheen kembali menyanyi kecil bagi meredakan rasa geram yang bertandang. Lagu Aishiteru itu sangat digemarinya sejak dari pertama kali lagu itu didengarinya. Sambil menyanyi Shakirana menjeling ketiga-tiga cermin bagi memastikan dia berada dalam keadaan selamat di atas jalan raya
Sesuatu yang sangat sulit tuk ku jalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang ku berpikir cari penggantimu
Saat kau jauh di sana
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu ku curiga
Entah penantianku takkan sia-sia
Dan berikan satu jawaban pasti
Entah sampai kapan aku harus bertahan
Saat kau jauh di sana rasa cemburu
Merasuk ke dalam pikiranku melayang
Tak tentu arah tentang dirimu
Apakah sama yang kau rasakan
Satu sendiri pikiran melayang terbang
Perasaan resah gelisah
Jalani kenyataan hidup tanpa gairah
Oo.. uoo.. lupakan segala obsesi dan ambisimu
Akhiri semuanya cukup sampai di sini
Dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
Ku mohon kau kembali
Kimita tuokukitemo
Kiminoi shuaguaratala
Shiniteruyo shiniteruyo
Wo wo wo.. a a ai aishiteru
Share this novel