Bulan januari

Romance Series 123

Tak terasa, Kelas 12 SMA, akan segera mengadakan UN, Sekarang kami disibukkan dengan perbaikkan nilai disemester satu, Nilai-Nilai ku banyak yang dibawah Angka 75, terlebih matematika yang nilainya 50, Ah... aku harus mengikuti sesi remid senin depan, apa bila aku gagal aku akan terus mengulang sampai nilai ku 75 atau lebih.

Rabu besok aku harus lebih awal pergi kesekolah, lalu kemudian meminta ijin kepada penjaga sekolah untuk memakai kelas kosong, untuk belajar kisi-kisi yang telah diberikan guru.

Hu...
apakah tubuhku ini bisa bertahan sejak awal januari hingga april nanti?
Semua tidak terkecuali diriku, merasakan ketegangan yang amat sangat, kami berpikir apakah nantinya nila-nilai kami akan memuaskan, di saat kami mendapatkannya?

"Aldi!"
seru ibu Nur kepada ku, di saat beliau melihat diriku yang sedang belajar diruangan kelas yang kosong ini, kemudian beliau masuk kekelas itu, menyapa diriku dan menanyakan tentang apa yang sedang aku pelajari disini.

"Nilai-Nilai ku anjlok bu, maka sebab itu aku sebisa mungkin mendapatkan waktu belajar yang maksimal, agar nilai-ku kembali
membaik." ucapku kembali fokus mempelajari rumus-rumus matematika.

Jam masih jam 6 pagi, kami biasanya memulai kelas di jam 8 pagi, yang artinya ada sekitaran 2 jam kurang untuk ku belajar.

"Grekkk." terdengar kursi tergeser, rupanya beliau menggeser kursi itu, lalu kemudian duduk menghadap kearah Ku, Kemudian beliau mulai mengajariku, syukurlah ada orang yang mau mengajariku diwaktu itu, sebenarnya aku sama sekali tak mengerti subjek ini semua.

"Trettt. trettt... trettt...!" bunyi bell masuk, kami pun menyudahi sesi belajar itu, aku berpamitan kepada beliau, "Kalau kamu mau belajar tambahan, kamu bisa kerumah ibu langsung, gratis kok." ucap beliau cengengesan.

Aku kembali ke kelas, menyapa teman-teman ku, dan pada akhirnya kami pun belajar dengan mata pelajaran IPA di awal jam, di pagi hari ini.

Huh...
aku rasa aku akan menerima tawaran beliau, apa lagi gratis, alias tak dipungut biaya.

Malam harinya aku pergi kerumah beliau, dari alamat yang beliau berikan harusnya ini rumah beliau, rumah sederhana dengan pagar setinggi dada ku, dari luar aku memanggil nama beliau, dan tidak telalu lama beliau pun muncul dari balik pintu rumah, mempersilahkan diriku masuk.

"silahkan duduk disini, tunggu ya ibu mau siap-siap dulu." ucap beliau, mempersilahkan diriku untuk duduk?

seperti tempat duduk ala jepang, duduk lesehan.
dengan meja yang super besar, dan tempat duduknya adalah bantal.

tak lama beliau muncul dengan dua gelas teh manis, lalu dihidangkan di meja itu.
kami memulai sesi belajar dengan mata pelajaran yang cukup sulit, yakni matematika.
beliau terus saja mengulangi-nya sampai aku benar-benar paham.
cukup sulit tapi saat aku merasa, aku sudah bisa menguasai ini, aku berpikir apa yang membuatku mendapatkan nilai-nilai buruk itu.

hari semakin larut kami pun menyudahi sesi belajar ini, aku berpamitan pulang kepada beliau, tempat duduk motor ku mulai mengebun ya karena jam sudah menunjukan pukul 10:30 malam.

aku bergegas pulang, hawa dingin menusuk kulit ku, saat aku berkendara, toko-toko sudah banyak yang tutup.
keramain yang tadinya ku lihat kini menghilang.

"Udah pulang nak? ganti baju Mu dan rendam tubuhmu di air hangat yang telah ibu siapkan." ujar ibu, aku mengiyakan saja, dan kemudian berjalan kekamar mandi.

"Ayah masih belum pulang bu?" tanyaKu kemudian masuk kedalam kamar mandi dan kemudian merendam tubuhku di air hangat yang telah ibu siapkan untuk diriku.

"Sudah, ayahmu langsung tidur karena kecapean."

prologe cerita ini berbahasa indonesia tidak terlalu baku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience