Tersesat dan masa muda

Romance Series 123

Yang Aku tunggu-tunggu akhirnya tiba, TO sudah di depan mata, aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengetahui hasil dari kerja kerasku.

TO dimulai di jam 8 pagi, setelah TO usai kami melanjutkan belajar seperti biasanya, Mata Pelajaran yang di ujikan hari ini Adalah Bahasa indonesia, Aku bukannya meremehkan Mata pelajaran yang satu ini, namun karena aku orang indonesia, aku cukup yakin bahwa aku akan menuntaskan mapel ini dengan lancar.

Pertanyaan yang paling banyak adalah majas, Entahlah aku sangat-sangat yakin bahwa mereka menekankan tentang pembelajaran majas.

Hampir 1 jam 30 menit aku mengerjakannya. masih tersisa 10 soal lagi, teman-teman yang lain sudah selesai mengerjakannya dan sekarang sedang beristirahat.

aku masih saja membolak-balikkan soal, mencari jawaban didalam soal, kalau-kalau ada yang nyangkut.

akhirnya aku bisa mengerjakan semuanya. Ku lihat jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. aku bergegas keperpus untuk mencari buku kisi-kisi UN.

saat aku sedang asyik mencari-cari buku yang ku perlukan, datang ketua kelas menghampiri ku, menyapa lalu kemudian duduk di meja baca, sedangkan aku masih saja asyik mencari buku kesana kemari.

"Kamu terlalu cepat melangkah, hingga kamu menghiraukan semuanya." ujarnya kepada Ku kemudian pergi begitu saja.
waktu itu aku tak tau maksud dari perkataannya.

"Selamat malam bu nur." sapa ku, dan beliau mempersilahkan aku masuk kerumahnya, seperti biasa, mengajariku dengan penuh kesabaran.

"Terhitung 2 bulan lebih kalian akan UN." ucap beliau, seketika itu aku berpikir, bahwa secepat itukah waktu berjalan? sampai-sampai aku tidak menyadari bahwa hari itu akan tiba.

"Saat-saat inilah, kebanyakan para murid menikmati kebersamaan yang tidak akan pernah kembali lagi, momen kebahagian yang akan menjadi kenangan saja."
terus beliau, lalu kembali mengajari ku tentang subjek bahasa inggris.

"Aku sekarang sedang tersesat."
ujar ku kepada beliau, ku lihat beliau hanya tersenyum dengan tetap menatap lembaran buku yang ada dihadapan beliau.

"Tak apa kamu tersesat, ibu juga pernah tersesat, memutari jalan itu-itu saja. kemudian berpikir sampai kapan jalan ini akan terus ibu putari."

beliau tiba-tiba bangkit, kemudian berjalan kearah dapur, mengambil air minum.
dan kembali lagi, sambil berkata kepada Ku.

"Saat kamu sudah menemukan jalan yang sesuai dengan apa yang kamu inginkan, kamu akan mengingat jalan yang pernah kamu putari sebagai sebuah kenangan, Kadang hidup harus mempunyai tantangan, jika hidup mu landai hingga tua nanti, tidak akan ada yang bisa kamu ingat dari kehidupan masa mudaMu, kamu tidak dapat bercerita kepada anak cucu mu tentang perjalanan hidupMu."

Aku khawatir bahwa, nilai ku tidak memuaskan, saat nilai-nilai para murid kelas 12 ditempel dimading, aku mendapati bahwa aku diperingkat 10 besar dari 160 murid kelas tiga, waw! Aku satu-satunya murid kelas 12D yang masuk 20 besar.
aku hanya buruk dalam bahasa inggris saja, 3 mapel yang lain cukup memuaskan, namun aku tidak bisa sombong atas pencapaian ku ini, karena ada yang lebih sulit, yakni UN.

"Waktu aku masih anak kecil, aku selalu saja melukai diri. terjatuh, membuat lutut berdarah. Semakin dewasa, aku harus berpikir, Tidak Di jangan jalan ini nanti kamu akan tersandung. Jangan Di, jangan Melompat nanti kaki Mu akan terkilir.
Aku mulai berpikir kritis, setiap apa yang ingin aku katakan, aku akan menundanya terlebih dulu, berpikir apakah perkataanKu ini menyakiti hati seseorang atau tidak, semakin dewasa, aku semakin berhati-hati menentukan tindakan ku."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience