Chapter 5~ Sepupu

Drama Series 901

   Rara mengerjapkan matanya Menatap seseorang didepanya dengan tatapan tak percaya.

"Lo ngapain disini sih?" Rara menariknya menuju lorong yang sepi.

"Ya nungguin lo lah. Lo tuh ditungguin dari tadi gak nongol nongol. Gue capek nungguin lo"

  "Udah puas ngocehnya? Ayo buruan pulang. Cowok kok mulutnya kayak cewek" Ujar Rara kesal.

  "Ih jadi cewek jangan jutek dong. Nanti gak ada yang naksir. Makanya kamu tuh contoh abang kamu yang ganteng ini"

  "Daripada lo ngomong gitu sama gue, mendingan lo ngomong aja ama kembaran lo" Ujar Rara sembari pergi meninggalkanya menuju mobil .

  Dia itu kakak sepupu Rara, kembaranya si Aksa. Dan heranya sifat dia tuh bagaikan langit dan bumi sama si Aksa.

Kalau si Aksa mungkin orangnya kalem, dingin, pendiam. Lah kalau ini? Petakilan, cerewet,nyebelin abis deh.
 
     Tapi persamaan diantara kembaran ini selain wajahnya sifat  penyayangnya juga sama.

Dan dibalik sifat penyayangnya pun ada perbedaanya juga. Si Aksa itu overprotective banget. Beda sama si Angkasa yang memberi kebebasan.

"Udah jangan ngoceh mulu, buruan ntar gue dicariin mommy" ujar Rara yang sudah didalam mobil.

  "Iya tuan Putri Rara Larasati yang cantik diantara keluarga monyet" Ujar Angkasa dengan cengengesan.

  "Bang secara gak langsung lo bilang, kalau lo monyet" ujar Rara dengan tampang datar sedatar triplek :)

  "Eh... Enggak kok, abang gak bilang gitu. Abang kan bilang kalau kamu monyet" Selain petakilan otak nih orang tuh radak goblok.eh?

   "Monyet itu punya saudara dan keluarga bang. Tadi abang bilang aku monyet terus abang kan saudara aku, berarti abang juga monyet. Dan abang secara gak langsung juga bilang kalau mamah,papah, Tante Linda, Om Surya itu monyet. Soalnya mereka kan keluarga aku" Jawab Rara panjang lebar dengan wajah sok polos.

  Angkasa menatap Rara dengan wajah cengonya. Dia berfikir nih orang yang daritadi sama dia tuh siapa.

  "ini Rara atau jelmanya cak lontong. Pinter bener bikin gue kicep" Batin Angkasa .

Skip

  "Assalamu'alaikum" Rara dan Angkasa memasuki rumah Rara.

Di ruang tengah sudah ada papah, mamah, Tante Linda, dan Om Surya yang sedang berbincang bincang.

  "eh ada Tante Linda sama Om Surya" sapa Rara dengan memamerkan senyum manis Rara.

  "Wah Rara,akhirnya udah pulang. Sini tante ada oleh-oleh buat kamu" ujar Tante Linda sembari menunjukan sebuah bingkisan bewarna hitam pada Rara.

   "Wah makasih ya tante" Jawab Rara sembari menerima bingkisan itu.

   "Kalau gitu Rara ke kamar dulu ya" pamit Rara pada mamah, papah, tante, dan om.

   Rara pun segera menuju ke kamarnya. Rara meletakan tas Rara diatas meja belajarnya. Rara duduk di kursi meja belajarnya.

   "Ini aneh, gue yakin ada yang gak beres sama tuh anak" Gumam Rara

Rara membuka handphone mililnya. Dia tampak sibuk dengan kegiatanya. Hingga......

  "Gotcha lihat gue nemuin lo" Gumam Rara dengan senyum misteriusnya.

  "Ra dipanggil nyokap lo tuh" Rara dikejutkan oleh seseorang yang sedang berada di depan pintu kamarnya.

  Rara menatap orang itu dengan kesal "Assalamu'alaikum abangku sayang" sapaku dengan menekankan salam.

Iya siapa lagi sepupu gue yang dinginya masyallah tapi ngangenin. Kembaranya si Angkasa, siapa lagi sih kalai bukan manusia dari kutub yang namanya Aksa.

  "Wa'alaikum salam" Jawab Aksa santai dengan wajah datar andalanya. Bikin kesel banget gak sih:(

   "Bilangin nyokap gue mau mandi dulu" Jawab Rara dengan wajah tak kalah datar dan dingin.

  "Wajah lo gak lucu" Ujar Aksa tetap pada style nya. Iya dingin  style Aksa itu dingin??

    "Gue gak ngelawak" Jawab Rara menirukan style Aksa. Lah dibales si Rara kan lo:p

   Setelah itu Aksa meninggalkan kamar Rara tanpa sepatah kata pun. Rara sudah terbiasa dengan sifat Aksa. Tapi tetap saja bila sedang bertemu Aksa, Rara selalu ingin mencabik-cabik muka Aksa.

   "Dasar Sepupu nyebelin, untung sayang" Gumam Rara pelan. Setelah itu Rara pergi ke kamar mandi dan menjalankan rituan mandinya.

Skip

  "Maaf mah, Rara lama" Rara menyapa Soya dan Hendri yang sudah duduk di meja makan. Oh, dan jangan lupakan dua anak kembar yang bagaikan langit dan bumi.

Eak, Jadi pengen nyanyi :p

"eh gak papa kok Ra" Jawab Rara dengan senyum manis andalanya.

"Pah,mah Tante Linda sama Om Surya mana? Terus kenapa nih kembaran disini" Tanya Rara.

  "Jadi kita gak boleh disini? Ih lu jahat banget sih Ra sama abang lo yang gantengnya melebihi oppa-oppa korea lo tuh" Ujar Angkasa dramatis.

  "Bukan Kembaran Gue" Ujar Aksa dengan wajah datar andalanya. Gak pegel apa mukanya?

"Ih bukan gitu. Gue kan cuma nanya, lo nya ja yang nyrocos mulu" Ujar Rara kesal dengan tingkah Angkasa.

  "Kok Malah berantem. Singkatnya, mereka bakal tinggal disini. Dan bakal pindah ke sekolah kamu" Ujar Hendri menengahi.

  "Hah?! Emang Tante Linda sama Om Surya kemana?" Tanyaku. Oh my, Kuping Rara bisa jebol kalau tiap hari ketemu si Angkasa. Dan mood Rara bakal ancur kalau tiap hari ketemu si Aksa.

  "Tante Linda sama Om Surya bakal pindah ke Jerman, dan abang kamu gak pengen pindah. Abang kamu masih pengen di Indonesia. Ya udah mereka tinggal disini. Sekalian jagain kamu di sekolah kalai ada yang ganggu kan" Jelas Soya panjang lebar.

"Hancur sudah rencana begadang buat nonton drakor. Hah.. Hancur sudah kehidupan bebas gue!" batin Rara.

  "Kenapa muka lo, kusut banget?" Tanya Aksa tanpa melirik Rara, dia tetap fokus pada makanan yang ada di depanya.

  Mendengar itu Rara sadar dari lamunanya. Ia mengubah raut wajahnya dengan senyum yang ergh yang agak dipaksakan :o

   "Ah, enggak kok Bang. Rara cuma kepikiran materi buat pelajaran nanti" Jawab Rara dengan senyumanya.

  Tiba-tiba terlintas ide jahil di otak Rara untuk menSkakMat manusia kutub di depanya itu.

  "Bang, abang gak suka ya? Kok muka abang kusut banget kayak baju belum disetrika" Tanyaku dengan wajah sok polos.

  "Makan tuh! Hinaan yang sangat halus tetapi sampai ke ulu hati" batin Rara bersorak.

  "Muka abang emang gini, mukamu tuh kusut banget kayak baju belum di cuci 1 tahun bau banget" Jawab Aksa. Gue bilang juga apa, Aksa tuh bisa jadi cerewet saat berhadapan dengan Rara.

Rara diam, ia memaki keras Aksa dalam hati. Dia mendapat serangan mendadak dari Aksa, dan seranganya berhasil meruntuhkan benteng Rara.
Namun bukan Rara kalau tidak bisa membalas Aksa.

  "Enggak kok bang, Rara dari tadi seneng kok. Muka Rara juga gak kusut. Soalnya Rara gak pernah sedih kalau doi gak peka" Ujar Rara dengan wajah sengaja diimutkan.

  Memang yang gue tau si Aksa ini ada naksur cewek, tapi si cewek gak tau. Salah dia juga sih sama si ceweknya aja dingin gimana tuh cewek.

"Wah sama Ra, gue juga. Soalnya si doi selalu peka sama gue. Dan juga gue nunjukin rasa suka gue secara nyata ke dia. Gak diem diem aja. Nanti kalau udah digebet orang kan sakit,Ra" ujar Angkasa menimpali.

  Memang kalau soal membully Aksa, jangan ditanya lagi Angkasa dan Rara lah juaranya.

   Merasa disindir Aksa tetap diam dan menikmati makananya "anjing menggonggong kafilah berlalu"

  Sedangkan Soya dan Hendri hanya menonton dan tertawa karena Aksa dibully.

 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience