Chapter 2~Dia

Drama Series 901

   Dan ternyata cowok itu adalah Bagas, orang yang sedari tadi Rara hindari.

   Rara kembali menetralkan detak jantungnya dan mencoba bersikap biasa saja.

   "ehm maaf" Ujar Rara menunduk. Cowok didepanya memandangnya dengan lekat.

    Karena merasa risih Rara memutuskan untuk pergi. Namun Bagas mencekal lenganya.

   "Lo pikir dengan merubah penampilan lo, gue lupa sama lo inget Rara,lo gak bakal pernah bisa lepas dari gue" bisiknya sebelum pergi meninggalkan Rara.

Deg

    Inilah yang Rara benci, dia tidak tau apa salahnya sehingga orang itu selalu mengganggunya.

   Sungguh jika mengingat hal bodoh yang pernah dilakukan Rara di masa lalu dia ingin sekali menenggelamkan dirinya di samudra.

Flasblack

    "Kak, aku suka sama kakak. Mau gak jadi pacar aku" Ujar seorang gadis berambut hitam yang dikepang dan memakai kacamata. Dia adalah Rara.

    Cowok yang didepanya hanya memasang muka datar dan dingin andalanya.

    "Hah? Cewe nerd kayak lo mau jadi pacar Bagas, nggak level" ujar seorang gadis cantik disamping Bagas.

    Ya, cowok yang ditembak Rara adalah Bagas. Rara berharap cintanya terbalaskan. Tapi..
  
    "Mimpi lo terlalu tinggi buat jadi pacar Bagas" ujar gadis satunya menimpali.

    Banyak yang memandang Rara dengan tatapan kasihan dan tak sedikit yang mencemooh Rara.

    Sungguh Rara sangat malu, dia menyesal melakukan ini. Dia terlalu berharap.

   "Lo udah tau jawabanya kan?" ujar Bagas dingin. Sungguh Rara mendengar suara patahan yang berasal dari hatinya.

   "Lo gak pantes buat gue" Ujar Bagas lagi. "Dan lo udah ngrusak mood gue. Gue pastiin hidup lo di sekolah ini gak bakal tenang" Ujar Bagas

    Mulai dari situ banyak yang membuly dan mencemooh Rara. Rara hanya diam dan tak melawan.

   Rara terdiam, dia mengingat hal yang begitu memalukan untuk diceritakan.

   Hingga ada suara yang membangunkanya dari lamunanya. "Woy Ra, lo gakpapa?" tanya Vania.

"eh, gue gak papa" Jawabku kikuk. "Lo kenal sama cowok tadi?"Tanya Anya.
"Gue kenal tapi gak terlalu deket, cuma teman sekolah aja" Jawabku.
Anya dan Vania hanya ber oh ria.

   Skip

   Rara memandang kaca jendelanya. Ditemani musik, dan sunyinya malam.

   Rara tak bisa berhenti memikirkan tadi. Rara benar benar takut.

Ceklek

   Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Rara. Terdapat wanita paruh baya dengan wajahnya yang masih terlihat ayu.

   "Ra, makan dulu yuk" ajak Mamah. "Iya mah" Jawab Rara. Dia segera turun ke bawah untuk makan malam.

  Setelah itu Rara menyapa papah dan mamahnya. Dia langsung duduk di meja makan dan memakan makananya.

   "Gimana sekolah kamu Ra?" Tanya papah.

  Rara terdiam sebentar. Dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.

   "Sekolah Rara menyenangkan pah, rara udah punya temen baru" ujar Rara dengan senyum manisnya.

  Sungguh Rara ingin sekali berteriak ingin dipindahkan sekolah karena ada monster di sekolah barunya.

  "Syukurlah kalau kamu suka"Ujar mamah.

    "Ya udah kalau gitu Rara ke kamar dulu ya mah pah" pamitku sebelum pergi meninggalkan meja makan.

   Rara menghela nafasnya, dia sangat capek dengan hidupnya. Bertemu dengan Bagas di dunia ini adalah suatu kesialan baginya.

  "Andai gue gak ketemu lo. Mungkin hidup gue akan baik baik aja gas" gumamku.

   "Tapi gue juga gak terlalu nyesel ketemu lo. Berkat lo, gue belajar banyak. Berkat lo gue tau artinya cinta. Berkat lo gu tau rasanya patah hati. Berkat lo sekaranfg ada Rara yang kuat" Gumanku.

   Selamat malam dunia, selamat tinggal masalalu dan selamat datang masalah baru.

 

  

   

   

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience