Aku sedang berjalan menuju kamar ibu tiriku. Aku juga sudah merencanakan akan diapakan dia. Jadi aku membuka kamar ibu tiriku dan mengucapkan" Hai, bu semoga mimpi indah " lalu, dia berkata" Wah, terima kasih kamu memang anak yang baik " Ya, tentu mimpinya pasti akan sangat menyakitkan. Setelah dia menyuruhku keluar, aku langsung maju menyerangnya dan menusukkan pisau ke perutnya. Dia menggeram kesakitan seraya bertanya kenapa aku melakukan ini. Aku menjawab dengan senyuman " Hanya untuk bersenang-senang " Tak lama kemudian, saudariku melihatku menusuk ibunya. Aku hanya tersenyum didepannya dan berkata " Kurasa ibumu sudah mati. Selanjutnya kamu..." Oh, Tuhan betapa senangnya aku membunuh ibu tiriku yang menjengkelkan itu dan juga anaknya yang sama menjengkelkannya.
Tak lama, ayah datang dan memeluk saudariku itu. Lalu, aku melihatnya memegang pisau dan berlari ke arahku. Tapi, dia gagal menusukku karena aku menusuknya duluan. Kini terbukti dia hanya menganggapku sebagai orang lain. Saudariku itu nampak ketakutan saat aku mendekatinya. " Apa yang kau takutkan, saudariku yang punya segalanya? Aku? Kematian? Atau kesengsaraan? " Dia hanya diam dan bergetar ketakutan. Akhirnya, saudari tiriku itu mati juga. Aku juga harus memastikan dia mati mengenaskan. Jadi, aku mengikat kepalanya dan menyeretnya kekamar mandi. " Inilah tempat peristirahatanmu, nyaman bukan? " Lalu, ibu tiriku kubuang ke tempat sampah setelah aku memotong-motongnya. Dan ayah? aku membuatkan makam untuknya. Walau dia orang yang b*j*n*a* dia tetaplah ayahku.
Share this novel