Setelah membunuh ayah dan keluarga tiriku, aku memutuskan untuk pergi kerumah ibu. Paling tidak, aku masih bisa melihatnya untuk terakhir kali. Tak lama aku menemukan rumah ibuku. Sungguh sebuah rumah sederhana nan indah. Dengan hati yang berdegup kencang, aku mencoba mengetuk pintu rumah itu. Lalu, seseorang membukakan pintu. Kulihat ibu disana terkejut lalu memelukku "Kemana saja kau, anakku? Aku sangat merindukanmu, Dewi..." Paling tidak, ayah tiriku sangat menyenangkan. Begitu pula dengan adik tiriku yang berbeda beberapa tahun dariku. Aku sangat senang ada keluarga yang mau menerimaku.
Keesokannya, ayah tiriku terlihat sedang berlatih ilmu bela diri. Aku hanya mengamatinya dari belakang sambil memakan roti bakar. Sesaat dia melihatku, ia tersenyum padaku dan berkata "Hei, apa kamu tertarik pada bela diri? Aku akan melatihmu kalau begitu." Betapa terkejutnya aku, dia benar-benar sosok ayah yang baik. Dia mengajarkanku banyak hal selama liburan. Sampai, akhirnya liburan selesai dan aku harus kembali sekolah. Aku sempat mendengar ayah tiriku berkata "Gunakanlah kekuatan dari apa yang kau pelajari untuk membela yang benar." Tentu saja, aku akan mengunakannya dengan baik. Aku benar-benar berterima kasih pada mereka yang telah menerimaku. " Terima kasih, ayah, ibu, dan adikku. Sampai jumpa lagi" Setelah itu aku melihat mereka semua menangis.
Share this novel