Ayara sekarang berada dikamar nya berdiri didepan cermin sedang mengamati wajahnya sekarang.
"Wajah gue yang sekarang kok gini sih? Gue kira bakal cantik, imut-imut kiyowo gitu eh tau nya dekil kek gini."
"Ayara Lo gimana sih, keluarga Lo kaya kenapa gak perawatan sih? Kalo gue jadi Lo gue bakal perawatan, shopping-shopping. Ya kali duit orang tua gak dimanfaatin dengan baik." Ucap Ayara terkikik geli.
"Eh bentar-bentar, ini apa?" Ucap Ayara seraya menyentuh pipinya penasaran.
"Lah ternyata cuma makeup?"
"Gue harus bersihin ini nih! Mana ya pembersih nya?" Ayara terus mencari pembersih wajahnya, ayara terus mengacak-acak meja riasnya demi mencari pembersih wajah yang tak tau dimana tempatnya.
"Anying, mana sih!?"
"Nah, ini dia, sekarang kita hapus makeup nya." Ayara mengambil kapas yang sudah diberi pembersih wajah, Dia sedang membersihkan wajahnya yg penuh dengan makeup.
"Njirr, wajahnya jadi putih, cantik gini Weh."
"Pipi gue kok gembull amat ya, jadi imut gini."
"Wajah cantik imut gini kok Lo tutupi makeup dekil sih?"
"Dah, sekarang kita liat lemari pakaian nya."
Ayara berjalan menuju lemari pakaian dan membukanya.
"Njirr, pakaian nya norak-norak semua."
"Lah gue pake nya gimana? Ya kali gue pake pakaian kek gini! Mana pakaian nya warna-warni gini lagi, nih anak gak tau style apa gimana sih?!" Ayara terus mencari pakaian yang sekiranya cocok diapakai nya.
"Nah ini dia, gak papa lah pake ini aja dulu, nanti minta duit bokap trus shopping deh."
"Yuhuuu... Jadi beban orang tua I'm coming."
Setalah itu, Ayara mengambil setelah baju tidur dan berjalan ke kamar mandi.
Tak henti-hentinya Ayara dibuat berdecak kagum dengan kemewahan mansion ini.
Tak butuh waktu lama, Ayara sudah selasai mandi, dengan berpakaian baju tidur bergambar beruang yang menambah kesan imut bagi Ayara.
"Ah.. segernya. Sekarang gue harus ngapain? Masih jam segini lagi! Oh iya, gue harus susun rencana dulu, kelanjutannya pikir nanti. Kayaknya musuh gue orang yang berbahaya, buktinya orang tua Ayara aja belum nemuin pelaku nya, si Ayara juga belum bisa nemuin. Cctv ditempat kejadian juga gak ada pasti udah dihapus." Pikir Ayara.
"Mana Lo gak ngasih gue ingatan Lo lagi, gimana gue harus nyari buktiknya anying."
"Hai kak Ayana" bisikan panggilan itu terdengar di telinga Ayara.
"Anjing, Siapa Lo? Gak ada orang? Lo jangan macem-macem sama gue ya, gue gak takut sama Lo demit." Teriak Ayara demi menutupi ketakutannya, Ayara paling takut kalau berhadapan dengan yang namanya makhluk halus, lebih baik dia menghadapi musuh yang berbahaya daripada menghadapi makhluk halus.
"Jangan takut kak, aku Ayara."
"Jangan bohong Lo, dimana lo.?"
"Aku disebelah kakak."
"Pas banget ada Lo, gimana gue harus cari bukti kalo Lo gak ngasih ingatan lo demit?!"
"Kok demit sih kak? Gak elit banget."
"Terserah gue dong, gue sekarang Ayara bukan Ayana lagi. Kasih gue ingatan Lo kek buat nyari pelakunya, kalo gue gak inget gimana gue nyari pelakunya Anying!?"
"Nanti aku kasih ingatan nya secara bertahap ya kak, kalau langsung aku takut kakak gak kuat."
"Y udah cepet, gimana gue nemuin pelakunya?"
"Pembunuh kakak aku, ada tato gambar naga kecil ditangan kanannya, orang yg bunuh kakak aku orang dewasa yang satu anak perempuan seumuran sama kayak aku waktu itu, tapi aku gak inget jelas Wajahnya yang aku ingat jelas dia pakai liontin bergambar seperti naga melingkar."
"Oke, gue yakin banget gambar itu lambang kelompok gengster atau apalah gue gak terlalu paham masalah lambang2 kek gitu, walaupun gue tadinya ketua geng motor tapi gue gak pernah berurusan dengan gengster."
"Sebenarnya orang itu ngincar aku kak, mereka mau bunuh aku tapi kakak aku ngelindungi aku jadi kakak aku yang terbunuh."
"Jadi gue harus cari tau lambang itu dulu, Kalo masalah ini gue harus minta bantuan Gara."
"Oh iya, tubuh gue gimana?"
"Tubuh kakak meninggal sudah dimakamkan."
"Koid? Jadi gue gimana nanti?"
"Maaf ya kak, aku harus pergi sekarang."
"Ehh bentar, gue belum selesai ya demit, main pergi-pergi aja Lo."
"Akh, sial, gue gimana nanti? Kalo gue ketemu Gara sekarang pasti Gara gak akan percaya." Monolog Ayara.
Ayara pengen nangis sekarang, gimana nanti kalau semuanya sudah selesai? Apakah Ayara yang asli akan kembali ketubuhnya trus dia akan meninggal?
"Jalani aja dulu, ini kesempatan gue. Gue juga udah janji sama Ayara buat bantu dia. Selebihnya pikir nanti."
"Pusing gue, bobok cantik dulu ah."
•••••••••••••
Tok tok.....
Suara ketukan pintu mengusik tidur nyenyak gadis cantik nan imut itu, walaupun agak mengganggu Ayara tetap tertidur tanpa bangun.
Tok tok....
"Non Ara, bangun ditunggu untuk makan malam" suara bibi Tutik mengusik tidur Ayara.
Engggh.....
Perlahan kelopak mata cantik tersebut terbuka menampilkan bola mata hitam bulatnya.
"Jam berapa ini?"
"Non, bangun makan malam." Ucap bibi Tutik.
"Iya bi, Ara udah bangun." Jawab Ayara sedikit keras berharap bibi Tutik mendengarnya.
Ayara bangun dan menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.
Tak butuh waktu lama Ayara sudah terlihat lebih segar. Ayara berjalan keluar kamar menuju ruang makan.
"Nih rumah gede amat, mana sih ruang makannya? Capek gue turun tangga." Gerutu Ayara.
Ayara terus berjalan menuruni tangga seraya melihat-lihat dimana ruang makan berada, saat sorot matanya berhasil menemukannya Ayara langsung berlari menuruni tangga menuju ruang makan berada.
"Daddy Mommy.... Ara Cantik datang.." teriak Ayara seraya berlari.
"Sayang jangan lari." Ucap Dave tegas.
Mendengar teriakkan Ayara semua penghuni ruang makan menoleh ke arah Ayara.
Begitupun dengan Abang twins nya menoleh kearah Ayara dengan tatapan kaget.
Bagaimana tidak kaget biasanya Ayara keluar kamar pakai makeup nerd nya sekarang lihatlah wajah bulat putih cantik dengan pipi gembul, bola mata hitam bulatnya menambah keimutannya.
"Itu beneran Ayara kah? Adek gue imut banget njir." Batin Alzaf
"Adek gue udah berubah." Batin Elzan.
"Sini sayang." Ucap Dave menyuruh Ayara maju kearahnya.
Setelah Ayara sampai disamping Dave yang sedang duduk dimeja makan, Dave langsung memegang pinggang Ayara menuntun Ayara untuk duduk di pangkuan nya.
"Njirr, nih si bokapnya Ayara, kek sugar daddy, kalau bukan bokap gue sekarang udah gue pacarin kali ya Mayan dapet sugar Daddy." Batin Ayara terkikik geli.
"Daddy seneng kamu udah berubah sayang, Daddy bahagia kamu udah ceria, manja kek gini. Daddy kangen putri kecil Daddy yang sekarang." Ucap Dave seraya melihat Ayara yang sekarang menatap Dave. Dapat Ayara lihat bahwa Daddy nya ini bahagia.
"Sayangnya gue bukan Ayara, Ayara udah gak ada, seharusnya Ayara yang ngerasain ini." Batin Ayara sedih.
Ayara langsung memeluk Daddy nya. Abang kembar dan Mommy nya yang melihat itu juga ikut bahagia.
Ingin rasanya Abang kembar nya memeluk adik kecilnya tapi mereka takut mendapat penolakan oleh adik kecilnya.
Masih segar diingatkan mereka, adiknya itu tidak pernah mendekat kearah mereka, bahkan setiap mereka mendekat dan berusaha berbicara dengannya, Ayara langsung pergi menjauh sebelum mereka berbicara.
Merasa pelukannya cukup, Ayara melepas pelukannya dan beralih menatap si kembar.
BSikembar yang ditatap intens oleh sang adik gelagapan karena ketahuan melihat kearahnya.
Sikembar langsung melirik kearah lain.
"Kenapa liatin Ara kek gitu?".
Deg.
Sikembar tersentak kaget. Bagaimana tidak kaget belum pernah Ayara berbicara dengan mereka terlebih dahulu, dan sekarang Adik mereka berbicara dengan mereka terlebih dahulu, sikembar merasa senang sekarang.
Sikembar tetap diam tanpa menjawab pertanyaan adik imutnya itu. Mereka masih dalam mode kaget on ternyata.
"Kok diem sih, Abang twins gak kangen sama Ara yah?" Ucap Ara sedih sedikit menunduk.
"Dad, Abang gak kangen sama Ara." Ucap Ayara dengan mata berkaca-kaca seraya menatap Daddy nya.
"Alzaf Elzan." Ucap Dave dengan sedikit kencang guna menyadarkan sikembar dari rasa terkejut nya.
Mendengar ucapan Daddy nya, sikembar pun langsung sadar, dan menoleh kearah Ayara, melihat Ayara yang sudah berkaca-kaca siap menumpahkan air mata nya, sikembar gelagapan dan langsung berlari kearah Ayara dan memeluk gadis cantik tersebut.
"Kita kangen sama Lo dek." Ucap mereka bersama.
"Ara juga kangen sama Abang twins, maafin Ara yah udah ngejauh dari Abang."
"Kita maafin princess."
"Udah-udah sekarang kita makan." Ucap Rasti, Rasti benar-benar bahagia keluarga kecilnya sekarang lebih hangat lagi, ia berdoa semoga keluarga kecilnya selalu bahagia seperti ini.
"Oke Mom."
Mereka makan dalam diam sudah jadi peraturan yang dibuat oleh sang kepala keluarga kalau saat makan tidak boleh ada yang berbicara.
Sugoi...... 1000 kata lebih nih
Share this novel